Sistol
124,42 ± 23,39 mmHg 0,352
Diastol
80,22 ± 16,57 mmHg 0,236
Denyut jantung
86,28 ± 19,81 kalimenit 0,104
Etiologi
CAD 3 100
40 69 22 61,1
0,519 HHD
2 66,7 27 46,6
17 47,2 0,870
Kelainan katup 8 13,8
7 19,4 0,739
Kardiomiopati 1 1,7
6 16,7 0,028
CHD 2 5,6
0,197
Komorbid
AF 11 19
8 22,2 0,893
Hipertensi 9 15,5
11 30,6 0,211
DM tipe 2 7 12,1
3 8,3 0,810
Gejala Tanda
Dispnoea 2 66,7
52 89,7 33 91,7
0,406 PND
18 31 13 36,1
0,606 OP
12 20,7 8 22,2
1,000 Edema pretibial
9 15,5 9 25
0,401 TVJ
7 12,1 4 11,1
1,000 Ronki Basah
1 33,3 10 17,2
9 25 0,427
Palpitasi 3 5,2
3 8,3 0,730
5.2. Pembahasan
5.2.1. Distribusi karakteristik berdasarkan umur
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa kelompok usia yang paling banyak menderita gagal jantung adalah kelompok usia 59-68 tahun. Hasil
hampir sesuai dengan data Riskesdas 2013 dengan prevalensi terbesar untuk kelompok usia 65-74 tahun. Tetapi, hal ini tidak sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Cowie, et al. 1999 dan Mosterd, et al. 1999, dimana kelompok usia 75-84 tahun merupakan kelompok usia dengan prevalensi
gagal jantung terbesar, dan penelitian yang dilakukan oleh Bleumink, et al. 2004 kelompok usia
≥ 85 tahun memil iki prevalensi terbesar.Hal ini dapat terjadi berhubungan dengan angka harapan hidup di negara Indonesia yang lebih rendah,
yaitu 70 tahun Badan Pusat Statistik, 2013. Selain itu, dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa jumlah pasien
gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya usia mulai dari kelompok
Universitas Sumatera Utara
usia 19-28 tahun sebanyak 2 orang 2,1 menjadi 33 orang 34 pada kelompok usia 59-68 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian Cowie, et al.
1999, Mosterd, et al. 1999, Bleumink, et al. 2004 dan Riskesdas 2013. Hal ini berhubungan dengan penelitian Cowie, et al. 1999 dan Bleumink, et al.
2004 yang menyebutkan bahwa angka kejadian gagal jantung meningkat seiring bertambahnya usia.
Selain peningkatan jumlah pasien seiring dengan bertambahnya usia, juga diperoleh penurunan jumlah pasien gagal jantung pada kelompok usia
≥ 69 tahun, hasil ini juga sejalan dengan hasil Riskesdas 2013, yang mana terjadi
penurunan prevalensi gagal jantung pada kelompok usia ≥ 75 tahun.
5.2.2. Distribusi karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa gagal jantung lebih banyak diderita oleh laki-laki, yaitu sebanyak 78 orang 80,4, dibandingkan
dengan perempuan 19,6. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bleumink, et al. 2004, dimana prevalensi laki-laki yang
menderita gagal jantung lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Dalam penelitian Peters-Klimm, et al. 2008juga menyebutkan laki-laki memiliki
proporsi yang terbesar.Maggioni, et al. 2010 dan Maggioni, et al. 2013 juga melaporkan bahwa pasien gagal jantung perempuan masing-masing hanya 29,7
dan 28,8.Hal ini berkaitan dengan penelitian Bleumink, et al. 2004 yang menyebutkan bahwa angka kejadian gagal jantung dua kali lebih tinggi pada laki-
laki daripada perempuan. Tetapi, hasil ini berbeda dengan data Riskesdas 2013, dimana prevalensi laki-laki sama dengan prevalensi perempuan.
5.2.3. Distribusi karakteristik berdasarkan denyut jantung