Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa: a. Terdapat 0 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance daya tahan yang tinggi.
b. Terdapat 68 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance daya tahan yang
sedang. c. Terdapat 32 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2014 yang memiliki aspek endurance daya tahan yang rendah.
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient Mahasiswa angkatan
2014
Aspek Tinggi
Sedang Rendah
Control kendali 2
77 21
Origin dan Ownership Asal usul dan pengakuan
18 74
8 Reach jangkauan
84 16
Endurance Ketahanan 68
32
Rekapitulasi hasil dari masing-masing aspek adversity quotient jika dilihat dalam grafik yaitu sebagai berikut:
Grafik 4.6 Rekapitulasi hasil analisis Aspek Adversity Quotient
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa aspek yang terendah ada pada aspek endurance ketahanan dengan hasil
persentase 32, dengan rincian sebagai berikut: a. Pada aspek control Kendali memperoleh persentase 21 pada kategori
rendah. b. Pada aspek Origin dan Ownership Asal usul dan pengakuan memperoleh
persentase 8 pada kategori rendah. c. Pada aspek reach jangkauan memperoleh persentase 16 pada kategori
rendah. d. Pada aspek endurance ketahanan memperoleh persentase 32 pada
kategori rendah.
21 8
16 32
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Cont rol kendali
Origin dan Ow nership
Asal usul dan
pengakuan Reach
jangkauan Endurance
Ket ahanan Tinggi
Sedang Rendah
3. Analisis Hasil Adversity Qoutient Berdasarkan Tipologi Adversity Quotient
Berdasarkan kategorisasi adversity quotient menurut Stolzt 2000, dapat ditentukan pada tipe manakah mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma berada. Berikut ialah hasil kategorisasinya berdasar tipe adversity quotient:
Tabel 4.7 Kategorisasi Berdasarkan Tipe Adversity Quotient
Kategorisasi Skor Tipe adversity quotient
Tinggi 166-200
Climbers Cukup
135-165 Sedang
95-134 Campers
Kurang 60-94
Quitters Rendah
0-59
Maka dari itu berdasarkan hasil analisis adversity quotient mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014
berada pada tipe campers. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembahasan
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat 84 atau 52 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 memiliki adversity quotient yang termasuk dalam kategori sedang. Tingkat adversity quotient yang
sedang artinya bahwa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 sudah cukup dalam berjuang
menghadapi tantangan atau mampu menyelesaikan semua tanggunggjawab yang diberikan. Meskipun terkadang dalam proses berjuang ini para
mahasiswa sering mengalami kemunduran atau dengan kata lain mereka mudah menyerah. Menyerahnya para mahasiswa dikarenakan adanya
kegagalan yang dialami sebelumnya atau dapat dikatakan ada pengalaman yang tidak mengenakkan.
Jadi, adversity quotient yang berada pada kategori sedang, hal ini sudah dapat dikatakan baik, namun para mahasiswa ini belum mampu
mengolah dan meningkatkan terus menerus sehingga ketika terjadi kegagalan dalam berjuang, para mahasiswa langsung menurunkan tingkat
adversity quotient yang dimiliki. Hal ini karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan tingkat adversity quotient ini berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Adversity Quotient
mahasiswa angkatan 2014 ini yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu ialah genetika, keyakinan, bakat, hasrat atau kemauan,
karakter, kinerja, kecerdasan, dan kesehatan. Dan yang termasuk faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksternal ialah pendidikan dan lingkungan. Hal ini juga didukung oleh teori Stoltz yang mengungkapkan bahwa tidak hanya keempat dimensi
yang membentuk adversity quotient. Namun ada beberapa faktor pembentuk adversity quotient itu sendiri. Hal ini juga terbukti pada
penelitian terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014.
Tingkat adversity quotient yang dimiliki oleh 52 mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 ini
didukung oleh terpenuhinya seluruh aspek-aspek yang terkait dengan adversity quotient. Aspek-aspek yang dapat membentuk adversity quotient
pada diri mahasiswa angkatan 2014 ini adalah control, origin dan ownership, reach serta endurance.
Aspek control kendali sendiri merupakan kemampuan
mengendalikan perasaan terhadap permasalahan ataupun kesulitan yang dihadapi. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 48 mahasiswa dalam
kategori sedang, 13 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 1 mahasiswa berada dikategori tinggi. Permasalahan ataupun kesulitan yang
dialami oleh mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 yang berada dalam kategori control yang rendah ini ialah dalam berkomunikasi
serta bekerjasama dengan teman kelompok, baik kelompok magang maupun kelompok dalam tugas perkuliahan, serta membagi waktu antara
perkuliahan, magang serta kegiatan diluar akademik. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berada pada kategori
sedang, mereka dapat lebih mampu mengendalikan perasaan ketika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghadapi kesulitan. Hal tersebut dilihat dari salah satu contoh item yang terdapat dalam angket yang berkaitan dengan aspek control kendali
yakni ketika kelompok magang yang dikoordinir tidak berjalan dengan baik, beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014 ini
mampu mengatasi situasi tersebut
dengan cara mengendalikan perasaannya untuk tidak emosi dalam menyikapi situasi tersebut. Terbukti
beberapa mahasiswa ini melingkari rentan skor pada pilihan item di skor keempat yang artinya kemampuan untuk mengendalikan baik. Maka dari
itu terlihat bahwa aspek control yang dimiliki sudah baik. Pada aspek Origin asal-usul merupakan hal yang menjadi sebuah
pertanyaan dalam diri individu ketika mengalami suatu kesulitan atau permasalahan dengan menanyakan “siapakah yang menyebabkan?”
pertanyaan inilah yang seringkali muncul ketika sedang mengalami suatu kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 46 mahasiswa dalam
kategori sedang, 5 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan 11 mahasiswa berada dikategori tinggi. Mahasiswa yang memiliki aspek
Origin yang tinggi mereka akan menyadari dan mengakui bahwa masalah yang datang ataupun yang sedang dialami, itu terjadi karena kesalahan diri
sendiri dan bukan kesalahan orang lain. Akan tetapi lain berbeda halnya dengan mahasiswa yang memiliki
aspek Origin rendah, mereka seringkali menyalahkan pihak luar ketika sedang mengalami suatu kesulitan dalam hidupnya. Hal ini terlihat jelas
dari hasil penelitian bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2014, mampu menyadari kesalahan atau penyebab
kesulitan yang dialami itu timbul dari dalam diri mereka sendiri. Terbukti pada item “Sesuatu yang menyebabkan teman tidak memberitahu saya
ketika ada tugas perkuliahan ”, banyak mahasiswa angkatan 2014 yang melingkari angka 4 dan 5 pada rentan skor yang tersedia. Hal ini
menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa sudah mampu menyadari dan mengolah penyebab-penyebab terjadinya suatu masalah atau hambatan
yang terjadi. Pada ownership pengakuan dapat terlihat bahwa beberapa
mahasiswa yang memiliki ownership yang tinggi mampu memberikan pengakuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan rasa
tanggungjawab. Seperti halnya ketika mereka diminta untuk mengisi angket, mereka sangat antusias dan mengungkapkan kesulitan yang sedang
mereka alami. Aspek yang ketiga adalah aspek reach jangkauan. Salah satu
aspek ini juga dapat mempengaruhi tingkat adversity quotient yang dimiliki mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2014. Reach jangkauan
merupakan bentuk jangkauan yang mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan melibatkan bagian-bagian lain dari kehidupan. Pada aspek inilah
individu dituntut untuk memberikan respon terhadap peristiwa yang sedang terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 52 mahasiswa dalam kategori sedang, 10 mahasiswa berada dalam kategori rendah dan tidak ada
mahasiswa yang berada dikategori tinggi. Individu yang berada pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI