25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu mengujikan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan kapang
Rhizopus oryzae pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin.Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap RAL
satu faktor. Adapun dalam penenlitian ini terdapat tiga jenis variabel yaitu : 1.
Variabel bebas : Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong Terdiri dari 4 perlakuan dengan perbedaan waktu fermentasi dan kontrol.
Tabel 3.1 Perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong Kode
Perlakuan
P1 Fermentasi 1 hari
P2 Fermentasi 3 hari
P3 Fermentasi 5 hari
K+ Pelet Komersial MLP3
K- Tanpa fermentasi
2. Variabel terikat : Besarnya berat basah ikan pada setiap kali pengukuran
sampai dengan penetapan akhir percobaan 3.
Variabel terkontrol : ketinggian kolam 1,5 m dan panjang kolam 5 x 1,5 m,
26
pemberian pakan sebanyak 3 dari total berat ikan.
B. Batasan Penelitian Definisi Operasional
Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini perlu
diadakan pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Subjek dalam penelitian ini adalah ikan patin
2. Jumlah ikan yang digunakan untuk penelitian sebanyak 40 ekor
3. Penelitian ini menggunakan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok
singkong yaitu 1, 3, 5 hari
4. Perlakuan yang digunakan untuk penelitian yaitu sebagai berikut :
a. Perlakuan P1
: Tepung onggok singkongfermentasi 1 hari b.
Perlakuan P2 : Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari
c. Perlakuan P3
: Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari d.
Kontrol negatif : Tepung onggok singkong tanpa fermentasi
e. Kontrolpositif
: Pelet komersial MLP3 5.
Penelitian yang akan dilakukan mencakup pertumbuhan ikan patin berat tubuh ikan dari awal sampai akhir.
C. Alat dan Bahan
1. Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : satu kolam beton berukuran 5 x 1,5 m yang di bagi menjadi 5 kolam dengan
sekat jaring berukuran 1 x 1,5 m, mesin pencetak pakan, panci pengukus,
27
kompor gas, pisau, timbangan digital, baskom, ember, kertas label, plastik, jaring ikan, pH meter, termometer, DO meter, kamera, ayakan, pengaduk,
kain lap dan alat tulis. 2.
Bahan Penelitian Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Ikan uji :
Ikan uji adalah ikan patin yang berasal dariPasar Cangkringan yang telah dibesarkan selama 2 bulan sejak penebaran bibit awal di kolam
uji.Jumlah bibit yang disebarkan di kolam uji sebanyak 40 ekor per kolam.
b. Pakan Uji :
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung ikan, tepung onggok singkong,onggok singkong, minyak jelantah, dedak
dan ragi tempe Rhizopus oryzae yang sudah dilarutkan dalam air.Komposisi bahan-bahan baku yang digunakan sebagai formulasi
pakan dapat dilihat di Tabel 2.
Tabel 3.2 Komposisi Bahan Baku Pakan
Bahan Pakan
Perlakuan P1
P2 P3
K - K +
Tepung Ikan 40
40 40
40 -
Tepung Onggok
Singkong 30
fermentasi 1 hari
30 fermentasi
3 hari 30
fermentasi 5 hari
30 tanpa
fermentasi -
28
Daun Singkong
10 10
10 10
-
Minyak Jelantah
5 5
5 5
-
Tepung Kanji
5 5
5 5
-
Dedak 10
10 10
10 -
Keterangan : K Positif + = pelet komersial MLP3
D. Cara Kerja 1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan adalah persiapan pembuatan pakan ikan
mandiri dan persiapan pembuatan tempat pemeliharaan ikan.
a Cara pembuatan pakan : bahan baku yang digunakan seperti tepung
ikan,tepung onggok singkong, daun singkong, air, tepung terigu dan minyak jelantah tersebut ditimbang sesuai dengan formulasi pakan.
Namun untuk perlakuan P1, P2, P3 tepung onggok singkong yang digunakan terlebih dahulu difermentasi dengan kapang Rhizopus oryzae
yang sudah dilarutkan dalam air dengan menambahkan urea dan difermentasi sesuai dengan perlakuan. Kemudian bahan-bahan tersebut
dicampur hingga homogen. Proses selanjutnya adalah pencetakan pakan dan pengeringan dengan penjemuran selama dua hari. Lampiran 1 2
b Pembuatan tempat pemeliharaan ikan meliputi pembersihan kolam dan
pemasangan sekat kolam dengan jaring
29
2. Pelaksanaan
Ikan ditempatkan dalam kolam yang sudah di sekat dengan jaring berukuran 1 x 1,5 m sebanyak 40 ekor per kolam. Ikan uji berukuran 7-8cm
dengan berat rata-rata 10 gram.Pemeliharaan dilakukan selama 5 bulan.Frekuensi pemberian pakan yaitu 2 kali sehari yakni pagi dan sore.Pagi
pada pukul 07:00 dan Sore pada pukul 16:00 dengan feeding rate FR 3 dari bobot tubuh ikan.Selama masa pemeliharaan dilakukan pengukuran berat
tubuh ikan Patin setiap 2 minggu sekali. 3. Pengamatan
Selama penelitian berlangsung parameter yang diamati adalah pertumbuhan berat mutlak, Survival RateSR dan kualitas air media
pemeliharaan.
a. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie 2003. Wm =Wt
−Wo Keterangan :
Wm = Pertumbuhan berat mutlak g
Wt = Berat rata-rata akhir g
Wo = Berat rata-rata awal g
b. Kelangsungan Hidup atau
Survival Rate SR
Survival rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan
30
budidaya merupakan indeks tingkat kelangsungan hidup suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan
dipanen. SR ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Jika ikan yang hidup saat panen banyak dan
yang mati hanya sedikit tentu nilai SR akan tinggi, namun sebaliknya jika jumlah ikan yang mati banyak sehingga jumlah ikan yang masih
hidup saat dilakukan pemanenan tinggal sedikit tentu nilai SR ini akan rendah.
Kelangsungan hidup SR diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. 1991, yaitu :
SR = [Nt No] x 100 Keterangan :
SR : Kelangsungan hidup Nt : Jumlah ikan akhir ekor
No : Jumlah ikan awal ekor
c. Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah: pH air, suhu air, oksigen dan terlarut DO. Hasil pengukuran kualitas air dirata-
ratakan dan
dihitung menggunakan
uji statistik
Variabilitas ketersebaran. Parameter tersebut diukur setiap 2 minggu sekali dengan
cara sebagai berikut : 1.
pH
31
Untuk mengukur pH digunakan alat ukur pH meter.pH meter dinetralkan terlebih dahulu tepat pada 7,0. Kemudian dicelupkan ujung
pH meter pada air di masing-masing kolam, sampai angka yang ditunjukkan.
2. Suhu
Untuk mengukur suhu digunakan termometer laboratorium. Dengan cara memasukkan termometer laboratorium kedalam air pada kolam
yang kan di ukur. Amati perubahan alkohol atau raksa yang ada di dalam termometer.
3. DO
DO di ukur dengan seperangkat alat test kit yang berisi bahan-bahan untuk mengukur DO.Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar
oksigen terlarut adalah :
Mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 125 ml tidak boleh ada udara yang masuk
Kemudian menambahkan 1 ml MnSO
4
dan 1 ml NaOH dalam botol BOD
Tutup botol tersebut dan kocok hingga larutan homogen dan terjadi
endapan
Langkah selanjutnya menambahkan 1 ml H
2
SO
4
pekat kemudian menutup botol BOD
Kocok sampai endapan hilang dan larutan berwarna kuning
32
Setelah itu memasukkan 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250ml
Melakukan titrasi dengan 0,025 N Na
2
S
2
O
3
hingga larutan berwarna kuning muda
Menambahkan 2 tetes amilum, apabila timbul warna biru
Melanjutkannya dengan titrasiNa
2
S
2
O
3
0,025 N hingga bening.
F. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Complete Randomized Design.Menurut Fathul dkk, 1997Complete Randomized Design atau
rancangan acak lengkap RAL merupakan rancangan dasar dengan berbeda perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan.Ciri khas
percobaan ini yaitu bahan percobaan yang digunakan harus bersifat homogen. Dalam rancangan penelitian ini dilakukan pembuatan denah percobaan dengan
pengacakan untuk memperoleh nilai yang tidak biasa, nilai tengah maupun beda antar nilai tengah. Pengacakan dilakukan terhadap penempatan perlakuan
satuan percobaan.
P1
K -
P3
K +
P2 1,5 m
33
Gambar 3.1 Kolam Ikan yang Digunakan
Keterangan : : Dinding kolam
: Sekat Jaring : Bambu
: Tanah : Tali
P1 : Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari
P2 : Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari
P3 : Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari
K - : Tepung onggok tanpa fermentasi K + : Pelet Komersial MLP3
Pada penelitian ini terdapat 5 perlakuan yaitu perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan Rhizopus oryzae yaitu, tepung onggok
singkong tanpa fermentasi, fermentasi 1, 3, 5 hari dan 2 kontrol positif dan negatif. Masing-masing perlakuan diambil 20 ekor ikan sebagai sampel dalam
pengukuran. Pengukuran berat ikan dilakukan setiap 2 minggu sekali data hasil pengukuran berat ikan setiap 2 minggu akan dimasukkan dalam tabel
1m
34
seperti dibawah ini :
Tabel 3.3 Pertumbuhan Berat Ikan Patin Selama 2 Minggu Sekali Pengukuran 1 tgl : ……………..
Ikan P1
P2 P3
K- K+
1 2
3 4
5 Dst...
20 Rata-rata
G. Metode Analisis Data