bersalin pada malam hari karena beban tugas di puskesmas yang harus dikerjakan esok harinya dan memiliki anak yang masih kecil yang perlu perhatian khusus atau tidak bisa
ditinggalkan pada malam hari. Hasil wawancara dengan Ibu Winda
mengatakan ibu memeriksakanan kehamilan ke tenaga kesehatan, tetapi sewaktu mau melahirkan, bidan tidak sempat
menangani persalinan pada malam hari sehingga saya dan suami bersalin ke dukun bayi.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu dapat dilakukan kegiatan penyuluhan tentang penolong persalinan disesuaikan dengan kegiatan ibu-ibu seperti majlis taklim,
arisan dan kegiatan sosial lainnya.
5.1.4 Pengaruh Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat menunjukkan berdasarkan sikap ibu cenderung memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dengan frekuensi
89,8 pada ibu bersikap baik dan demikian juga ibu bersikap kurang baik memanfaatkan
tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 60,6. Sedangkan a
nalisis regresi logistik berganda membuktikan tidak ada pengaruh sikap ibu terhadap pemanfaatan
penolong persalinan. Tidak adanya pengaruh sikap terhadap pemanfaatan penolong persalinan pada
penelitian ini karena ibu yang memiliki sikap yang baik lebih tinggi frekuensi
89,8 untuk memanfaatkan tenaga kesehatan. Demikian juga ibu bersikap kurang baik juga
memanfaatkan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Sikap merupakan manisfestasi dari pengetahuan dimana dengan pengetahuan yang baik ibu cenderung
memiliki sikap yang baik pula. Oleh karena itu semakin baik sikap ibu terhadap tenaga kesehatan maka akan semakin tinggi frekuensi yang memanfaatkan petugas
Universita Sumatera Utara
kesehatan sebagai penolong persalinan.
Menurut Notoatmodjo 2010, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek sikap
mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan ide terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, dan kecendrungan untuk
bertindak. Azwar 2007 menyatakan bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor yang bersifat instrinsik maupun faktor ekstrinsik individu tersebut. Faktor- faktor yang memengaruhi sikap seseorang diantaranya: pengalaman pribadi, pengaruh
dari orang lain, kebudayaan, media informasi dan faktor emosional. Penelitian Roudlotun 2005 mendapatkan bahwa sikap ibu berhubungan dengan
pemilihan penolong persalinan koefisien regresi= 4,313 dan p value=0,038. Dalam upaya memperbaiki penerimaan ibu terhadap petugas kesehatan sebagai penolong
persalinan, petugas kesehatan harus mampu menyampaikan penyuluhan dengan memberikan contoh berbagai kasus-kasus tentang bagaimana persalinan yang sehat dan
aman seperti memperkenalkan berbagai alat-alat medis dan manfaatnya serta cara-cara mengatasi berbagai komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamilbersalin.
5.1.5 Pengaruh Budaya terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan