Penelitian ini juga sesuai dengan yang didapatkan oleh Jakir dan Amiruddin yang melakukan penelitian di Sinjai tahun 2006 menyatakan bahwa ada hubungan pendidikan
ibu dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat mengambil keputusan yang
lebih baik diantaranya dalam memanfaatkan penolong persalinan. Menurut Notoatmodjo 2010 pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan
responden. Begitu juga pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sangat berpengaruh dalam menunjang program-program kesehatan yang lain. Pendidikan
kesehatan memang sulit diukur dan tidak langsung terlihat hasilnya, karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang dapat dilihat setelah beberapa tahun kemudian.
Konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar dimana terjadinya proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih
matang sehingga menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Promosi kesehatan sebagai pendidikan kesehatan bagi ibu dan bayi perlu lebih dioptimalkan oleh petugas kesehatan agar ibu yang berpendidikan rendah dapat
memahami bahwa petugas kesehatan sebagai penolong persalinan yang aman.
5.1.3 Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat menunjukkan berdasarkan pengetahuan ibu cenderung memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dengan frekuensi
93,2 pada ibu berpengetahuan baik dan demikian juga ibu berpengetahuan cukup
memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 54,5.
Uji statistik chi
Universita Sumatera Utara
square diperoleh p=0,00010,05, berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemanfaatan penolong persalinan.
Sedangkan a
nalisis regresi logistik berganda membuktikan ada pengaruh yang bermakna pengetahuan ibu terhadap pemanfaatan
penolong persalinan dengan koefisien regresi=
2,026
dan nilai p=
0,004
. Adanya pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan penolong persalinan pada
penelitian ini karena ibu memiliki anak lebih banyak 2 orang, tentunya memiliki pengalaman tentang persalinan. Pengetahuan tentang sesuatu hal dapat memengaruhi niat
untuk melakukan sesuatu perbuatan. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam memengaruhi perilaku seseorang sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri
dalam mengambil keputusan yang tepat. Semakin tinggi pengetahuan ibu maka ibu cenderung memanfaatkan bidan dan tenaga medis lainnya sebagai penolong
persalinannya. Oleh karena itu perlu ditingkatkan pengetahuan ibu tentang persalinan yang aman melalui kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu yang dilakukan secara
berkesinambungan. Penelitian yang dilakukan Juliwanto 2008 mendapatkan bahwa ada hubungan
pengetahuan terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan. Pengetahuan secara parsial mempunyai keeratan hubungan dalam memilih penolong persalinan, artinya semakin
tinggi pengetahuan ibu maka kecenderungan ibu akan memilih penolong persalinan pada bidan atau tanaga medis lainnya semakin tinggi.
Bidan memiliki tanggung untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan yang mau bersalin selama ibu tersebut membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan
baik siang maupun malam hari. Namun ada bidan tidak mau melayani ibu hamil dan
Universita Sumatera Utara
bersalin pada malam hari karena beban tugas di puskesmas yang harus dikerjakan esok harinya dan memiliki anak yang masih kecil yang perlu perhatian khusus atau tidak bisa
ditinggalkan pada malam hari. Hasil wawancara dengan Ibu Winda
mengatakan ibu memeriksakanan kehamilan ke tenaga kesehatan, tetapi sewaktu mau melahirkan, bidan tidak sempat
menangani persalinan pada malam hari sehingga saya dan suami bersalin ke dukun bayi.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu dapat dilakukan kegiatan penyuluhan tentang penolong persalinan disesuaikan dengan kegiatan ibu-ibu seperti majlis taklim,
arisan dan kegiatan sosial lainnya.
5.1.4 Pengaruh Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan