BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Gagal jantung
a. Definisi : Gagal jantung adalah sindroma klinis akibat kelainan struktur dan
fungsi jantung yang terjadi secara kronis dan dengan penurunan fraksi Pedoman tatalaksana gagal
jantung European Society of Cardiology
2012
− ACE-inhibitorARB − Beta-blocker
− MRA − Diuretik
− Digitalis Penerapan pedoman tata laksana
gagal jantung European Society of Cardiology
2012 Dokter
Universitas Sumatera Utara
ejeksi ≤ 40 yangdidiagnosis berdasarkan anamnesis penyakit jantung
terdahulu, gejala klinistabel tanda dan gejala, dan pemeriksaan ekokardiografi penurunan fraksi ejeksi
≤ 40. b. Alat ukur : Rekam Medis.
c. Hasil pengukuran : Hasil pengukuran dinyatakan dengan dua cara
- Ya Pasien didiagnosis gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi
≤ 40 berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan ekokardiografi oleh dokter.
- Tidak Pasien tidak didiagnosis gagal jantung dengan penurunan
fraksi ejeksi ≤ 40 berdasarkan anamnesis, geja la klinis dan
pemeriksaan ekokardiografi oleh dokter. d. Skala ukur : Pengukuran dinyatakan dalam skala nominal.
3.2.2. Penilaian penerapan pedoman tata laksana
a. Definisi :
Penilaian terhadap dokter dalam menerapkan pedoman tata laksana gagal jantung ESC 2012, berdasarkan kriteria yang diindikasikan oleh
ESC, dalam penggunaan ACE-inhibitorARB, Beta-blocker,
Mineralocorticoid receptor antagonist, Diuretik, Digitalis Komajda, et al., 2005.
b. Alat ukur : 1 ‘Algoritma penilaian penerapan pedoman tata laksana gagal
jantung’. 2 Guideline adherence indicator-3 GAI-3.
3 Guideline adherence indicator-5 GAI-5. c. Cara ukur :
1 Menggunakan algoritma pada tabel 3.1. untuk menentukan apakah obat yang direkomendasikan ESC diresepkan kepada pasien
Komajda, et al., 2005.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Algoritma penilaian penerapan pedoman tata laksana gagal jantung Komajda, et al., 2005; Störk, et al., 2008
Kelas terapi Kriteria penerapan pedoman tata
laksana gagal jantung Hasil ukur penerapan
pedoman tata laksana
gagal jantung ACE-inhibitor
ARB
APABILA NYHA kelas II-IV, MAKA pedoman dapat diterapkan
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN
ACE-iARB diresepkan, MAKA penerapan
pedoman terpenuhi
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN
ACE-iARB ‘TIDAK’ diresepkan, MAKA
penerapan pedoman tidak terpenuhi
Beta-blocker
APABILA NYHA kelas II-IV, DAN ‘TIDAK’ terdiagnosis asma, MAKA
pedoman dapat diterapkan APABILA pedoman
dapat diterapkan DAN Beta-blocker diresepkan,
MAKA penerapan pedoman terpenuhi
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN
Beta-blocker ‘TIDAK’ diresepkan, MAKA
penerapan pedoman tidak terpenuhi
MRA
APABILA NYHA kelas II-IV, MAKA pedoman dapat diterapkan
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN
MRA diresepkan, MAKA penerapan pedoman
terpenuhi
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN
MRA ‘TIDAK’ diresepkan, MAKA
penerapan pedoman tidak terpenuhi
Diuretik
APABILA NYHA kelas II-IV, DAN ‘YA’ dispnoea atau edema, MAKA
pedoman dapat diterapkan APABILA pedoman
dapat diterapkan DAN Diuretik diresepkan,
MAKA penerapan pedoman terpenuhi
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN Diuretik
‘TIDAK’ diresepkan, MAKA penerapan
pedoman tidak terpenuhi
Universitas Sumatera Utara
Kelas terapi Kriteria penerapan pedoman tata
laksana gagal jantung Hasil ukur penerapan
pedoman tata laksana
gagal jantung Digitalis
APABILA NYHA kelas II-IV, DAN ‘TIDAK’ bradikardi 50xmenit,
MAKA pedoman dapat diterapkan APABILA pedoman
dapat diterapkan DAN Digitalis diresepkan,
MAKA penerapan pedoman terpenuhi
APABILA pedoman dapat diterapkan DAN Digitalis
‘TIDAK’ diresepkan, MAKA penerapan
pedoman tidak terpenuhi
2 Menghitung perbandingan obat yang diresepkan dengan obat yang diindikasikanberdasarkan 3 kelas terapi yaitu, ACE-iARB, Beta-
blocker, MRA pada setiap pasienKomajda, et al., 2005: 03[0]; 13[33]; 23[67]; 33[100]
3 Menghitung perbandingan obat yang diresepkan dengan obat yang diindikasikan berdasarkan 5 kelas terapiyaitu, ACE-iARB, Beta-
blocker, MRA, Diuretik, Digitalis pada setiap pasienKomajda, et al., 2005:
05[0]; 15[20]; 25[40]; 35[60]; 45[80]; 55[100] d. Hasil ukur :
1 Ya Tidak 2 - High adherence
100, - Moderate adherence 50-67,
- Low adherence 0-33.
3 - High adherence 80-100,
- Moderate adherence 40-60, - Low adherence
0-20. e. Skala ukur :
1 Pengukuran dinyatakan dalam skala nominal. 2 Pengukuran dinyatakan dalam skala ordinal.
3 Pengukuran dinyatakan dalam skala ordinal.
Universitas Sumatera Utara
3.2.3. ACE-inhibitor