197
memahami tentang kerusakan komoditas hasil pertanian dan perikanan, pelajarilah materi berikut ini.
a. Pengertian Tentang Kerusakan
Komoditas hasil pertanian baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun yang berasal dari hewan dianggap atau dinyatakan rusak apabila
terjadi penyimpangan-penyimpangan yang melewati batas, sehingga bahankomoditas hasil pertanian tersebut tidak dapat diterima secara
normal oleh pancaindera manusia atau oleh parameter lain yang biasa digunakan.
Kerusakan tersebut berupa penyimpangan pada susunan kimia bahan, teks- tur maupun struktur bahan, penyimpangan pada bentuk kenampakan,
warna ataupun rasa bahan. Kerusakan yang terjadi ada yang dengan mudah diketahui, namun sering pula kerusakan itu tidak terlihat sehingga sulit
untuk ditanggulangi dengan cara-cara yang biasa digunakan. Kerusakan komoditas hasil pertanian dapat terjadi sebelum, selama maupun sesudah
panenan, Misalnya: biji-bijian dan kacang-kacangan dapat rusak akibat serangan serangga seperti Tribolium sp dan Oryzaephilus sp baik sewaktu
masih berada di lapangan maupun selama penyimpanan di gudang.
b. Tanda-Tanda Kerusakan
Tanda-tanda terjadinya kerusakan untuk setiap bahankomoditas hasil pertanian berbeda-beda tergantung kepada jenis bahan komoditas
tersebut. Tanda-tanda kerusakan ini ada yang dapat langsung terlihat, dan ada pula yang tidak memperlihatkan tanda-tanda yang jelas. Sebagai contoh
misalnya petai yang terserang ulat kadangkadang tidak terlihat atau tidak terduga sebelumnya bahwa petai itu rusak, karena kalau dilihat dari luar
buahnya menunjukkan keadaan yang utuh dan tidak berbeda dengan buah yang lain. Pada umumnya tanda-tanda kerusakan bahankomoditas hasil
Di unduh dari : Bukupaket.com
198
pertanian khususnya nabati adalah berupa pememaran, pelunakan dan
pembusukan.
Kerusakan dari buah-buahan, misalnya sawo, mangga, apel, jambu dan lain- lain, dapat ditandai dengan terjadinya pememaran atau pembusukan pada
buah tersebut. Bahan hasil pertanian yang bertekstur keras seperti kentang, ubi jalar, wortel dan lain-lain, bila menjadi lunak dalam keadaan segar, maka
bahan tersebut berarti sudah mengalami kerusakan. Pememaran dan pelunakan itu dapat terjadi sebagai akibat adanya tekanan
mekanis atau bahan berbenturan bertumbukan satu sama lain selama bahan mengalami proses pengangkutan. Pada umumnya sebagai akibat
lanjutan daripada terjadinya pememaran dan pelunakan itu akan timbut proses pembusukan.
c. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan