BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Lidah buaya
Gambar 1. Lidah Buaya Qadir, 2009
Lidah buaya diketahui mempunyai banyak manfaat. Lidah buaya memiliki komponen utama yaitu aloin Tian dan Hua, 2004. Senyawa aloin digunakan karena
khasiatnya sebagai sunscreen Grindlay dan Reynolds, 1985. Lidah buaya telah banyak dikenal dan digambarkan sebagai tanaman yang luar
biasa. Jaringan parenkim pada daun lidah buaya yang tidak berwarna dan jelly-like ini telah banyak digunakan sebagai produk sehari hari, mulai dari kebutuhan sediaan
maupun kebutuhan makanan. Lidah buaya pada umumnya merupakan tanaman yang dipelihara, tetapi di alam dapat ditemukan pada tempat yang kering, berbatuan dan pada
wilayah yang terpapar lingkungan Anonim, 2015.
8
Taksonomi dari lidah buaya Aloe barbadensis : Kingdom
: Plantae Tumbuhan Sub-kingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji Divisi
: Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas
: Liliopsida Berkeping satumonokotil Ordo
: Asparagales Famili
: Asphodelaceae Genus
: Aloe Spesies
: Aloe barbadensis Miller BPOM RI, 2008
Beberapa percobaan membuktikan bahwa beberapa senyawa yang ada dalam lidah buaya dapat mempertahankan kulit dari pembentukan reaksi rantai radikal bebas
serta dari photo oxidative stress Pinnel et al., 2003. Photo oxidative stress ini menyebabkan kerusakan pada DNA, protein, dan lipid yang mengarah pada penuaan
pada kulit Fryer et al., 2001. Reactive Oxygen Spescies ROS memegang peranan penting pada penyakit cutaneous seperti carcinogenesis pada kulit, penuaan kulit, dan
kerusakan terhadap sel epidermis. Kerusakan kulit ini dapat menghasilkan peningkatan produksi radikal O2 Casagrande et al., 2006. Aloe barbadensis secara efektif
mengurangi proses sintesis enzim yang bertanggung jawab terhadap radikal bebas
tersebut dengan cara menghambat enzim yang menjadi penyebab utama yang berperan sebagian besar terhadap oksidasi Krishnamoorthy et al., 2009.
B. Ekstraksi
Ekstraksi ialah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan larut. Bahan
mentah obat yang berasal dari tumbuh tumubuhan atau hewan tidak perlu di proses lebih lanjut kecuali dikumpulkan dan dikeringkan. Karena tiap bahan mentah obat
berisi sejumlah unsur yang dapat larut dalam pelarut tertentu, hasil dari ekstraksi disebut “ekstrak”, tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai macam
unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi Ansel, 1989. Maserasi merupakan cara ekstraksi yang cukup sederhana, dimana istilah maceration
ini berasal dari bahasa latin macere yang artinya “merendam”. Oleh sebab itu, maserasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses dimana obat yang sudah halus dapat
memungkinkan untuk direndam sampai meresap dan melunakkan susunan sel, dimana zat zat yang mudah larut akan melarut. Maserasi biasanya dilakukan pada
temperature 15
o
– 20
o
C dalam waktu selama 3 hari sampai bahan bahan yang larut, melarut Ansel, 1989.
Ekstrak ialah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baki yang telah ditetapkan Depkes RI, 2014.
Ekstrak air ialah sediaan air simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet Depkes RI, 2014.
C. Sinar Ultraviolet dan Sunscreen