Triethanolamine TEA Monografi Bahan Baku

7. Triethanolamine TEA

Gambar 8. Struktur Triethanolamin TEA Rowe et al., 2009 Triethanolamine dengan ciri khas yaitu jernih, cairan viskos tidak berwarna sampai pucat kekuningan, dan mempunyai sedikit bau amoniak. Triethanolamine merupakan campuran 2,2’,2”- nitrilotriethanol, meskipun juga mengandung 2,2’ – imonobisethanol diethanolamine dan sejumlah kecil 2- aminoethanol monoethanolamine. TEA ini sering digunakan dalam formulasi farmasetika topikal , terutama dalam pembuatan emulsi. TEA juga digunakan dalam pembentukan garam untuk larutan yang ditujukan untuk injeksi dan dalam pembuatan topikal analgesik serta digunakan dalam pembuatan produk sunscreen. Penggunaan lainnya digunakan sebagai buffer, pelarut, dan polimer plasticiser, dan sebagai humektan Rowe et al., 2009.

I. Landasan Teori

Berbagai macam cara dilakukan untuk menjadikan kulit sehat dan terlindungi dari kerusakan akibat radiasi UV Ultraviolet yang masuk ke dalam kulit. Penanganan akan hal ini sangat dibutuhkan dengan menggunakan sejumlah produk yang mengandung active photo chemical yang berfungsi sebagai antioksidan, dimana sejumlah penelitian menunjukan adanya antioksidan tersebut di dalam lidah buaya. Lidah buaya mempunyai kandungan golongan antrakuinon yaitu aloin yang berfungsi sebagai sunscreen, serta sebagai scavenging radikal bebas Dengan adanya kandungan tersebut, lidah buaya dapat menjadi salah satu alternatif yang berpotensi sebagai sunscreen untuk mencegah masuknya radiasi UVA dan UVB yang membahayakan kulit. Bentuk sediaan emulgel yang terdiri dari emulsi dan gel merupakan media penghantaran obat dengan tingkat acceptability yang tinggi terkait dengan kelebihan dari emulsi dan gel. Gel mempunyai daya sebar yang mudah dan larut air sedangkan emulsi memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi ke dalam kulit. Sistem emulsi yang digunakan pada emulgel menggunakan emulsifying agent yaitu cetyl alcohol. Emulsifying agent berfungsi mengurangi tegangan antar muka dan menjaga pemisahan droplet sehingga membantu membuat emulsi yang stabil. Dalam hal ini Tween 80 dan Cetyl Alcohol dapat membentuk tegangan antar muka tersebut dimana lapisan yang dibentuk bersifat fleksibel. Gelling agent yang digunakan yaitu carbopol dimana gelling agent ini merupakan eksipien yang merupakan faktor dalam menentukan stabilitas fisik pada sediaan emulgel. Dalam hal ini komposisi antara emulsifying agent dan gelling agent dijadikan sebagai faktor penentu baik sifat fisik maupun stabilitas fisik sediaan emulgel. Metode yang diaplikasikan pada pembuatan sediaan ini yaitu metode desain faktorial dimana metode ini digunakan untuk mengetahui persamaan desain faktorial yang mana dapat memberikan hasil yang signifikan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisiknya. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan tiap langkah maupun interaksi antara ketiganya dapat diamati secara signifikan yang memberikan pengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik. Selain itu metode ini juga merupakan metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembuatan sediaan emulgel yang diharapkan berdasarkan contour plot dari tiap respon sifat fisik dan stabilitas fisik yang dihasilkan. Pengaplikasian dengan desain faktorial diharapkan dapat menemukan efek yang signifikan antara carbopol dan cetyl alcohol, serta dapat ditemukan komposisi optimum yang sesuai agar dapat menghasilkan sifat fisik dan stabilitas fisik yang diharapkan.

I. Hipotesis

1. Interaksi pada level yang diteliti antara cetyl alcohol dan carbopol memberikan efek

Dokumen yang terkait

Optimasi carbopol sebagai gelling agent dan virgin coconut oil sebagai fase minyak dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya dengan metode desain faktorial.

2 7 89

Optimasi tween 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis Mill.) dengan metode desain faktorial.

0 11 108

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial.

0 0 107

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial.

0 2 97

Optimasi komposisi polysorbate 80 & cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dalam lotion virgin coconut oil dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 95

Optimasi tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel photoprotector ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

2 4 132

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 105

Optimasi gelling agent cmc-na dan humektan polietilen glikol 400 dalam sediaan gel antiinflamasi ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis mill.) dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 101

Optimasi gelling agent Carbopol ® 940 dan Humectant Gliserol dalam sediaan gel antiinflamasi lidah buaya gel (Aloe barbadensis Mill.) - USD Repository

0 0 95