BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Aloe barbadensis
fPada penelitian ini digunakan gel lidah buaya Aloe barbadensis M. yang berasal dari Eteris Nusantara, Yogyakarta. Kebenaran gel lidah buaya ini telah
dibuktikan lewat Certificate of Analysis CoA Lampiran 1. B.
Formulasi Emulgel Gel Aloe barbadensis
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan emulgel ini yaitu gel Aloe barbadensis
yang diyakini memiliki manfaat sebagai pembentuk antioksidan alami yang baik bagi kulit Hadi et al., 2013. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Hadi et al. 2013, gel Aloe barbadensis dapat mencegah radikal bebas yaitu SO
4 -
. Sediaan emulgel menjadi opsi dalam pembuatan sunscreen ini terkait zat aktif yang digunakan yaitu gel Aloe barbadensis yang memiliki sifat yang
sukar larut dalam air. Sifatnya yang berminyak mengakibatkan sukarnya dalam pencucian dengan air dan ketidaknyamanannya dalam pemakaian sehingga dibuat
sediaan yang dapat menutupi ketidaknyamanan tersebut. Oleh sebab itu, gel ini diformulasikan ke dalam sediaan emulgel dengan tipe emulsi minyak dalam air
MA, dimana dominan pada sediaan ini yaitu air yang lebih tinggi acceptability nya bagi konsumen yaitu terkait kemudahannya untuk dicuci.
Sistem emulsi yang digunakan kemudian ditambahkan suatu gelling agent yang akan mengentalkan fase kontinyu dengan tujuan untuk membuat sistem
emulsi menjadi lebih stabil. Sediaan emulgel merupakan pembawa obat yang baik
35
terutama yang bersifat sukar larut dalam air atau hidrofobik dan bersifat lebih stabil Ajazuddin et al., 2013. Gelling Agent menentukan sifat fisik dari sediaan dan juga
sebagai pengental yang meningkatkan viskositas sediaan. Dengan pengentalan inilah yang membuat droplet pada sistem emulsi sukar dalam bergerak sehingga
probabilitas terjadinya koalesense menjadi semakin kecil. Selain itu kombinasi antara emulsifying agent yang digunakan menghasilkan suatu penghalang yang
melawan terjadinya koalesense antar droplet. Emulgel yang dibuat ditujukan sebagai sunscreen dengan pemberiannya
secara topikal. Bahan yang digunakan dalam pembuatan emulgel ini yaitu gel Aloe barbadensis
, carbopol 940, triethanolamin, parafin cair, tween 80, cetyl alcohol, propilen glikol, metil paraben, dan propil paraben. Cetyl alcohol dipilih sebagai
emulsifying agent karena menurut Rowe et al. 2009, cetyl alcohol dapat membuat
stabilitas emulsi menjadi lebih baik jika penggunaannya dikombinasikan dengan emulsifying agent water soluble
, dalam penelitian ini cetyl alcohol dikombinasikan dengan tween 80 yang merupakan emulsifier bersifat hidrofilik dan dapat mudah
larut baik dalam etanol maupun air. Sehingga dengan adanya kombinasi tersebut cetyl alcohol
dapat berperan sebagai consistency improver. Fungsi peningkat konsistensi sediaan juga ditunjukan oleh adanya carbopol 940, dimana menurut
Zatz dan Kushla 1996, carbopol merupakan kelompok dari akrilik polimer yaitu sintesis polimer yang membentuk rantai silang dengan polyalkenyl eter. Manfaat
dari rantai silang yang terbentuk akan menjerat droplet droplet emulsi sehingga kestabilan lebih terjamin selama penyimpanan. Carbopol yang digunakan bersifat
asam ketika bereaksi di dalam air, pH yang didapat yaitu ± 3, sehingga diperlukan
netralisasi dengan penambahan basa. Triethanolamin menurut Rowe et al. 2009, disebut sebagai polimer plasticiser dimana akan terjadi pergeseran kesetimbangan
ionik yang disebabkan oleh penambahan TEA ini dimana ion akan saling tolak menolak yang menyebabkan polimer menjadi lebih rigid dan kaku, sehingga
viskositas akan meningkat. Pada sediaan emulgel ini cetyl alcohol dan carbopol yang menjadi faktor yang akan dioptimasi agar dapat formula dengan sifat fisik dan
stabilitas yang diinginkan. Parafin cair ditambahkan dalam sediaan berfungsi baik sebagai emolien,
dimana akan mencegah terjadinya dehidrasi ketika pengaplikasian sediaan pada kulit Anonim, 2012. Sediaan emulgel juga ditambahkan bahan pengawet yang
bertujuan untuk menghindari pertumbuhan mikroba terutama pada saat penyimpanan. Pengawet yang digunakan yaitu metil paraben yang umumnya
digunakan, menurut Rowe et al. 2009, metil paraben mempunyai keefektifan yang cukup baik dalam berbagai kondisi pH, tetapi aktifitasnya dalam melawan
mikrobial merupakan yang paling sedikit diantara golongan paraben lainnya. Oleh sebab itu aktifitasnya dalam melawan mikrobial ini dapat ditingkatkan dengan
adanya kombinasi menggunakan paraben lain. Propil paraben digunakan sebagai pengawet lainnya dalam meningkatkan efektifitasnya dalam melawan pertumbuhan
mikroba, efek sinergis yang didapat dari kedua pengawet diyakini mampu melawan aktifitas mikroba tersebut. . Propilen glikol yang secara umum digunakan sebagai
pelarut digunakan dalam formulasi untuk melarutkan kedua pengawet tersebut, aktifitas antimikrobial juga dapat ditingkatkan dengan adanya penambahan
eksipien tersebut jika dikombinasikan ke dalam metil dan propil paraben ini Rowe et al
., 2009. C.
Pembuatan Emulgel Gel Aloe barbadensis
Gel yang sebelumnya dikembangkan selama 24 jam dalam aquadest ditetesi beberapa tetes TEA. Kemudian diaduk menggunakan mixer dengan kecepatan putar
skala 1 selama 1 menit. TEA yang telah ditambahkan berfungsi sebagai penetral carbopol dan meningkatkan konsistensi dari gel.
Kemudian emulgel dibuat dengan cara mencampurkan sistem emulsi ke dalam gel. Sistem emulsi yang dibuat yaitu tipe MA, dimana fase air merupakan
fase eksternal sedangkan fase minyak merupakan fase internal. Fase air dibuat dengan cara mencampur tween 80 dan sebagian aquadest pada suhu 70
o
C di atas waterbath. Fase minyak dibuat dengan cara mencampurkan cetyl alcohol dengan
parafin cair diatas waterbath pada suhu 70
o
C. Tujuan dilakukan pemanasan meningkatkan energi pada proses emulsifikasi sehingga diharapkan pencampuran
dapat tercampur optimal, selain itu pemanasan dilakukan karena bahan yang digunakan berbeda konsistensinya yang membuat sukar untuk bercampur, oleh
karena itu pemanasan ini juga berfungsi untuk menyamakan konsistensi dari bahan. Sistem emulsi dibuat dengan menambahkan fase minyak ke dalam fase air
kemudian dilakukan pengadukan menggunakan mixer selama 2 menit. Peningkatan proses emulsifikasi dapat terus meningkat dikarenakan adanya energi kinetik yang
membantu proses emulsifikasi ini yaitu pengadukannya menggunakan mixer. Emulsi yang terbentuk ditambahkan dengan gel Aloe barbadensis lalu
kembali diaduk dengan mixer selama 1 menit. Selanjutnya, emulsi ditambahkan ke
dalam gel dan diaduk dengan mixer dengan kecepatan putar skala 1 selama 1 menit. Metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan ke dalam propilen glikol
ditambahkan ke dalam sistem emulgel. Pencampuran ketiga bahan tersebut akan meningkatkan aktifitas antimikrobial pada sediaan emulgel. Kemudian kembali
dilakukan pengadukan dengan mixer dengan kecepatan putar skala 1 selama 1 menit. Selanjutnya, penambahan sisa aquadest ke dalam sediaan emulgel,
kemudian dilakukan pengadukan selama 3 menit sampai sediaan tercampur homogen.
D. Evaluasi Sediaan Emulgel