5.3.1 Pengaruh Kebutuhan Berdasarkan Gangguan Kehamilan terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ibu membutuhkan pelayanan kesehatan terhadap gangguan kehamilan cenderung memanfaatkan tenaga kesehatan
sebagai penolong persalinan dengan frekuensi
86,2 pada ibu membutuhkan dikategorikan kuat memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dan
ibu membutuhkan dikategorikan rendah memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 63. H
asil uji regresi logistik berganda kebutuhan berdasarkan gangguan kehamilan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan penolong persalinan.
Tidak berpengaruhnya kebutuhan berdasarkan gangguan kehamilan dikarenakan ibu belum merasakan adanya gangguan baik dari kondisi kesehatan ibu maupun
juaninnya. Pada saat hamil ibu lebih banyak mencari informasi dan bertanya kepada keluarga dan orang di sekitarnya dalam mengatasi masalah kehamilannya yang
dialaminya. Ibu akan membutuhkan pemeriksaan kehamilan bila merasakan adanya gangguan kesehatan dirinya dan kandungannya.
Hasil wawancara dengan ibu Rita mengatakan bahwa k
eluarga terbiasa melahirkan ditolong oleh dukun karena dukun tersebut sudah dikenal dan banyak orang
ibu persalinanannya ditolong oleh dukun bayi dengan selamat. Dukun bayi juga dapat menemani saya sampai saya melahirkan dan memberikan doa untuk keselamatan saya
dan bayi saya. Biaya persalinan tidak ditentukan, biasanya diberikan seratus atau dua ratus ribu rupiah atau dapat diberikan berasayam, bahkan seikhlasnya saja. Selain itu ibu
Rita juga mengatakan bahwa saya mendapatkan informasi dari bidan bahwa bila
Universita Sumatera Utara
ketahuan melahirkan di dukun bayi akan didenda Rp. 700.000,-, sehingga saya dan suami memutuskan untuk tidak memberitahukan di mana saya bersalin karena takut di denda.
Informasi tentang kebijakan denda yang ditetapkan Dinas Kesehatan bertujuan untuk mencegah supaya ibu hamil, bersalin dan kunjungan neonatus ke dukun bayi, tetapi
informasi ini belum disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat sehingga menimbulkan kesalahpahaman tentang tujuan diberlakukannya kebijakan ini. Masyarakat
merasa bahwa denda tersebut sangat memberatkan dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan keluarga dalam memilih penolong persalinan sehingga masyarakat
tidak memberitahukan dimana ibu bersalin. Penelitian Wibowo 1992 menemukan bahwa ibu merasa dirinya makin sakit
atau mengalami keluhan gangguan kesehatan pada masa kehamilannya maka makin sering ibu akan memanfaatkan pelayananan antenatal. Pemeriksaan antenatal merupakan
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janinnya secara berkala, dan diikuti dengan deteksi dini terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Dengan demikian ibu dapat untuk menjaga masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan aman.
5.3.2 Pengaruh Kebutuhan Berdasarkan Diagnosis oleh Tenaga Kesehatan terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ibu membutuhkan pelayanan kesehatan terhadap gangguan kehamilan cenderung memanfaatkan tenaga kesehatan
sebagai penolong persalinan dengan frekuensi
88,2 pada ibu membutuhkan tenaga kesehatan untuk mengetahui diagnosis memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai
penolong persalinan dan ibu membutuhkan tenaga kesehatan untuk mengetahui
Universita Sumatera Utara
diagnosis kehamilanpersalinan yang rendah memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 54,2. A
da hubungan yang bermakna kebutuhan berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dengan nilai p=
0,0001
.
Demikian juga a
nalisis regresi logistik berganda membuktikan ada pengaruh yang bermakna kebutuhan diagnosis
terhadap pemanfaatan penolong persalinan dengan koefisien regresi=
1,958
dan nilai p=
7,084
. Ada pengaruh kebutuhan ibu berdasarkan hasil diagnosis oleh tenaga kesehatan
terhadap pemanfaatan penolong persalinan disebabkan karena ibu percaya dengan hasil diagnosis yang disampaikan oleh bidan. Sehingga ibu dapat melakukan hal yang
diperlukan dalam menghadapi gangguan kesehatan selama dan setelah melahirkan. Dengan adanya kebutuhan berdasarkan hasil diagnosis tenaga kesehatan ibu akan lebih
siap dalam menghadapi persalinannya dan cepat diberikan pertolongan.
Hasil wawancara dengan ibu Aisyah mengatakan bahwa melahirkan di klinik lebih baik dan aman karena bidan mengunakan alat steril dalam pemeriksaan
kehamilan. Bidan juga datang ke rumah saya untuk melihat kondisi kesehatan saya dan anak. Informasi tentang bidan tersebut diperoleh dari teman yang bekerja di dinas
kesehatan mengatakan lebih aman bersalin di sarana kesehatan dibandingkan di rumah.
Yenita 2011 melakukan penelitian di Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara nasehat petugas kesehatan
tentang persalinan oleh tenaga kesehatan terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan. Nasehat petugas kesehatan dan keluargakerabat dapat membantu ibu dalam memilih
Universita Sumatera Utara
bidan sebagai penolong persalinan yang aman. Penelitian Tyas 2011 menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat persalinan pada ibu
perinatal di Kelurahan Cipeucung adalah kebijakan pertolongan persalinan dengan pemilihan tempat pertolongan persalinan.
Universita Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan