198
pertanian  khususnya  nabati  adalah  berupa  pememaran,  pelunakan  dan
pembusukan.
Kerusakan dari buah-buahan, misalnya sawo, mangga, apel, jambu dan lain- lain,  dapat  ditandai  dengan  terjadinya  pememaran  atau  pembusukan  pada
buah tersebut. Bahan hasil pertanian yang bertekstur keras seperti kentang, ubi jalar, wortel dan lain-lain, bila menjadi lunak dalam keadaan segar, maka
bahan tersebut berarti sudah mengalami kerusakan. Pememaran dan pelunakan itu dapat terjadi sebagai akibat adanya tekanan
mekanis  atau  bahan  berbenturan  bertumbukan  satu  sama  lain  selama bahan  mengalami  proses  pengangkutan.  Pada  umumnya  sebagai  akibat
lanjutan  daripada  terjadinya  pememaran  dan  pelunakan  itu  akan  timbut proses pembusukan.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan
Berbeda  dengan  komoditas  yang  berasal  dari  hewani  yang  berlangsung secara cepat, komoditas nabati kerusakan yang terjadi biasanya berlangsung
secara  lambat  misalnya  pada  biji-bijian  atau  pada  kacang-kacangan  dan berlangsung  agak  cepat  misalnya  pada  komoditas  buah-buahan  dan
sayuran. Penyebab  utama  timbulnya  kerusakan  pada  komoditas  hasil  pertanian
khususnya bahan pangan antara lain adanya :   pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme, serangga,
tikus dan parasit lain,   aktivitas enzim-enzim di dalam bahan pangan,
  pengaruh udara terutama dari oksigen,   pengaruh sinar dan adanya pengaruh waktu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
199
1 Adanya Pertumbuhan dan Aktivitas Mikroorganisme
Mikroorganisme penyebab timbulnya kebusukan atau kerusakan bahan pangan dapat ditemukan di segala tempat baik di tanah, di
air, di udara, dan pada berbagai jenis komoditas hasil pertanian. Mikroorganisme  biasanya  tidak  mudah  ditemukan  di  dalam
tenunan  hidup  seperti daging  buah  atau  air  buah.  Buah-buahan, sayur-sayuran  juga  biji-bijian  dan  kacang-kacangan  akan
mengalami  pencemaran  oleh  mikroorganisme  segera  setelah dikupas kulitnya.
Adanya mikroorganisme di dalam bahan pangan dapat merubah komposisi bahan pangan tersebut.  Beberapa di antaranya dapat
menguraikan  menghidrolisa  zat  pati  dan  selulosa  menjadi bentuk-bentuk  yang  lebih  sederhana  atau  dapat  menyebabkan
fermentasi  gula,  dan  sebagian  lagi  dapat  menguraikan  lemak yang  akhirnya  dapat  menimbulkan  ketengikan,  atau  dapat
menguraikan  protein  yang  menghasilkan  bau  busuk  dan amoniak.
Selain merubah
komposisi bahan
pangan, mikroorganisme-mikroorganisme
tersebut dapat
pula membentuk  lendir,  gas,  busa,  asam,  racun  dan  lain-lain.  Jika
bahan  pangan  mengalami  pencemaran  oleh  mikroorganisme secara  spontan  dari  udara,  maka  akan  terdapat  pertumbuhan
campuran  beberapa  macam  mikroorganisme  baik  dari  golongan bakteri,  maupun  golongan  kapang  ataupun  golongan  khamir
ragi.
2 Adanya Serangan Serangga, Tikus dan Parasit Lain
Sayur-sayuran,  buah-buahan,  biji-bijian  dan  umbi-umbian tidaklah  hanya  dirusak  oleh  mikroorganisme  saja,  tetapi  juga
Di unduh dari : Bukupaket.com
200
oleh  serangan  serangga.  Sebagai  akibat  dari  serangan-serangan ini, maka permukaan bahan pangan akan rusak, sehingga bahan
pangan tersebut mudah tercemar oleh mikroorganisme bakteri, kapang dan khamir.
Pada  umumnya  tikus  menyerang  hasil  biji-bijian  sebelum maupun setelah dipanen atau setelah ada di gudang. Tikus bukan
hanya  merugikan  karena  dapat  mengurangi  volume  bahan pangan karena dimakan; tetapi juga kotoran, rambut dan urine
tikus  tersebut  dapat  merupakan  media  yang  baik  untuk pertumbuhan bakteri tertentu dan dapat menimbulkan bau yang
tidak enak. Selain  itu  serangga,  tikus  dan  parasit  lain  dapat  bertindak
sebagai  pembawa  mikroorganisme  yang  dapat  membahayakan kesehatan.
3 Aktivitas Enzim Di dalam Bahan pangan
Enzim  yang  terdapat  dalam  bahan  pangan  dapat  berasal  dari bahan  pangan  itu  sendiri  ataupun  yang  berasal  dari
mikroorganisme yang mencemari bahan pangan tersebut. Enzim ini  akan  mempercepat  reaksi-reaksi  kimia  yang  terdapat  dalam
bahan  pangan  dan  dapat  mengakibatkan  bermacam-macam perubahan  pada  komposisi  bahan  pangan  tersebut.  Pada
umumnya  enzim  mempunyai  keaktifan  yang  maksimal  pada derajat  keasaman  pH  antara  empat  sampai  delapan,  berada  di
sekitar pH = 6. Tetapi enzim pepsin masih dapat aktif pada pH = 2 dan enzim phosphatase yang ada dalam darah aktif sampai pH
= 9. Pada  penyimpanan  buah-buahan,  umumnya  terjadi  perubahan
Di unduh dari : Bukupaket.com
201
pada  warna  kulit  buah.  Warna  yang  mula-mula  hijau  akan berubah menjadi kekuning-kuningan. Rasa daging buahpun akan
berubah,  yang  asam  berangsur-angsur  menjadi  manis.  Pada perubahan  buah  menjadi  manis  ini  yang  bekerja  lebih  aktif
adalah  enzim  amilase  yang  mengubah  zat  pati  menjadi  gula. Tekstur  buah  yang  mula-mula  padat  akan  berubah  menjadi
lunak.  Perubahan  kimia  dan  fisik  buah  tersebut  di  atas dipengaruhi oleh kerja enzim yang terdapat dalam buah tersebut.
Apabila  buah  tersebut  disimpan  pada  tempat  yang  bersuhu rendah,  maka  reaksi  enzimatik  ini  akan  berhenti  atau
berlangsung secara lambat. Peranan  dari  berbagai  enzim  dalam  berbagai  bahan  berbeda-
beda  seperti  contoh  amilase  pada  bahan  pangan  jenis  sayuran peranannya adalah menghidrolisa pati pada pelunakan dan pada
komoditas  serealia  mengubah  pati  menjadi  dektrin  dan  gula, enzim  lipoksigenase  pada  sayuran  merusak  asam  lemak,
merusak  vitamin  A  dan  menimbulkan  citarasa  yang  tidak  enak off-flavor.
4 Perubahan Temperatur
Yang  dimaksud  temperatur  di  sini  adalah  temperatur  daripada perlakuan  yang  diberikan  pada  bahan  pangan  seperti
pemanasan dan pendinginan. pemanasan dan pendinginan yang diberikan  secara  tidak  teratur  dan  teliti,  akan  menyebabkan
kerusakan pada bahan pangan tersebut. Pemanasan yang berle- bihan  dapat  menyebabkan  terjadinya  pengrusakan  struktur
protein,  pemecahan  emulsi,  penghancuran  vitamin  dan pemecahan  lemak  dan  minyak.  Bila  pemanasan  dilakukan  pada
tempetatur antara 10° C sampai dengan 38° C maka untuk setiap
Di unduh dari : Bukupaket.com
202
kenaikan  suhu  10°  C  kecepatan  reaksi  termasuk  reaksi enzimatik  rata-rata  akan  bertambah  dua  kali  lipat.  Bahan
pangan  yang  dipanaskan  sering  warnanya  berubah  menjadi coklat  apabila  pemanasannya  dilakukan  di  hawa  udara.
Misalnya:  apabila  sari  buah  tomat  tomato  juice  dipekatkan untuk dibuat tomato ketchup maka, harus dipanaskan. Sebagai
akibat dari pemanasan ini ialah warna sari buah tomat itu akan berubah  dari  merah  menjadi  coklat.  Perubahan  warna  dari
bahan  yang  dipanaskan  itu  sering  pula  menunjukkan,  bahwa bahan  pangan  tersebut  nilai  gizinya  sudah  turun.  Tetapi
sebaliknya  bahan-bahan  yang  berwarna  coklat  ini  sering disenangi manusia misalnya karamel dan sebagainya.
Kerusakan  yang  terjadi  pada  penyimpanan  suhu  rendah  pada buah-buahan berhubungan erat dengan derajat kematangan dari
buah-buahan  tersebut.  Makin  muda  buah-buahan  tersebut  di atas,  makin  pekalah  mereka  terhadap  kerusakan-kerusakan
akibat  penyimpanan  pada  suhu  rendah,  misalnya  pada  apel, tomat  dan  peer.  Pada  apel,  daging  buahnya  akan  berubah
menjadi coklat. Pada umumnya buah-buahan dan sayur-sayuran setelah dipanen
membutuhkan  suhu  penyimpanan  yang  optimum.  Suhu pendinginan sekitar 4,5° C dapat mencegah atau memperlambat
proses pembusukan.
5 Pengaruh Kadar Air Bahan
Yang  dimaksud  kadar  air  di  sini  adalah  kandungan  air  dari bahan. Keadaan kadar air bahan harus lebih diperhatikan apabila
bahan  itu  akan  mengalami  penyimpanan  yang  relatif  lama, karena  kadar  air  bahan  terutama  pada  bagian  permukaan
Di unduh dari : Bukupaket.com
203
bahan  banyak  dipengaruhi  oleh  kelembaban  nisbi  RH  di sekitarnya.  Apabila  kadar  air  bahan  rendah  dan  kelembaban  di
sekitarnya  tinggi,  maka  akan  terjadi  penyerapan  uap  air  dari udara sekitar sehingga kadar air bahan menjadi naik. Akibat dari
kadar  air  naik,  maka  suhu  bahan  tersebut  menjadi  lebih  rendah dan  akan  terjadi  kondensasi  udara  pada  permukaan  bahan
sehingga  permukaan  bahan  akan  menjadi  basah.  Permukaan bahan  yang  basah  ini  akan  merupakan  media  yang  baik  cocok
untuk  pertumbuhan  dan  perkembanganbiakan  beberapa  jenis mikroorganisme  terutama  bakteri  dan  kapang.  Juga  hal  ini
dapat  terjadi  pada  buah-buahan  dan  sayur-sayuran  yang dikepak. Selama pengepakan dan penyimpanan, proses respirasi
dan  transpirasi  dari  buah-buahan  dan  sayur-sayuran  itu  terus berjalan,  di  mana  kedua  proses  ini  akan  menghasilkan  air  pada
permukaan  bahan  yang  akan  mempercepat  pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme.
Bahan  pangan  yang  bagian  permukaannya  sering  diserang  oleh kapang  dan  bakteri,  sebaiknya  disimpan  pada  tempat-tempat
yang mempunyai kelembaban nisbi RH rendah. Untuk menghindari kerusakan pada permukaan bahan dan untuk
mencegah  kehilangan  air  dari  bahan  yang  terlalu  banyak,  maka hendaknya  dipilih  temperatur  dan  kelembaban  bisbi  RH  yang
cermat.
6 Pengaruh Udara Oksigen
Keadaan  udara  oksigen  adalah  merupakan  suatu  yang  penting sangat  diperlukan  bagi  pertumbuhan  kapang,  karena  sebagian
besar  golongan  kapang  adalah  bersifat  aerobik.  Apabila  suatu bahan  pangan  disimpan  pada  tempat  yang  banyak  mengandung
Di unduh dari : Bukupaket.com
204
oksigen, maka kemungkinan untuk ditumbuhi oleh  kapang  adalah  besar  sekali.  Di  samping  penting  untuk
pertumbuhan kapang, juga oksigen ini dapat merusak vitamin A dan  vitamin  C,  warna  bahan  pangan  dan  flavornya.  Pada  bahan
pangan  yang  banyak  mengandung  lemak  misalnya  minyak, oksigen dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi sehingga
lemak atau minyak tersebut menjadi tengik.
7 Pengaruh Waktu
Semua  faktor  penyebab  kerusakan  mikroorganisme,  aktivitas enzim,  suhu,  serangga,  kadar  air,  oksigen  dan  sinar,  akan
dipengaruhi  oleh  waktu.  Waktu  yang  lebih  lama  akan menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
Sesudah  pemanenan  dan  pengolahan  terdapat  saat  di  mana bahan  pangan  mempunyai  mutu  yang  terbaik,  tetapi  hal  ini
hanya  berlangsung  sementara,  dan  tergantung  kepada  derajat kematangan  waktu  dipanen.  Beberapa  bahan  pangan  dapat
menurun mutunya dalam waktu satu sampai dua hari atau dalam beberapa jam setelah pemanenan dan pemotongan.
d. Jenis-jenis Kerusakan