Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

38

A. Hasil

1. Pertumbuhan Rata – rata Berat Ikan Selama 2 Minggu Peningkatan berat ikan patin selama 5 bulan pemeliharaan menunjukkan bahwa pakan yang diberikan mengandung cukup energi dan memenuhi kebutuhan ikan untuk tumbuh Sugianto, 2007.Dengan kebutuhan nutrisi yang tercukupi, maka kebutuhan energi untuk kegiatan metabolisme ikan juga terpenuhi.Dari hasil penelitian yang telah dilakukanmengenai pengaruh perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong terhadap pertumbuhan berat tubuh ikan patin, diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Pertumbuhan berat ikan patin Keterangan : P1 = Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari P2 = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari P3 = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari K - = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 b er at t u b u h i k an r at a- ra ta g minggu ke- Pertumbahan berat ikan patin g K - P1 P2 P3 K + 39 K + = Pelet komersial MLP3 Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan berat ikan patin.Gambar 4.1.menunjukkan bahwa pertumbuhan berat ikan patin pada perlakuan K- tepung onggok singkong tanpa fermentasi menghasilkan berat ikan terendah sedangkan perlakuan P2 tepung ongok singkong fermentasi 3 hari memberikan berat ikan patin tertinggi dibandingkan perlakuan P1, P3, dan K -. Namun pertumbuhan berat ikan pada perlakuan P2 lebih rendah dari perlakuan kontrol positif atau pelet komersial MLP3. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji Anova Tabel 4.1, perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap pertumbuhan ikan patindengan nilai F observed = 1.195lebih kecil dari nilai Sig = 0,326 , atau dengan kata lain, tidak signifikan. Jadi keempat perlakuan tersebut meningkatkan pertumbuhan berat ikan patin, namun rata-rata pertambahan berat ikan patin antar perlakuan tidak berbeda secara nyata. Tabel 4.1 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Ikan Patin. Multiple Comparisons 40 Beratikan LSD I perlak uan J perlakuan Mean Difference I- J Std. Error Sig. 95 Confidence Interval Lower Bound Upper Bound K- P1 -3.755 22.502 .868 -49.08 41.57 P2 -26.010 22.502 .254 -71.33 19.31 P3 -9.686 22.502 .669 -55.01 35.64 K+ -41.780 22.502 .070 -87.10 3.54 P1 K- 3.755 22.502 .868 -41.57 49.08 P2 -22.255 22.502 .328 -67.58 23.07 P3 -5.931 22.502 .793 -51.25 39.39 K+ -38.025 22.502 .098 -83.35 7.30 P2 K- 26.010 22.502 .254 -19.31 71.33 P1 22.255 22.502 .328 -23.07 67.58 P3 16.324 22.502 .472 -29.00 61.65 K+ -15.770 22.502 .487 -61.09 29.55 P3 K- 9.686 22.502 .669 -35.64 55.01 P1 5.931 22.502 .793 -39.39 51.25 P2 16.324 22.502 .472 -61.65 29.00 K+ -32.094 22.502 .161 -77.42 13.23 K+ K- 41.780 22.502 .070 -3.54 87.10 P1 38.025 22.502 .098 -7.30 83.35 P2 15.770 22.502 .487 -29.55 61.09 P3 32.094 22.502 .161 -13.23 77.42 ANOVA Beratikan 41 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 12103.120 4 3025.780 1.195 .326 Within Groups 113927.520 45 2531.723 Total 126030.640 49 2. Kelangsungan Hidup Sintasan Penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi dalam waktu yang berbeda tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kelangsungan hidup benih ikan patin.Kelangsungan hidup ikan patin dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain pemeliharaan, kualitas air, penyakit dan makanan yang diberikan. Dari hasil pengamatan dan pengukuran selama penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 88 90 92 94 96 98 100 102 K - P1 P2 P3 K + K el an g su n g a n H id u p Perlakuan Kelangsungan Hidup Ikan Patin K - P1 P2 P3 K + 42 Gambar 4.2 Kelangsungan Hidup Ikan Patin Keterangan : P1 = Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari P2 = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari P3 = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari K- = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi K+ = Pelet komersial MLP3 Uji Survival Rate SRmenunjukkan bahwa masing-masing uji pada tiap perlakuan memberikan kelangsungan hidup yang berbeda. Kelangsungan hidup pada perlakuan K-, P1 dan K+ mencapai 100 kemudian disusul perlakuan P2 dengan kelangsungan hidup 95, dan P3 dengan kelangsungan hidup 92,5. Menurut Suyanto 2005, angka mortalitas kematian yang mencapai 30 – 50 masih dianggap normal. Berdasarkan analisis uji normalitas, hasil yang diperoleh pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai sig 0,05 yang berarti bahwa data berat ikan yang didapatkan berdistribusi normal. Sedangkan analisis uji homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 0,688 dan nilai sig 0,604 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap perbedaan lama waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin memiliki varians yang sama homogen. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tests of Normality Perlakuan Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Berat P1 .142 10 .200 .938 10 .536 43 3. Kualitas Air Air merupakan media penting bagi kehidupan ikan. Kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Parameter air diamati untuk menentukan kualitas perairan diantaranya adalah suhu, derajat keasaman pH dan kandungan oksigen terlarut DO. Data dari suhu, pH, dan DO selama penelitian dapat dilihat dari gambarberikut : ikan P2 .108 10 .200 .964 10 .834 P3 .091 10 .200 .977 10 .948 P4 .090 10 .200 .975 10 .933 K .084 10 .200 .982 10 .974 Test of Homogeneity of Variances Berat Ikan Levene Statistic df1 df2 Sig. .688 4 45 .604 44 Gambar 4.3 Pengukuran suhu selama pemeliharaan ikan patin Gambar 4.4 Pengukuran pH selama pemeliharaan ikan patin 25,5 26 26,5 27 27,5 28 28,5 29 29,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K is a ra n s u h u Pengukuran ke- Suhu Air K - P1 P2 P3 K + 6,4 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K is a ra n p H Pengukuran ke- pH Air K - P1 P2 P3 K + 45 Gambar 4.5 Pengukuran DO selama pemeliharaan ikan patin Keterangan : P1 = Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari P2 = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari P3 = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari K - = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi K + = Pelet komersial MLP3 Hasil pengukuran kualitas air yang meliputi parameter fisika dan kimia air disajikan pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5. Kualitas air selama pemeliharaan dalam kisaran normal untuk budidaya ikan. Pada gambar 4.3 mengenai pengukuran suhu selama pemeliharan ikan patin dalam kisaran normal yaitu 27 – 29,1 C.Sedangkan untuk Gambar 4.4 pH dan Gambar 4.5 DO juga berada dalam kisaran normal. Untuk pH di antara 7,0 – 8,0 dan DO di antara 3,4 – 5,2 mgL. Kualitas air selama pemeliharaan, diuji dengan menggunakan uji statistik dengan uji Variabilitas ketersebaran untuk menunjukkan data yang diperoleh diantara 3 perlakuan dan 2 kontrol lebih serupa atau sangat berbeda dapat dilihat pada tabel berikut : 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K is a ra n D O Pengukuran ke- DO Air 46 Tabel 4.3 Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Patin Perlakuan Ph Suhu DO K - 7,28 ± 0,21 28,15 ± 0,54 4,67 ± 0,37 P2 7,33 ± 0,20 28,15 ± 0,61 4,67 ± 0,40 P3 7,38 ± 0,22 28,15 ± 0,56 4,67 ± 0,43 P4 7,34 ± 0,24 28,15 ± 0,50 4,67 ± 0,38 K + 7,30 ± 0,23 28,15 ± 0,60 4,67 ± 0,43 Keterangan : P1 = Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari P2 = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari P3 = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari K- = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi K+ = Pelet komersial MLP3 Dari hasil uji Variabilitas kualitas air, Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan pada setiap perlakuan lebih serupa atau tidak jauh berbeda.

B. PEMBAHASAN