Non-gagal jantung Karakteristik pasien gagal jantung dan GAI

Hasil penelitian ini tidak sesuai untuk nilai median GAI-5, dimana pada penelitian ini GAI-5 adalah 60 60-80. Sedangkan pada penelitian Störk, et al. 2008 diperoleh nilai GAI-5 sebesar 75 50-100. Dalam survei yang dilakukan oleh komajda, et al. 2003 menyebutkan bahwa etiologi gagal jantung, umur, komorbid merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penatalaksaan gagal jantung. Erhardt, et al.2008 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kompleksitas dari pedoman tata laksana merupakan rintangan utama dalam penerapan pedoman. Penyediaan pedoman tata laksana gagal jantung dalam formatyang ringkas padat dan mudah diakses dianggap sebagai faktor penting dalam meningkatkan penerapan pedoman yang lebih baik Erhardt, et al., 2008; Shoukat, et al., 2011

5.2.10.2. Non-gagal jantung

Pada penelitian ini didapatkan bahwa antiplatelet merupakan obat yang paling banyak digunakan berdampingan dengan obat gagal jantung, yaitu sebanyak 66. Pada penelitian yang dilakukan oleh Maggioni, et al. 2013 dan Maggioni, et al. 2010, penggunaan antiplatelet hanya 51,5 dan 47,9. Untuk penggunaan statin, penelitian Maggioni, et al. 2013 dan Maggioni, et al. 2010, lebih banyak dibandingkan antiplatelet, yaitu 61,8 dan 53,7. Penggunaan antiplatelet dan statin yang cukup banyak ini berkaitan dengan etiologi gagal jantung yang tersering, yaitu CAD. Seperti diketahui bahwa antiplatelet dan statin merupakan terapi pengobatan jantung koroner.

5.2.10.3. Karakteristik pasien gagal jantung dan GAI

Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara komorbid hipertensi dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-3 dengan nilai p=0,011 p0,05 menggunakan uji chi-square. Hasil ini sesuai dengan dengan penelitian Zugck, et al. 2012 dimana terdapat hubungan antara hipertensi dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-3 p=0,002. Pada penelitian ini juga didapatkan hubungan yang bermakna antara umur dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-5 dengan nilai p=0,041 p0,05 menggunakan uji ANOVA satu arah. Hasil ini juga sesuai Universitas Sumatera Utara dengan penelitian Zugck, et al. 2012 yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara umur dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-5 p0,001. Dan diperoleh juga hubungan yang bermakna antara etiologi kardiomiopati dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-5 dengan nilai p=0,022 p0,05 menggunakan uji chi-square. Seperti yang dijelaskan sebelumnya di dalam karya tulis ini, komajda, et al. 2003 menyebutkan bahwa etiologi gagal jantung, umur, komorbid merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penatalaksaan gagal jantung. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan obat antagonis neurohormonal ACE-iARB, Beta-blocker, dan MRA dalam penatalaksanaan gagal jantung kronis di RSUP H. Adam Malik masih perlu ditingkatkan. 2. Penggunaan obat simptomatik diuretik sudah cukup baik, tetapi penggunaan digitalis masih sedikit. 3. Berdasarkan GAI-3, kategori terbanyak adalah moderate. 4. Berdasarkan GAI-5, kategori terbanyak adalah moderate. 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara komorbid hipertensi dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-3. 6. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-5. 7. Terdapat hubungan antara etiologi kardiomiopati dan penerapan pedoman tata laksana berdasarkan GAI-5.

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat sarankan penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, yaitu : 1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dalam skala yang yang lebih luas. 2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat dilakukan dengan data primer dan sekaligus dapat dilakukan follow-up. 3. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan desain penelitian analitik, sehingga dapat menilai bagaimana outcome dari penatalaksanaan yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara