Karakteristik individu Berdasarkan Tingkatan Adversity Quotient

permasalahan serta hambatan yang mereka rasakan selama berproses dalam kegiatan perkuliahan. Setiap mahasiswa pastinya memiliki adversity qoutient dalam diri mereka, namun yang membedakan ialah tingkat adversity quotient dalam tiap diri mahasiswa.

4. Tipologi Adversity Quotient Mahasiswa

Tinggi atau rendahnya adversity qoutient pada diri mahasiswa dapat di lihat dengan gambaran Stoltz 2000 yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Quitters mereka yang berhenti. Mereka ini disebut dengan quitters atau orang-orang yang berhenti melanjutkan usahanya. Quitters cenderung menjalani hidup dengan memilih jalan yang mudah saja, yang artinya mereka selalu menghindar dari tantangan. Sadar atau tidak sadar quitters selalu melarikan diri dari persoalan, yang berarti juga mengabaikan potensi yang mereka miliki dalam kehidupan ini. Mahasiswa quitters ini cenderung memiliki adversity quotient yang rendah. Umumnya mahasiswa yang tergolong quitters tidak memiliki visi yang jelas serta berkomitmen rendah ketika menghadapi tantangan. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa ini mudah sekali menyerah, rasa berjuang dari dalam diri mereka ini sangat rendah. Quitters cenderung menjadi pemarah, frustasi dan menyalahkan orang-orang di sekitarnya dengan keadaannya, hingga dapat membenci PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI teman lain yang lebih sukses atau lebih semangat dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. b. Campers mereka yang berkemah. Kelompok mahasiswa yang kedua adalah campers atau mahasiswa yang cenderung mudah puas dengan hasil yang diperolehnya. Mereka tidak ingin melanjutkan usahanya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang sudah mereka dapatkan saat ini. Di sini mereka mengakhiri usahanya karena sudah merasa puas dengan hasil yang didapat. Berbeda dengan quitters, campers sekurang-kurangnya telah menghadapi setiap tantangan yang ada untuk mencapai tujuan tertentu. Perjalanan mereka mungkin memang mudah atau mungkin mereka telah mengorbankan banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke tingkat dimana mereka kemudian berhenti. Mahasiswa pada tipe ini mereka selalu membuat target dalam setiap perjuangan mereka, namun ketika target itu sudah mereka capai mereka akan berhenti berjuang. Dapat dikatakan mahasiswa ini mudah puas dengan apa yang sudah dicapainya. Tipe campers ini merupakan mahasiswa yang memiliki adversity quotient sedang. Mahasiswa tipe ini juga dikenal lebih bertahan pada zona zaman mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Climbers para pendaki Mahasiswa pada tipe climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik atau mental atau hambatan lainnya untuk menghalangi usahanya. Adapun para climber, yakni mereka yang dengan segala usaha keberaniannya menghadapi resiko untuk menuntaskan pekerjaannya. Mahasiswa ini selalu optimis melihat peluang atau kesempatan, melihat celah dan harapan di balik persoalan yang tengah dihadapi. Climbers merupakan kelompok orang yang selalu mempunyai semangat dan tekad yang tinggi untuk menyelesaikan suatu tantangan. Mahasiswa tipe ini, mereka selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi serta rasa untuk mencoba lebih besar dibandingkan kedua tipe lainnya. Pada tipe climbers ini mahasiswa cenderung memiliki adversity quotient yang tinggi.

C. Adversity Quotient dilihat dari Hirarki kebutuhan Maslow

Tiga tingkatan dalam adversity quotient dilihat dari piramida kebutuhan Maslow yang tertulis dalam Stoltz 2000 yaitu sebagai berikut: 1. Quitters mereka yang berhenti. Menurut hierarki kebutuhan maslow individu dengan tipe quitters ini cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan dasar atau fisiologis saja dimana pada piramida kebutuhan

Dokumen yang terkait

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 99

Deskripsi tingkat daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3 34 100

Deskripsi tingkat kesiapan mahasiswa menghadapi pernikahan (studi deskriptif pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga).

0 0 84

Studi tentang tingkat kebiasaan proaktif mahasiswa semester III program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan tahun 2006.

0 9 106

Tingkat kejenuhan belajar mahasiswa (studi deskriptif pada mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4 18 97

Minat mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2005 dalam kegiatan pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 119

Deskripsi motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2010 - USD Repository

0 0 92

Tingkat kecenderungan perilaku konsumtif mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 tahun akademik 2013/2014 - USD Repository

0 0 68

Deskripsi tingkat kemandirian belajar mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 112

Tingkat kreativitas mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 103