I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility CSR merupakan suatu konsep dimana organisasi bisnis bertanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap
pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya serta lingkungan
Selain berkaitan dengan prinsip keseimbangan, tanggung jawab tersebut harus berkelanjutan. Hal tersebut tertuang dalam The World Business Council for
Sustainable Development WBCSD yang menyatakan bahwa CSR sebagai Wibisono, 2007. Artinya CSR adalah
adanya keseimbangan antara pencapaian profit perusahaan, dengan lingkungan sekitar baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial atau yang dikenal dengan
triple bottom line profit, planet dan people. Namun pada umummnya perusahaan hanya menganggap CSR merupakan program bantuan pada masyarakat saja.
“Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and
their families as well as of the local community and society at large” Wibisono, 2007.
Hal ini menunjukkan bahwa CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk beroperasi secara legal dan etis sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan
perekonomian, sekaligus berperan dalam peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya dan juga berperan dalam peningkatan kualitas komunitas lokal
dan masyarakat secara lebih luas. Di antara perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan dana CSR tersebut,
perusahaan perkebunan merupakan salah satu kontributor yang cukup signifikan. Perkembangan luas perkebunan besar di Indonesia sangat menarik perhatian
masyarakat. Secara keseluruhan, luas perkebunan besar di Indonesia bertambah sebesar 7 per tahun. Dimana penambahan yang terbesar yaitu pada perkebunan
kelapa sawit, dengan rata-rata 12 per tahun BPS Indonesia, 2013. Tanggung jawab sosial perusahaan perkebunan dituntut bukan hanya
karena keuntungan perusahaan yang besar tetapi juga karena perusahaan perkebunan juga menjalankan kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya
alam dan berkaitan langsung dengan masyarakat. Di samping itu, pengembangan perusahaan juga akan meningkatkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang
selanjutnya diserap ke tanah dan mencemari sungai-sungai. Hal ini menuntut perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan untuk melakukan program CSR
sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Tanggung jawab sosial adalah komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Kenyataannya, sebagian besar kegiatan CSR yang dilaksanakan masih terfokus pada masyarakat
saja dan bersifat aksidental. Penelitian Barus 2011, menunjukkan bahwa dari tujuh kelompok kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
implementasi CSR, kelompok kegiatan keterlibatan masyarakat merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan 17,40. Kegiatan-kegiatan tersebut
seperti donor darah, bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, dan bantuan pendidikan. Padahal dana CSR yang telah dikeluarkan perusahaan cukup besar.
Darandono 2012 dalam majalah SWA mencatat bahwa dana CSR di Indonesia
pada tahun 2012 mencapai Rp 10 triliun Rp 4 triliun dari BUMN dan Rp 6 triliun berasal dari perusahaan swasta.
Salah satu contoh implementasi CSR di perkebunan ditunjukkan oleh Ardianto dan Machfudz 2011. Penelitian ini menunjukkan bahwa total anggaran
yang dialokasikan oleh PT Bakrie Sumatera Plantations unit Pasaman untuk program CSRCD adalah 1,5 dari keuntungan bersih. Dari total dana tersebut,
22,34 dialokasikan untuk kegiatan pendidikan, 21,22 untuk kegiatan sosial, 1,25 untuk lingkungan, 18,97 untuk infrastruktur, 15,37 untuk kegiatan lain-
lain, dan 20,85 untuk kegiatan ekonomi. Artinya, alokasi dana terbesar masih untuk pemenuhan kebutuhan sesaat yaitu untuk kegiatan-kegiatan sosial dan
belum berkelanjutan. Namun sebagai unit usaha, program CSR bagi perusahaan juga dipandang
sebagai suatu strategi investasi. Program CSR yang disesuaikan dengan core business tentu saja akan lebih bermanfaat bagi perusahaan. Seperti program CSR
yang dilakukan oleh PT Frisian Flag yang akan mengembangankan desa susu percontohan di Lembang. Program ini dilakukan melalui pengembangan ternak
sapi rakyat yang bertujuan untuk mengurangi impor bahan baku susu dengan menggenjot produktivitas susu peternak lokal Intana, 2013. Dalam jangka
panjang, program ini tentu saja akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Dengan demikian, agar implementasi CSR tersebut berhasil, maka prinsip- prinsip CSR harus menjadi bagian dari nilai-nilai perusahaan dan perencanaan
strategis. Selain itu, strategi CSR juga harus sejalan dengan tujuan perusahaan dan kompetensi inti. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian ini.
1.2. Identifikasi Masalah