Gagal jantung Non-gagal jantung Distribusi karakteristik pasien gagal jantung dan GAI

Komorbid Frekuensi n Persentase ISPA 9 9,3 DM tipe 2 10 10,3 Urolithiasis 2 2,1 BPH 1 1 Hipertiroid 1 1 AKICKD 5 5,2 Congestive Hepatopathy 1 1 Spondilolistesis Lumbalis 1 1 Dispepsia 1 1

5.1.2.8. Distribusi karakteristik berdasarkan gejala dan tanda

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dispnoea merupakan gejala yang paling sering yang dikeluhkan oleh 87 orang 89,7. Tabel 5.7. Distribusi karakteristik berdasarkan gejala dan tanda Tanda dan Gejala Frekuensi n Persentase Dispnoea 87 89,7 PND 31 32 OP 20 20,6 Edema pre-tibial 18 18,6 Ronki basah 20 20,6 Peningkatan TVJ 11 11,3 Palpitasi 6 6,2

5.1.2.9. Distribusi karakteristik berdasarkan gambaran ekokardiografi

Fraksi ejeksi rata-rata pasien adalah 32,77 ± 6,12. Fraksi ejeksi tertinggi adalah 40, dan fraksi ejeksi terendah adalah 14,8.

5.1.3. Tata laksana

5.1.3.1. Gagal jantung

Penggunaan obat-obat gagal jantung yang paling banyak diresepkan adalah furosemid, yaitu sebanyak 87 orang 89,7. Penggunaan obat ACE- iARB sebanyak 76 orang 78,4, Βeta-blocker dan MRA masing-masing sebanyak 60 orang 61,9. Tabel 5.8. Distribusi tata laksana gagal jantung Nama Obat Frekuensi n Persentase ACE-i Captopril 57 58,8 Ramipril 6 6,2 Universitas Sumatera Utara Nama Obat Frekuensi n Persentase Lisinopril 2 2,1 ARB Candesartan 8 8,2 Valsartan 3 3,1 Βeta-blocker Bisoprolol 60 61,9 MRA Spironolakton 60 61,9 Diuretik Furosemid 87 89,7 Digitalis Digoxin 26 26,8 Tata laksana gagal jantung terbanyak berdasarkan GAI-3 dan GAI-5 adalah moderatemasing-masing sebanyak 44 orang 45,4 dan 58 orang 59,8. Niali median GAI-3 lebih tinggi, yaitu 67 33-100, dibandingkan dengan GAI-5. Tabel 5.9. Distribusi tata laksana gagal jantung berdasarkan GAI-3 dan GAI-5 Low Moderate High Median IQR GAI-3 28 28,9 44 45,4 25 25,8 67 33-100 GAI-5 36 37,1 58 59,8 3 3,1 60 60-80

5.1.3.2. Non-gagal jantung

Antiplatelet merupakan obat yang banyak digunakan berdampingan dengan obat gagal jantung, yaitu pada 65 orang 66. Tabel 5.10. Distribusi tata laksana non-gagal jantung Nama Obat Frekuensi n Persentase Antikoagulan Warfarin 32 33 Antiplatelet Aspirin 51 52,6 Clopidogrel 2 2,1 Aspirin+Clopidogrel 11 11,3 Nitrat Organik ISDN 40 41,2 Statin Simvastatin 44 45,4 Atorvastatin 1 1 Antiaritmia Amiodarone 2 2,1 Elektrolit KCl 16 16,5 Universitas Sumatera Utara Nama Obat Frekuensi n Persentase K L-Aspartat 4 4,1 Ca Channel-Blocker Amlodipine 6 6,2 Analgesik Meloxicam 2 2,1 Parasetamol 1 1 Antibiotik Ciprofloxacin 5 5,2 Cefadroxil 2 2,1 Vitamin B-Complex 6 6,2 C 1 1 OAD Metformin 1 1 Glicazide 1 1 Obat batuk Codein 2 2,1 Glyceryl Guaiacolate 1 1 Antivertigo Beta-histine 1 1 Obat GI Ranitidine 13 13,4 Sucralfat 3 3,1 Laxadine 4 4,1 Anxiolitik Alprazolam 3 3,1 Clobazam 1 1 Obat Hiperurisemia Allopurinol 3 3,1

5.1.3.3. Distribusi karakteristik pasien gagal jantung dan GAI

Komorbid hipertensi dan GAI-3, umur dan GAI-5, etiologi kardiomiopati dan GAI-5 masing-masing memiliki nilai p 0,05. Tabel 5.11. Distribusi karakteristik pasien gagal jantungdan GAI-3 Guideline adherence indicator-3 Universitas Sumatera Utara Low n=25 Moderate n=44 High n=28 P-values Umur rerata, IK 56 51-61,3 56 52,5-60 5450-58 0,731 Jenis Kelamin 0,678 Laki-laki 20 80 34 77,3 24 85,7 Perempuan 5 20 10 22,7 4 14,3 Fraksi ejeksi 32,77 ±6,12 0,410 Sistol 124,42 ±23,39 mmHg 0,070 Diastol 80,22 ±16,57 mmHg 0,405 Denyut jantung 86,28 ± 19,81 kalimenit 0,963 Etiologi CAD 15 60 29 65,9 21 75 0,499 HHD 11 44 19 43,2 16 57,1 0,473 Kelainan katup 7 28 5 11,4 3 10,7 0,159 Kardiomiopati 5 11,4 2 7,1 0,276 CHD 1 2,3 1 3,6 1,000 Komorbid AF 6 24 7 15,9 6 21,4 0,688 Hipertensi 2 8 7 15,9 11 39,3 0,011 DM tipe 2 4 16 2 4,5 4 14,3 0,194 Gejala Tanda Dispnoea 23 92 38 86,4 26 92,9 0,692 PND 7 28 13 29,5 11 39,3 0,610 OP 4 16 11 25 5 17,9 0,615 Edema pretibial 4 16 8 18,2 6 21,4 0,876 TVJ 1 4 7 15,9 3 10,7 0,391 Ronki Basah 5 20 10 22,7 5 17,9 0,880 Palpitasi 1 4 4 9,1 1 3,6 0,652 Tabel 5.12. Distribusi karakteristik pasien gagal jantung dan GAI-5 Guideline adherence indicator-5 Low n=3 Moderate n=58 High n=36 P-values Umur rerata, IK 6955,6-83,0 56,653,3-59,9 52,949,5-56 0,041 Jenis Kelamin 0,795 Laki-laki 3 100 45 77,6 30 83,3 Perempuan 13 22,4 6 16,7 Fraksi ejeksi 32,77 ± 6,12 0,470 Universitas Sumatera Utara Sistol 124,42 ± 23,39 mmHg 0,352 Diastol 80,22 ± 16,57 mmHg 0,236 Denyut jantung 86,28 ± 19,81 kalimenit 0,104 Etiologi CAD 3 100 40 69 22 61,1 0,519 HHD 2 66,7 27 46,6 17 47,2 0,870 Kelainan katup 8 13,8 7 19,4 0,739 Kardiomiopati 1 1,7 6 16,7 0,028 CHD 2 5,6 0,197 Komorbid AF 11 19 8 22,2 0,893 Hipertensi 9 15,5 11 30,6 0,211 DM tipe 2 7 12,1 3 8,3 0,810 Gejala Tanda Dispnoea 2 66,7 52 89,7 33 91,7 0,406 PND 18 31 13 36,1 0,606 OP 12 20,7 8 22,2 1,000 Edema pretibial 9 15,5 9 25 0,401 TVJ 7 12,1 4 11,1 1,000 Ronki Basah 1 33,3 10 17,2 9 25 0,427 Palpitasi 3 5,2 3 8,3 0,730

5.2. Pembahasan

5.2.1. Distribusi karakteristik berdasarkan umur

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa kelompok usia yang paling banyak menderita gagal jantung adalah kelompok usia 59-68 tahun. Hasil hampir sesuai dengan data Riskesdas 2013 dengan prevalensi terbesar untuk kelompok usia 65-74 tahun. Tetapi, hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cowie, et al. 1999 dan Mosterd, et al. 1999, dimana kelompok usia 75-84 tahun merupakan kelompok usia dengan prevalensi gagal jantung terbesar, dan penelitian yang dilakukan oleh Bleumink, et al. 2004 kelompok usia ≥ 85 tahun memil iki prevalensi terbesar.Hal ini dapat terjadi berhubungan dengan angka harapan hidup di negara Indonesia yang lebih rendah, yaitu 70 tahun Badan Pusat Statistik, 2013. Selain itu, dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa jumlah pasien gagal jantung meningkat seiring dengan bertambahnya usia mulai dari kelompok Universitas Sumatera Utara