7
Ikan Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan.Ikan Patin tidak memiliki sisik, kepala
ikan Patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Panjang tubuhnya dapat
mencapai 120 cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang
berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi pada bagian belakang, sedangkan jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah Kordi,
2005.
2. Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Patin
Ikan patin banyak dijumpai pada habitat atau lingkungan hidup berupa perairan air tawar, yakni di waduk, sungai–sungai besar dan muara–muara
sungai.Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang-
liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada
menjelang fajar.Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu
bertahan pada lingkungan perairan yang jelek Kordi, 2005.
8
3. Pertumbuhan Ikan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang, berat maupun volume dalam waktu tertentu.Pertumbuhan ikan biasanya diikuti dengan
perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan.Pada pertumbuhan normal terjadi rangkaian
perubahan pematangan
yaitu pertumbuhan
yang mengikutsertakan
penambahan protein serta peningkatan panjang dan ukuran Ganong, 1990. Pertumbuhan ikan dapat terjadi jika ada materi untuk membangun suatu
struktur atau organ dan energi untuk proses pembangunannya. Protein, karbohidrat dan lemak diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi
untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Selanjutnya agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang
dikonsumsi ikan akan mengalami proses metabolisme Handayani, 2001. Pakan dengan kandungan protein rendah akan mengurangi laju
pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak dan asam lemak
akan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Kelebihan protein dan lemak akan mengakibatkan pertumbuhan lemak di hati dan ginjal, sehingga ikan
menjadi gemuk, nafsu makan berkurang dan bengkak disekitar perut Afrianto, 2005.
Pencernaan lemak secara intensif dimulai pada segmen usus. Garam
9
empedu dan lipase pankreatik akan mengubah lemak menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut micel yang akan diserap oleh dinding usus.
Beberapa lemak yang disimpan sebagai trigliserida dapat dikonversi menjadi fosfolipid dengan melepas satu dari tiga asam lemak dari gliserol dan
menggantikannya dengan kelompok fosfat.Fosfolipid sebagai komponen penting dalam pembentukan struktur membrane sel sehingga esensial dalam
membentuk jaringan baru.Lemak tidak jenuh pada ikan dapat dicerna dan diasilmilasi tetapi biasanya tidak dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau untuk
energi dan hanya terakumulasi di dalam otot dan sebagai lemak organ dalam Fujaya, 2004.
Karbohidrat dalam pakan umumnya berbentuk senyawa polisakarida, disakarida, dan monosakarida.Karena tidak memiliki air liur maka pencernaan
karbohidrat dimulai pada segmen lambung, tetapi secara intensif tejadi pada segmen usus yang memiliki enzim amylase pankreatik.Karbohidrat diserap
oleh dinding usus dalam bentuk glukosa, setelah diabsorbsi oleh sel, glukosa dapat segera diubah menjadi energi atau dapat disimpan dalam bentuk
glikogen Fujaya, 2004.
4. Kebiasaan Makan