mencari keuntungan tetapi untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Semua tanggung jawab bisnis yang lain didasarkan pada tanggung jawab ekonomi
perusahaan, karena tanpa ekonomi, pelaksanaan tanggung jawab yang lain akan menjadi pertimbangan.
b. Tanggung jawab hukum
Bisnis tidak hanya beroperasi dengan motif keuntungan, pada saat yang sama, bisnis juga diharapkan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
sebagai aturan dasar di mana bisnis harus beroperasi. Perusahaan diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab ekonomi dalam kerangka hukum. Tanggung
jawab hukum mencerminkan bahwa perusahaan mewujudkan operasi bisnis yang adil sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.
c.
Tanggung jawab etis mengarah pada kegiatan dan praktik yang diizinkan atau dilarang oleh anggota masyarakat meskipun tidak dinyatakan dalam suatu
undang-undang. Tanggung jawab etis mencerminkan kepedulian terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat secara wajar dan adil.
Tanggung jawab Etis
d. Tanggung jawab Filantropi
Filantropi mencakup tindakan-tindakan korporasi yang menunjukkan bahwa bisnis menjadi perusahaan yang baik. Bentuk tanggung jawab seperti aktif
terlibat dalam program untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, kontribusi untuk seni, pendidikan, atau masyarakat.
Gambar 1. Piramida CSR
Sumber: Carrol 1991
Banyak perusahaan telah melakukan berbagi hal untuk memperbaiki dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka, namun hasilnya belum
sebaik yang diharapkan. Hal ini terjadi karena dua alasan. Pertama, bahwa perusahaan menganggap bahwa bisnis itu bertentangan dengan masyarakat,
padahal pada kenyataannya keduanya saling bergantung. Kedua, perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dengan cara yang generik yang
tidak disesuaikan dengan strategi perusahaan Porter, 2006. Saling ketergantungan antara perusahaan dan masyarakat dapat dianalisis
dengan alat yang sama yang digunakan untuk menganalisis posisi kompetitif dan pengembangan strategi. Dengan cara ini perusahaan dapat memfokuskan pada
kegiatan CSR yang akan memberikan dampak terbaik yang menghasilkan manfaat sosial serta keuntungan bisnis yang maksimum Porter, 2006. Pendekatan ini
menekankan bahwa daya saing satu perusahaan berkaitan dengan kinerja perusahaan lain, hubungan dengan pelanggan dan klien dalam konteks lokal atau
regional dan faktor-faktor lainnya sepanjang rantai nilai Sesuai dengan uraian tersebut, maka saat ini CSR dianggap menjadi
bagian dari investasi sosial perusahaan. Investasi berarti mengorbankan aset yang dimiliki sekarang untuk mendapatkan aset pada masa yang akan datang,
sedangkan investasi sosial social investment adalah tindakan perusahaan .
Tanggungja wab
Filantropi Tanggungjawab
Etis Tanggungjawab Hukum
Tanggungjawab Ekonomi
mencurahkan sebagian sumberdaya finansial, organisasi, dan manusia, untuk memperoleh dukungan masyarakat atas operasinya csrindonesia, 2013. Investasi
ini dapat digunakan untuk membeli peralatan baru yang ramah lingkungan, melakukan perubahan struktur manajemen, peningkatan kapasistas sumber daya
manusia, peningkatan pelaksanaan kontrol, diferensiasi produk, dan lain sebagainya Tsoutsoura, 2004.
Konsekuensi dari pengeluaran biaya investasi tersebut, maka tentu saja perusahaan mengharapkan manfaat agar menjadi praktek bisnis yang
berkelanjutan. Sebuah perusahaan tidak bisa meneruskan kebijakan yang terus- menerus menghasilkan arus kas negatif. Para pemegang saham juga
menginvestasikan uang mereka dalam perusahaan untuk mendapatkan return tertinggi. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial harus memiliki manfaat agar
berkelanjutan Tsoutsoura, 2004 .
2.4.2. Manfaat Implementasi Corporate Social Responsibility CSR
Menurut Wibisono 2009, manfaat perusahaan menerapkan CSR antara lain:
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan
b. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional usaha
c. Membuka peluang pasar yang lebih luas
d. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
e. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial social licence to operate
f. Mereduksi biaya, misalnya biaya yang terkait dengan dampak pembuangan
limbah g.
Mereduksi risiko bisnis perusahaan
h. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
i. Memperbaiki hubungan dengan regulator
j. Peluang mendapatkan penghargaan
Ismail 2009 menyatakan bahwa secara umum, peran CSR dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Untuk berbagi konsekuensi negatif sebagai akibat dari industrialisasi. Hal ini
terkait dengan proses bisnis yang lebih etis. Misalnya di Inggris, kendaraan- kendaraan dengan emisi yang tinggi akan dikenakan pajak yang lebih tinggi
juga, sehingga mengurangi beban pemilik kendaraan-kendaraan kecil. 2.
Ikatan yang lebih dekat antara perusahaan dan masyarakat. Melalui CSR keberadaan perusahaan dalam sistem sosial lebih dari sekedar tempat untuk
mendapatkan pekerjaan saja atau sebagai produsen barang dan jasa. Dengan demikian, perusahaan dan masyarakat akan tinggal bersama-sama dengan
harmonis. Hal ini menjadi modal sosial yang sangat penting dalam pengembangan masyarakat.
3. Membantu untuk mendapatkan tenaga kerja yang potensial. Suatu organisasi
yang memiliki reputasai dalam pelaksanaan CSR dapat menarik tenaga kerja yang potensial dengan membuat komitmen mereka sebagai bagian dari nilai
tenaga kerja. Ketika karyawan melihat organisasi mereka berkomitmen terhadap tanggung jawab sosial, maka mereka juga cenderung memiliki sikap
yang lebih positif dan hal ini akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. 4.
CSR berperan dalam transfer teknologi TOT. Seperti contoh perusahaan- perusahaan multinasional. Perusahaan-perusahaan ini memiliki aset seperti
kantor dan pabrik di negara lain selain negara asalnya. Biasanya perusahaan-
perusahaan ini memiliki kantor pusat dimana mereka mengkoordinasikan seluruh manajemen secara global. Dengan demikian ada transfer teknologi ke
negara lain tersebut yang biasanya adalah negara berkembang. 5.
CSR berperan dalam melindungi lingkungan. Beberapa perusahaan terbesar di dunia telah membuat komitmen dalam melaksanakan program CSR, yang
ditujukan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Perusahaan memandang bahwa kinerja keuangan dan lingkungan dapat bekerja sama
untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan reputasi sosial. 6.
CSR adalah salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap hak asasi manusia. PBB telah meluncurkan Global Compact – yaitu seruan bagi
perusahaan-perusahaan internasional untuk berkomitmen terhadap perlindungan hak asasi manusia UN Global Compact, 2009. Selain sebagai
suatu bentuk tanggung jawab dalam dunia industri, UN Global Compact juga sebagai salah satu kebijakan strategis dengan menyelaraskan operasi dan
strategi dalam bidang hak asasi manusia, perburuhan, dan lingkungan. 7.
Keterkaitan antara perusahaan dan masyarakat. Hubungan erat antara perusahaan dan masyarakat adalah aspek lain dari peran CSR dalam CD
karena dalam jangka panjang hal itu menciptakan pembangunan berkelanjutan. Proyek-proyek CSR memberikan bantuan kepada organisasi
lokal dan masyarakat miskin. Hal ini tentu menyebabkan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan
8. .
Program CSR dapat dilihat sebagai bantuan untuk mengentaskan kemiskinan. Contohnya adalah salah satu reality show Malaysia “Bersamamu” dari TV3
yang disponsori oleh Syarikat Faiza Sendirian Berhad SFSB. Program TV
ini difokuskan pada realitas kehidupan orang miskin. Setiap pembelian Produk Faiza, akan disumbangkan untuk Tabungan Bersamamu TV3 yang akan
disumbangkan bagi masyarakat miskin. Melalui kerjasama ini dapat memicu perusahaan lain untuk membantu dalam upaya untuk mengentaskan
kemiskinan pengembangan masyarakat 9.
. Program CSR dapat membantu dalam pengumpulan data yang berguna bagi
organisasi publik lainnya. Misalnya di Amerika Serikat, Intel dan IBM membantu departemen kepolisian untuk pengumpulan dan pengolahan
informasi dengan memasang kamera dengan kemampuan pemrosesan video di daerah dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Intel juga telah melakukan
pendidikan bagi masyarakat lokal tentang bagaimana mereka dapat menggunakan teknologi untuk mencegah kejahatan atau setidaknya
menggunakannya untuk mendeteksi siapa yang melakukan kejahatan 10.
. Untuk tujuan keberlanjutan perusahaan. Di Eropa, perusahaan telah
mengambil peran sosial untuk mempertahankan keberlanjutan perusahaan. Uni Eropa telah mengembangkan kerangka keberlanjutan perusahaan, dengan
menyelaraskan ekonomi, sosial dan lingkungan. Contohnya perusahaan Towers Perrin 2009, yang telah mengembangkan praktek-praktek bisnis
yang berkelanjutan SBP. Praktik-praktik ini merupakan komitmen berkelanjutan oleh perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan anggota keluarga, serta masyarakat setempat dan masyarakat
pada umumnya.
Ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya.
Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari
bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau imbal balik atas penguasaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan ekploratif. Selain sebagai kompensasi sosial karena timbulnya
ketidaknyamanan discomfort pada masyarakat, implementasi CSR juga diwajibkan oleh hukum dan aturan yang memaksa karena adanya market driven.
Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi tren seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-
produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah- kaidah sosial.
Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat, setidaknya license to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontibusi positif kepada masyarakat sehingga bisa tercipta
harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Implementasikan program karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam
internal driven, perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan keuntungan profit demi
kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal
akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan, dan
dipraktekkan lebih karena faktor eksternal external driven. Kotler dan Lee 2005 menyatakan bahwa dengan melakukan CSR, suatu
perusahaan dapat: 1.
Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar; 2.
Memperkuat posisi merek dagang; 3.
Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan memelihara karyawan;
4. Menurunkan biaya operasi;
5. Menarik minat investor dan para analis keuangan.
2.5. Path Analysis
Path analysis adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Analisis ini mengestimasi
serangkaian parameter dalam satu atau lebih persamaan struktural. Path analysis digambarkan dalam sebuah path diagram yang menggambarkan hipotesis
hubungan kausal. Hubungan antar variabel digambarkan dengan satu panah lurus. Model jalur dibangun melalui teori tentang sebab akibat dan digunakan untuk
menguji hipotesis tentang model yang fit berdasarkan serangkain data. Variabel di dalam path analysis terbagi dalam variabel eksogenus dan endogenus. Variabel
eksogenus adalah variabel yang mempengaruhi menjelaskan variabel lain. Variabel endogenus adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yang
ditunjukkan dengan panah yang mengarah ke variabel tersebut Lleras, 2005. Hair dkk 1998 menyatakan bahwa ketika model dalam path analysis sudah
menggambarakan banyak hubungan antara variabel laten, maka model itu disebut dengan structural equation modeling.
2.6. Kerangka Pemikiran
Corporate Social Responsibility CSR merupakan konsep yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian keuntungan profit, masyarakat
people, dan keseimbangan dengan lingkungan planet. Seiring dengan semakin terbatasnya daya dukung bumi, maka konsep CSR merupakan hal yang penting
untuk dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Dalam jangka panjang, pencapaian tujuan sosial dan ekonomi merupakan hal yang berkaitan erat.
Demikian juga pada perusahaan perkebunan, khususnya perkebunan dengan bisnis inti kelapa sawit. Dari aspek lingkungan, perkebunan sawit juga
mendapat perhatian khusus karena perkebunan sawit dianggap dapat merusak lahan lingkungan. Oleh karena itu perkebunan diharapkan dapat
mengimplementasikan CSR secara tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Beberapa bentuk program CSR yang sudah dilakukan oleh perusahaan
perkebunan yaitu pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar di rumah sakit perusahaan, polibun dan rumah sakit rujukan di luar perusahaan
untuk karyawan yang membutuhkan penanganan khusus dan pengembangan rumah ibadah di kebununit, bantuan terhadap UMKM dan pembinaan petani
plasma. Program-program yang dilaksanakan tersebut diharapkan dapat membawa
dampak positif selain bagi masyarakat juga bagi perusahaan sendiri. Seiring
dengan semakin tingginya kepedulian masyarakat terhadap CSR, maka implementasi CSR diharapkan dapat meningkatkan pasar dari pelaku CSR
tersebut. CSR juga diimplementasikan bagi karyawan, dengan demikian produktivitas karyawan akan meningkat yang akhirnya akan meningkatkan
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dengan semakin luasnya pasar dan peningkatan produktivitas tentu saja akan meningkatkan profitabilitas. Skema
kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
CSR Tenaga
Kerja
Masyarakat
Lingkungan Alokasi total dana CSR
- Sesuai dengan core business
- Tidak sesuai dengan core
business
Produksi
Profitabilitas Penjualan
Perusahaan dengan CSR yang sesuai dengan core
business yang lebih banyak Perusahaan dengan CSR
yang sesuai dengan core business yang lebih sedikit
2.7. Hipotesis Penelitian