Persalinan Partus Fisiologi Persalinan Faktor Resiko dan Tanda Bahaya dalam Persalinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan

2.1.1 Persalinan Partus

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya berjalan pada usia kehamilan cukup bulan setelah 37 minggu tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks membuka dan menipis dan berakhirnya dengan lahirnya plasenta secara lengkap Depkes RI, 2008. Persalinan merupakan proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai Bandiyah, 2009. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan adalah serangkaian kejadian pada ibu hamil yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh si ibu Prawirohardjo, 2009. Universita Sumatera Utara

2.1.2 Fisiologi Persalinan

Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan, baik fisik maupun psikologis. Begitu juga pada ibu bersalin, perubahan psikologis pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap ibu, namun ini memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ibu dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah: a. Perasan tidak enak. b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan: apakah persalinan akan berjalan normal. c. Menganggap persalinan sebagai cobaan. d. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya Widyastuti, 2009.

2.1.3 Faktor Resiko dan Tanda Bahaya dalam Persalinan

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai risiko kehamilan dan persalinan, namun tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan-keadaan tersebut dinamakan faktor risiko. Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah : a. Ibu hamil usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. b. Anak lebih dari 3. c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. Universita Sumatera Utara d. Tinggi badan kurang dari 145 cm e. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm f. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi dan riwayat penyakit kongenital. g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul. Ibu hamil yang memiliki risiko tinggi, maka cenderung mengalami risiko terhadap persalinan normal. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas adalah gejala yang menunjukkan ibu dan bayi yang dikandungannya dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya, ibu segera dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat pertolongan Azwar, 2006. Ada tanda bahaya yang perlu dikenali yaitu: a Ibu tidak mau makan dan muntah b Berat badan ibu hamil tidak naik c Perdarahan d Bengkak tangan atau wajah dan dapat diikuti kejang e Gerakan janin kurang atau tidak ada f Kelainan letak janin didalam rahim g Ketuban pecah sebelum waktunya h Persalinan lama i Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan j Demam tinggi pada masa nifas Universita Sumatera Utara Dari hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balitbang Kes di Kabupaten Cirebon tahun 2006 dikutip Yenita 2011, bahwa kematian maternal 12 Kasus disebabkan oleh : pre eklampsia eklampsia 50, perdarahan post partum 42 dan emboli paru 8. Sedangkan kontribusi ibu terhadap kematian neonatal dini adalah: 1. 90 kasus 101 kasus dari 112 kasus merupakan faktor ibu 2. Jenis : a Gangguan gizi ibu b Ketuban pecah dini c Partus lama d Kelahiran lintang e Perdarahan ante partum f Hipertensi Menurut Hemiati 2007 faktor penyebab langsung kematian ibu adalah pendarahan, eklampsia, infeksi, abortus dan partus lama. Keterlambatan mengenal tanda bahaya, mencapai fasilitas dan mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan turut mengakibatkan kematian ibu melahirkan. Mulidah 2002, menambahkan faktor penyebab kematian ibu adalah terlalu banyak melahirkan dan terlalu muda punya anak kurang dari 20 tahun. Umur ibu 20 tahun atau 35 tahun memiliki risiko mengalami partus lama dan ibu dengan melahirkan pertama lebih besar resikonya mengalami partus lama. Universita Sumatera Utara Djamaluddin 2003 menyatakan bahwa ibu yang mengalami anemia memiliki resiko 4,73 kali lebih besar untuk mengalami kejadian partus lama dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia dan ibu dengan antenatal care yang tidak teratur memiliki resiko mengalami partus lama 2,99 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang antenatal care teratur. 2.2 Tenaga Penolong Persalinan Pemberian pertolongan persalinan bagi ibu hamilbersalin, dikenal beberapa jenis tenaga penolong adalah: 1. Tenaga kesehatan: dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat. 2. Dukun : a. Terlatih ialah dukun yang mendapat latihan dari tenaga kesehatan dan dinyatakan lulus. b. Tidak terlatih ialah dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus Manalu, 2007.

2.2.1 Tenaga Kesehatan