3. Uji pH
Pada uji pH, pH sediaan yang diinginkan yaitu pH 6-8. Tujuan dibuat dalam kondisi pH demikian, untuk menghindari iritasi yang terjadi pada kulit
pada saat pengaplikasiannya. pH sediaan diukur dengan menggunakan indikator pH stick universal. Hasil uji pH dapat dilihat pada tabel V.
Tabel V. Uji pH emulgel gel Aloe barbadensis
Formula pH
F1 Replikasi 1
6 Replikasi 2
6 Replikasi 3
6
Fa Replikasi 1
6 Replikasi 2
6 Replikasi 3
6
Fb Replikasi 1
6 Replikasi 2
6 Replikasi 3
6
Fab Replikasi 1
6 Replikasi 2
6 Replikasi 3
6 Uji pH yang dilakukan memberikan hasil seperti pada tabel V dimana
semua sediaan memiliki pH 6 yang berarti sediaan masuk dalam syarat pH untuk kulit normal yaitu 6
– 8.
4. Uji Viskositas
Viskositas ialah suatu sebutan yang digunakan dari kemampuan ketahanan suatu cairan untuk mengalir, dimana semakin tinggi viskositas yang
ada, semakin besar tahanan yang terjadi Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1983. Viskositas menggambarkan karakteristik sifat fisik sediaan emulgel ini,
dan mewakili kestabilannya juga. Viskositas sediaan harus sesuai dengan yang diinginkan, karena apabila viskositas sediaan terlalu tinggi maka akan terjadi
kesukaran dalam penggunaannya yaitu sulitnya dikeluarkan dari kemasan, sebaliknya jika terlalu rendah maka akan menurunkan waktu lama tinggalnya
sediaan tersebut ketika diaplikasikan pada kulit. Dari hasil orientasi yang dilakukan, diapatkan viskositas yang diinginkan yaitu 200
– 350 dPa.s. Pengukuran dilakukan dengan penggunaan alat viscotester Rion Japan seri VT
– 04 F dengan rotor nomor 2. Ketentuan viskositas dikatakan demikian karena pada viskositas 200 dPa.s dirasa tidak terlalu encer begitu juga dengan
viskostas 350 dPa.s yang tidak begitu kental. Pengukuran viskositas pada siklus 0 dilakukan setelah penyimpanannya setelah pembuatan selama 48 jam dengan
tujuan untuk menghilangkan shearing stress yang diakibatkan oleh pengaruh energi kinetik yang diberikan selama pembuatan yang mungkin dapat
mempengaruhi nilai viskositas. Berdasarkan tabel VI, hasil uji viskositas sediaan emulgel dapat
diketahui yang menunjukan bahwa semua formula memenuhi kriteria emulgel yang diinginkan yaitu 200
– 350 dPa.s. Sementara, nilai SD yang di dapat, terdapat dua formula yang lebih dari 10 yaitu Fa dan Fab sehingga bisa
dikatakan bahwa data belum homogen. Viskositas tertinggi yang didapat yaitu pada formula a sedangkan formula terendah yaitu formula b.
Tabel VI. Hasil Uji Viskositas Emulgel Gel Aloe barbadensis
Formula Viskositas
dPa.s XdPa.s ±
SD F1
Replikasi 1 250
243,33±7,64 Replikasi 2
245 Replikasi 3
235
Fa Replikasi 1
290 280±10
Replikasi 2 280
Replikasi 3 270
Fb Replikasi 1
250 241,67±12,58
Replikasi 2 240
Replikasi 3 230
Fab Replikasi 1
270 261,67±10,41
Replikasi 2 265
Replikasi 3 250
Viskositas emulgel gel Aloe barbadensis ini, kemudian diuji secara statistik menggunakan Design Expert 9.0.6 agar diketahui efek antara cetyl
alcohol dan carbopol terhadapa viskositas. Uji statistik menggunakan uji
ANAVA pada tingkat signifikansi p-value 0,05. Persamaan desain faktorial pada respon viskositas ini yaitu :
Y= -33,333 + 7,000X1 +65,000X2 – 1,667X1X2...........3
Dengan Y yang menunjukan respon viskositas, X1 sebagai Carbopol, X2 sebagai cetyl alcohol dan X1X2 sebagai interaksi carbopol dengan cetyl
alcohol . Model persamaan yang digunakan ini memiliki p-value 0,05
sehingga dapat dikatakan signifikan yang berarti dapat dilanjutkan ke tahap optimasi.
Kemudian, dilihat efek dari kedua faktor tersebut, dimana efek ini akan menunjukan dari cetyl alcohol, carbopol, atau interaksinya, yang mana yang
berperan dalam menentukan respon viskositas. Efek yang didapat dapat dilihat pada tabel VII.
Dari tabel VII, nilai efek yang diberikan tampak memberikan hasil positif pada carbopol yang menunjukan bahwa carbopol mempunyai efek
dalam meningkatkan viskositas sediaan emulgel gel Aloe barbadensis. Sebaliknya, pada cetyl alcohol dan interaksi cetyl alcohol-carbopol
menunjukkan hasil negatif sehingga mempunyai efek dalam menurunkan viskositas sediaan emulgel. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar
berdasarkan tabel VII yaitu carbopol.
Tabel VII. Nilai Efek Cetyl Alcohol, Carbopol, dan Interaksinya Terhadap
Respon Viskositas
Faktor Efek
Carbopol 28,33
Cetyl Alcohol -10,00
Interaksi -8,33
Interaksi antara kedua agen juga perlu diamati, untuk mengetahui dari interaksi tersebut manakah yang menjadi faktor baik itu penurun maupun
peningkat viskositas, interaksi yang dilihat menggunakan Design Expert 9.0.6. Pada gambar 10 ditunjukan dua buah garis yaitu merah yang menandakan level
tinggi suatu faktor dan sebaliknya garis hitam yang menandakan level rendah suatu faktor. Berdasarkan gambar 10, peningkatan carbopol mampu
meningkatkan viskositas pada cetyl alcohol level rendah dan cetyl alcohol pada level tinggi.
Gambar 10. Grafik Hubungan Carbopol terhadap Viskositas
Gambar 11. Grafik Hubungan Cetyl Alcohol terhadap Viskositas
Gambar 11 menunjukan penurunan viskositas sediaan yang ditunjukan dengan adanya peningkatan cetyl alcohol pada carbopol baik level rendah
maupun pada level tinggi. Persamaan diatas yang telah didapat, kemudian dibuat contour plot yang bertujuan melihat viskositas sediaan.
Gambar 12. Contour-plot Viskositas Emulgel Aloe barbadensis
Berdasarkan contour-plot dari gambar 12, diperoleh hasil dimana semakin tinggi carbopol yang digunakan dalam pembuatan sediaan maka
viskositas yang didapat juga akan semakin tinggi, dimana berbanding terbalik dengan cetyl alcohol yang jika penggunaannya semakin banyak maka
viskositas yang didapat akan semakin rendah. Daerah contour-plot berwarna biru menunjukan viskositas dengan nilai yang rendah sedangkan daerah yang
berwarna merah menunjukan viskositas dengan nilai yang tinggi.
5. Uji Daya Sebar