ACE-inhibitor angiotensin converting enzyme inhibitor

BNP tidak dapat menegakkan diagnosis gagal jantung, tetapi kadar BNP yang normal dapat menyingkirkan diagnosis gagal jantung. Pemeriksaan natriuretik peptida lain seperti N-terminal pro-B-Natriuretic peptide NT-proBNP juga memiliki sensitivitas yang tinggi 93 dan spesifisitas yang bervariasi, tetapi spesifisitas yang lebih rendah daripada BNP Jant, et al., 2009. Chestx-ray memiliki spesifisitas sekitar 76-83 dan sensitivitas sekitar 67- 68. Penemuan chest x-ray yang abnormal dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, tetapi chest x-ray yang normal tidak dapat menyingkirkan diagnosis gagal jantung Jant, et al., 2009. Ekokardiografi merupakan alat diagnostik yang berguna dalam mendiagnosis pasien gagal jantung. Ekokardiografi ini digunakan untuk menilai struktur dan fungsi jantung, mengukur fraksi ejeksi, dalam mendiagnosis gagal jantung dan penentuan penatalaksanaannya McMurray, et al., 2012. Menurut Jant, et al. 2009 pemeriksaan ekokardiografi harus segera dilakukan pada pasien dengan gejala klinis yang dicurigai gagal jantung dan memiliki salah satu kondisi sebagai berikut: Riwayat infark miokard, ronki basah, laki-laki dengan edema pre- tibial.

2.1.7. Penatalaksanaan

2.1.7.1. ACE-inhibitor angiotensin converting enzyme inhibitor

Mekanisme : Sistem renin-angiotensin berperan penting terhadap homeostasis kardiovaskular. Efektor utama ini adalah angiotensin II AngII, yang dibentuk dari pemecahan Angiotensin I oleh ACE angiotensin converting enzyme. ACE-i menghambat perubahan AngI menjadi AngII, sehingga terjadi efek vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Efek vasodilatasi terjadi pada vena dan arteri, sehingga akan menurunkan preload dan afterload yang akan mengurangi beban jantung. Berkurangnya sekresi aldosteron akan menyebabkan terjadi ekskresi air dan natrium yang juga akan mengurangi beban jantung. ACE-i juga menghambat degradasi bradikinin, substansi P dan enfekalin. Bradikinin juga berperan terhadap Universitas Sumatera Utara efek vasodilatasi melalui stimulasi NO dan prostaglandin Nafrialdi, 2009; Yamin, et al., 2011. ACE-i memiliki efek samping seperti, hipotensi, batuk kering, hiperkalemia, edema angioneurotik, gagal ginjal akut, proteinuria dan efek teratogenik. Kontraindikasi penggunaan ACE-i berupa riwayat angioedema, stenosis arteri renalis bilateraldan hamil Nafrialdi, 2009; McMurray, et al., 2012. Efek antiremodelling: Pembentukan AngII, sebagai respon dari stimulus patologi, berperan penting dalam proses pengembangan hipertrofi jantung yang patologis. AngII akan mengaktifkan GPCR G-protein coupled receptor, yang akan menyebabkan disosiasi G αq. Aktivasi yang berlebih dari reseptor AngII AT 1 dan G αq akan menyebabkan hipertrofi jantung pada hewan percobaan yang berhubungan dengan perubahan ekspresi gen danatau disfungsi jantung dan kematian prematur McMullen dan Jennings, 2007. AngII, di otak, akan menyebabkan feedback positif dengan cara meningkatkan jumlah reseptor AngII AT 1 , inhibisi NO dan meningkatkan produksi anion superoksida, sehingga akan meningkatkan laju simpatis dan perburukan gagal jantung Triposkiadis, et al., 2009.Efek AngII terhadap perburukan gagal jantung i.e remodelling jantung itu sendiri akan dihambat oleh ACE-i dengan mengurangi hipertrofi miokard dan penurunan preload Setiawati dan Nafrialdi, 2009.

2.1.7.2. ARB angiotensin reseptor blocker