mempunyai posisi tawar menawar dalam pengambilan keputusan. Meskipun hal ini menyangkut keselamatan dan kesejahteraan dirinya sendiri. Jadi kendala yang
dihadapi kaum perempuan dalam memperjuangkan hak-hak reproduksinya adalah tngkat pendidikan perempuan dan taraf ekonomi keluarga Sunaryo, 2004.
Penelitian Juliwanto 2008 menjelaskan bahwa 78,2 ibu bersalin memilih bidan sebagai penolong persalinan dan 21,8 pada dukun bayi. Ada hubungan secara
signifikansi pendapat keluarga dengan pemilihan penolong persalinan p0,05 di Kecamatan Bahul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara.
g. Jarak
Pada umumnya seseorang akan mencari tempat pertolongan kesehatan ke fasilitas kesehatan yang berlokasi di dekat tempat tinggal mereka. Bila karena alasan
tertentu mereka mendatangi tempat pelayanan yang jauh maka petugas klinik tersebut harus mampu membantu dan menjelaskan fasilitas kesehatan terdekat yang dapat
memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan lanjutan. Fasilitas kesehatan tersebut harus memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk melayani berbagai
keperluan pemulihan kondisi kesehatan, pertolongan gawat darurat yang memadai atau pelayanan kontrasepsi yang komprehensif bagi pasien-pasien yang
membutuhkan Saifuddin, 2003. Jarak fisik dan sosial dapat menjadi faktor yang memengaruhi seorang
perempuan dalam memilih penolong selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Perempuan yang memilih dukun beralasan karena dukun tinggal dekat dengan rumah
mereka dan ada hubungan kekerabatan keluarga. Jadi walaupun di kampung yang
Universita Sumatera Utara
sama ada bidan, mereka tetap memilih dukun sebagai penolong persalinan. Sebaliknya, perempuan yang memilih bidan beralasan mereka sudah familiar dengan
bidan tersebut karena sejak hamil mereka sudah memeriksakan kehamilannya ke bidan Juariah, 2009.
2.4 Puskesmas
2.4.1 Definisi Puskesmas
Menurut Kepmenkes RI No. 128MenkesSKII2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupatenkota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Selain memberikan pelayanan kesehatan dasar, puskesmas juga membantu masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sendiri. Awalnya, Puskesmas membutuhkan pelayanan dan pembinaan kesehatan pada suatu
Wilayah dengan jumlah penduduk tertentu kurang lebih 50.000 penduduk. Sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk, maka sekarang setiap Puskesmas
melayani 30.000 penduduk Depkes RI, 2004. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di Wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok Effendi, 2009.
Universita Sumatera Utara
2.4.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas UPTD kesehatan kabupatenkota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunankesehatan
disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang private goods dan pelayanan kesehatan masyarakat public goods. Puskesmasw
melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Menurut Kepmenkes RI No. 128MenkesSKII2004 bahwa fungsi puskesmas yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga danmasyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuanmelayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
Universita Sumatera Utara
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: pelayanan kesehatan perorangan,
Pelayanan kesehatan masyarakat
2.5 Landasan Teori
Faktor yang memengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, interaksi yang berkaitan dengan informasi
kesehatan, dan pengalaman yang merubah perilaku. Perilaku seseorang tergantung pada informasi yang diterimanya selama melakukan interaksi sosial secara terus
menerus. Jika informasi yang diterima benar, seseorang akan menjalaninya dengan benar demikian juga sebaliknya. Jadi dorongan dari lingkungan sosial juga
mempunyai peranan yang cukup tinggi dalam perubahan perilaku Notoatmodjo, 2010.
Skiner dalam Azwar 2007, seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dan
luar. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan
respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
Universita Sumatera Utara
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional,
jenis kelamin, dan sebagainya. b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Dalam penelitian ini, konsep determinan pemanfaatan penolong persalinan berdasarkan
pendapat Andersen 1974 dalam Notoatmodjo 2010,
teori “Andersen’s Behavioral model of Health Service Utilization” bahwa keputusan
untuk mencari alternatif pelayanan kesehatan ada tiga komponen predisposisi, pendukung dan kebutuhan
1 Komponen predisposisi terdiri dari tiga unsur yaitu: demografi usia, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah anggota keluarga, struktur sosial jenis
pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, dan kesukuan, dan budaya dan kepercayaan kesehatan.
2 Komponen enabling pendukung mempunyai dua unsur: sumber daya keluarga penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan
dalam asuransi kesehatan, dan sumber daya masyarakat jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dan tenaga
kesehatan, lokasi sarana kesehatan. 3 Komponen need kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung
berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Komponen ini diukur dengan laporan
Universita Sumatera Utara
tentang berbagai gejala penyakit, dan jenis penyakit dan fungsi-fungsi tubuh yang terganggu.
Berdasarkan uraian landasan teori tersebut, maka kerangka teori penelitian sebagai berikut.
Gambar 2.1 Landasan Teori Menurut Anderson 1968 dalam Sarwono 2008
Merujuk pada teori Anderson dalam Sarwono 2008 tersebut, dan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis, terkait dengan perilaku ibu
terhadap keputusan persalinan berdasarkan penolong di wilayah kerja Puskesmas Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan Propinsi Aceh berbeda-beda. Namun,
keputusan ibu tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor predisposisi umur, pendidikan, manfaat yang dirasakan, faktor pendukung sumber daya keluarga dan masyarakat
serta faktor kebutuhan yang dirasakan individu terhadap pelayanan kesehatan Pemanfaatan
Penolong Persalinan
Pendukung 1. Sumber daya keluarga
2. Sumber daya masyarakat Kebutuhan
Kebutuhan yang dirasakan individu terhadap pelayanan kesehatan
Predisposisi 1. Umur
2. Pendidikan 3. Sukuras
4 Manfaat-manfaat kesehatan
Universita Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep