2.2. Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung
Pedoman tata laksana merupakan ringkasan dan evaluasi dari semua penelitian yang tersedia untuk membantu dokter dalam menentukan
penatalaksanaan yang terbaik untuk pasien, dengan mempertimbangkan dampak dari outcome serta juga rasio risiko-manfaat sarana tata laksana tertentu
McMurray, et al., 2012. Sejumlah besar pedoman telah dikeluarkan oleh ESC dan juga beberapa
perkumpulan oraganisasi lain seperti ACCFAHA American College of Cardiology Foundation
American Heart Association, HFSA Heart Failure Society of American
, CCS Canadian Cardiovascular Society, dan ISHLT International Society for Heart and Lung Transplantation
. Penerapan pedoman tata laksana gagal jantung berpengaruh terhadap
outcome secara positif. Komajda, et al. 2005 menyebutkan bahwa kepatuhan
terhadap penerapan pedoman tata laksana gagal jantung menjadi prediktor yang kuat terhadap kurangnya kejadian rawat inap. Penerapan farmakoterapi yang baik
berkaitan dengan prognosis yang lebih baik pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, terlepas dari umur dan jenis kelamin Störk, et al., 2008.
Penerapan pedoman gagal jantung akut yang terdekompensasi menunjukkan penurunan angka kematian, jangka waktu yang pendek, dalam tiga bulan Braun,
et al., 2009. Richardson, et al. 2010 juga menyatakan penurunan angka kematian pada usia lanjut dengan sebesar
≤ 6,1 dan angka kematian sekitar 20 pada pasien tanpa pengobatan. Menurut Frankenstein, et al. 2010, peningkatan
penatalaksanaan berdasarkan pedoman tata laksana menurunkan angka kematian 1 tahun menjadi 14,1-4,8 antara tahun 1994-2000 dan 2001-2007, dan angka
kematian 3 tahun menjadi 29,5-10,9.Zugck, et al.2012 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penerapan GAI-3 yang baik diprediksi memberikan
perubahan yang menguntungkan terhadap fraksi ejeksi ventrikel kiri dan diameter end-diastolic
diameter setelah 1 tahun.Pada penelitian yang dilakukan oleh Yoo, et al. 2014 juga menyatakan bahwa penerapan pedoman tata laksana gagal
jatung berhubungan dengan outcome yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan itu juga, maka penerapan pedoman tata laksana merupakan hal yang penting dalam penatalaksanaan
terhadap pasien gagal jantung. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan pedoman tata laksana gagal jantung dalam
dunia klinis Komajda, et al., 2005; Reibis, et al., 2006; Peters-Klimm, et al., 2008; Erhardt, et al., 2008; Störk, et al., 2008; Braun, et al., 2009; Frankenstein, et
al., 2010; Maggioni, et al., 2010; Shoukat, et al., 2011; Zugck, et al., 2012; Maggioni, et al., 2013; Maggioni, et al., 2013; Yoo, et al., 2014; Ajuluchukwu,
Anyika dan Raji, 2014.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Gagal jantung
a. Definisi : Gagal jantung adalah sindroma klinis akibat kelainan struktur dan
fungsi jantung yang terjadi secara kronis dan dengan penurunan fraksi Pedoman tatalaksana gagal
jantung European Society of Cardiology
2012
− ACE-inhibitorARB − Beta-blocker
− MRA − Diuretik
− Digitalis Penerapan pedoman tata laksana
gagal jantung European Society of Cardiology
2012 Dokter
Universitas Sumatera Utara