Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

63,55 mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar 74,48 dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya yaitu 55,17 meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelasnya sebesar 83,21 dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar 82,76. Berdasarkan penelitian yang relevan peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti adalah melakukan penelitian menggunakan metode role play. Penelitian pertama dilakukan di SMA dan meneliti mengenai peningkatan pemahaman dengan penerapan metode role play. Pada penelitian kedua dan ketiga dilakukan di SD kelas atas IV dan V meneliti mengenai peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini berbeda karena meneliti siswa SD kelas bawah III, peneliti tidak hanya mengukur prestasi belajar siswa saja tetapi juga hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa itu yaitu minat belajar.

2.3. Kerangka Berfikir

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 2010 disebutkan bahwa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, menurut Slameto 2010 seorang siswa dikatakan berminat apabila siswa tersebut menyukai atau tertarik pada suatu hal atau aktivitas tertentu tanpa ada yang menyuruhnya untuk melakukan hal itu. Siswa biasanya mengekspresikannya melalui suatu pernyataan. Ketertarikan seorang siswa pada pelajaran dapat dilihat dari segala tingkah laku yang dia lakukan. Ciri- ciri siswa yang berminat adalah dia cenderung akan agak menetap dalam subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat oleh sikap positif. Minat seorang siswa sangat penting dalam kegiatan pembelajaran sebab minat sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Mengingat pentingnya minat dari seorang siswa dalam mengikuti pelajaran makan guru wajib menjaga agar siswa dalam kelas tersebut merasa berminat terhadap pelajaran. Ada beberapa cara agar minat siswa dapat meningkat ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas, salah satunya adalah dengan membuat pembelajaran semenarik mungkin. Kegiatan pembelajaran dapat dibuat menarik dengan penerapan metode yang menarik pula. Apalagi untuk pembelajaran di sekolah dasar, kegiatan pembelajaran di sekolah dasar semestinya dilakukan dengan semenarik mungkin. Ada beberapa mata pelajaran di sekolah dasar yang membosankan dengan materi yang sulit dan banyak. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial salah satunya. Mata pelajaran IPS memiliki materi yang sangat luas dengan waktu pengajaran relatif pendek. Ada beberapa materi dalam pelajaran IPS yang bersifat abstrak sehingga memerlukan metode yang tepat dalam mengajar agar siswa dapat mengerti dengan jelas. Ada begitu banyak metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru. Ada metode ceramah, tanya jawab dan metode role play . Sesuai dengan metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode role play. Metode role play adalah metode yang merupakan suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk menapai tujuan tujuan pendidikan yang spesifik Zaini: 2008. Sesuai dengan karakteristik karakteristik dari metode role play bahwa dengan bermain peran atau role play siswa akan terlibat langsung atau mengalami sendiri peristiwa dan juga mengalami masalah sosial dalam kajian-kajian mata pelajaran terkait. Dari keterlibatan siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang bermakna. Kegiatan belajar yang bermakna akan meninggalkan bekas yang mendalam terhadap siswa sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih diingatdn dipahami. Selain itu, sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode role play, bahwa dengan memainkan peran siswa dapat melatih dirinya untuk berlatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan dimainkan. Sehingga dengan mengaktifkan siswa maka akan memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak dalam mata pelajaran. Sehingga materi materi dalam pelajaran IPS yang bersifat abstrak dapat dengan mudah dimengerti dan diingat oleh siswa. Pembelajaran dengan menerapkan metode role play mampu meningkatkan minat siswa, dimana dengan metode role play siswa akan terlibat langsung untuk melakukan simulasi. Pada saat melakukan simulasi siswa mengembangkan imajinasi yang ada dalam pikirannya. Selain itu dengan melakukan simulasi siswa seperti mengalami sendiri situasi yang ada. Sehingga diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami dan mengerti materi yang sedang di ajarkan. Metode role play mampu membantu siswa dalam memahami bukan hanya sekedar menghafal konsep- konsep abstrak dalam mata pelajaran IPS sehingga konsep yang diperoleh siswa akan bertahan lama hingga pada akhirnya prestasi belajar siswa akan meningkat.

2.4. Hipotesis tindakan