Distribusi karakteristik berdasarkan denyut jantung Distribusi karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik Distribusi karakteristik berdasarkan tekanan darah diastolik Distribusi karakteristik berdasarkan etiologi

usia 19-28 tahun sebanyak 2 orang 2,1 menjadi 33 orang 34 pada kelompok usia 59-68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian Cowie, et al. 1999, Mosterd, et al. 1999, Bleumink, et al. 2004 dan Riskesdas 2013. Hal ini berhubungan dengan penelitian Cowie, et al. 1999 dan Bleumink, et al. 2004 yang menyebutkan bahwa angka kejadian gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Selain peningkatan jumlah pasien seiring dengan bertambahnya usia, juga diperoleh penurunan jumlah pasien gagal jantung pada kelompok usia ≥ 69 tahun, hasil ini juga sejalan dengan hasil Riskesdas 2013, yang mana terjadi penurunan prevalensi gagal jantung pada kelompok usia ≥ 75 tahun.

5.2.2. Distribusi karakteristik berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa gagal jantung lebih banyak diderita oleh laki-laki, yaitu sebanyak 78 orang 80,4, dibandingkan dengan perempuan 19,6. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bleumink, et al. 2004, dimana prevalensi laki-laki yang menderita gagal jantung lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Dalam penelitian Peters-Klimm, et al. 2008juga menyebutkan laki-laki memiliki proporsi yang terbesar.Maggioni, et al. 2010 dan Maggioni, et al. 2013 juga melaporkan bahwa pasien gagal jantung perempuan masing-masing hanya 29,7 dan 28,8.Hal ini berkaitan dengan penelitian Bleumink, et al. 2004 yang menyebutkan bahwa angka kejadian gagal jantung dua kali lebih tinggi pada laki- laki daripada perempuan. Tetapi, hasil ini berbeda dengan data Riskesdas 2013, dimana prevalensi laki-laki sama dengan prevalensi perempuan.

5.2.3. Distribusi karakteristik berdasarkan denyut jantung

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa denyut jantung rata-rata pasien gagal jantung adalah sekitar 86,28 kalimenit dengan standar deviasi 19,813. Pada penelitian Davies, et al. 2001didapatkan bahwa denyut nadi rata- rata adalah 77,3 kalimenit dengan standar deviasi 17,8. Denyut jantung yang lebih cepat ini dapat terjadi karena pada penelitian ini AF merupakan komorbid yang cukup sering juga ditemui. Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Distribusi karakteristik berdasarkan tekanan darah sistolik

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa tekanan darah sistolik rata-rata pasien gagal jantung adalah 124,42 mmHg dengan standar deviasi 23,397. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Davies, et al. 2001, yaitu 148,4± 21,1 mmHg.

5.2.5. Distribusi karakteristik berdasarkan tekanan darah diastolik

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa tekanan darah diastolik rata-rata pasien gagal jantung adalah 80,22 mmHg dengan standar deviasi 16,567. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Davies, et al. 2001, yaitu 87,1± 12,3 mmHg.Tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih rendah ini dapat terjadi karena pada penelitian ini kebanyakan adalah pasien hipertensi terkontrol.

5.2.6. Distribusi karakteristik berdasarkan etiologi

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa secara keseluruhan coronary artery disease CAD merupakan etiologi gagal jantung yang paling sering dengan proporsi sebesar 67. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cowie, et al. 1999, dimana mereka memperoleh CADmerupakan etiologi paling sering dengan proporsi 36.Komajda, et al. 2005 juga melaporkan bahwa etiologi yang paling sering adalah CAD 68. Hal yang sama juga dilaporkan dalam penelitian Störk, et al. 2008, dimana CAD merupakan etiologi tersering dengan proporsi 50,7. Penelitian dengan studi cohort yang dilakukan oleh Frankenstein, et al. 2010, pada tahun 1994-2000 dan 2001-2007 CAD merupakan etiologi tersering masing-masing dengan proporsi48,5 dan 36,3 orang.Peters-Klimm, et al.2008 juga melaporkan dalam penelitiannya bahwa CAD merupakan penyebab yang paling banyak sekitar 44,3.Maggioni, et al. 2010 juga melaporkan bahwa etiologi tersering adalah CAD 40,5. Maggioni, et al. 2013 juga menyatakan CAD adalah etiologi tersering dengan proporsi sebesar 43. Seperti yang disebutkan dalam pedoman tata laksana gagal jantung ESC McMurray, et al., 2012, CAD merupakan penyebab tersering, yaitu sekitar dua per tiga kasus gagal jantung penurunan fraksi ejeksi. Yancy, et al. Universitas Sumatera Utara 2013 juga menyebutkan CAD merupakan penyebab tersering gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi.

5.2.7. Distribusi karakteristik berdasarkan komorbid