Merasakan Adanya Masalah Pembahasan

e. apakah pemecahan masalah yang akan diambil memerlukan durasi waktu yang tidak terlalu lama Analisis masalah digunakan untuk merancang rencana tindakan, baik dalam bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan aktor yang berkolaborasi, waktu dalam satu siklus, identifikasi indikator keberhasilan tindakan, dan hal-hal yang terkait dengan solusi yang diajukan. Setelah masalah dianalisisi, peneliti dapat menetukan judul PTK. Yang biasanya mencerminkan adanya permasalahan, tujuan, solusi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan, dan setting. Analisis masalah sudah dijelaskan di bab I, dalam menganalisis masalah peneliti menemukan suatu masalah yang dihadapi oleh peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah oleh pendidik, yaitu pendidik masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga kurang motivasi dan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik harus memiliki strategi supaya motivasi dan perstasi peserta didik menjadi lebih baik, salah satu strategi yang bisa di gunakan oleh pendidik yaitu dengan menggunakan berbagi macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada dasarnya model ini dirancang untuk memotivasi peserta didik agar saling membantu antar peserta didik satu dengan yang lainnya dalam menguasai materi yang di berikan oleh pendidik, model pembelajaran ini juga menuntut peserta didik untuk aktif dalam memahami materi yang diberikan oleh pendidik sehingga tercapai kegiatan pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang efektif dan efisien, serta motivasi dan prestasi peserta didik menjadi lebih baik.

4. Merumuskan Masalah

Selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Rumusan masalah biasanya berbentuk kalimat pertanyaan, walaupun boleh juga berupa pernyataan. Rumusan masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu Apakah rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa siap digunakan.

5. Mengkaji Teori

Kegiatan mengkaji teori sebenarnya sudah dilakukan sebelum peneliti menentukan judul atau menemukan solusi atas permasalahan yang ditentukan. Tanpa teori, sebuah permasalahan tidak akan dapat diselesaikan. Seorang guru dapat menciptakan metode, teknik, dan model pembelajaran kreatif dan inovatif. Namun, hasil ciptaannya itu haruslah berpijak pada satu teori yang sudah ada atau menggabungkan berbagai teori menjadi satu. Hasil mengkaji teori dituangkan pada bab landasan penelitian, subbab kajian teori. Setelah kajian teori, dikemukakan kerangka pikir. Kerangka pikir menggambarkan bagaimana peneliti menghubungkan antara masalah yang dihadapi dengan teori yang dikaji sehingga ditetapkan solusi yang tercermin dalam judul PTK. Selain dengan mendeskripsikan, kerangka pikir juga bisa digambarkan dalam bentuk baganskema. Langkah akhir dalam kegiatan mengkaji teori adalah menentukan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan terhadap perubahan yang akan terjadi setelah suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang akan diambil akan dapat memperbaiki sistem, proses, atau hasil. Mengkaji teori sudah dijelaskan di bab II, ada berbagai hal yang di jelaskan dalam kajian teori di bab II diantaranya: penelitian tindakan kelas PTK, motivasi belajar, prestasi belajar, dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6. Merencanakan Tindakan

Merencanakan tindakan sudah dijelaskan diatas. Dalam melakukan rancangan tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu merumuskan masalah, mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan, tahap berikutnya adalah merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan meliputi: a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran sama dengan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP. b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. c. Mempersiapkan instrumen penelitian, seperti lembar observasi, kuisioner, angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN ANIMASI DAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA.

0 0 33

Penerapan Model Kooperatif Tipe Stad Dal

0 0 7

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

0 1 2

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe stad

0 0 19