64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Secara spesifik akan membahas tentang hasil penelitian
dan pembahasan pelaksanakan penelitian.
4.1. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD
Kanisius Ganjuran yaitu sebanyak 32 siswa. Penelitian Tindakan Kelas PTK yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS kelas III SD K
Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play ” dilaksanakan selama empat
pertemuan. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 15. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Siklus Pertemuan ke-
Hari Tanggal I
1 Selasa, 26 Maret 2013
2 Rabu, 27 Maret 2013
II 1
Selasa, 16 April 2013 2
Rabu, 17 April 2013
4.1.1. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian di dalam kelas, peneliti melakukan observasi mengenai pembelajaran yang ada di dalam kelas yang akan
dijadikan bahan penelitian. Peneliti mengobservasi tentang metode yang diterapkan guru kelas ketika melakukan kegiatan belajar. Metode yang
digunakan guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih berpusat pada guru, sehingga
siswa cenderung diam dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh
guru. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak nampak, hal tersebut dikarenakan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Jika
kita hubungkan dengan karakteristik siswa SD yang cenderung mudah bosan terhadap suatu hal, tentunya pembelajaran seperti ini akan membuat
siswa bosan sehingga siswa tidak akan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. Konsentrasi siswa terlihat tidak fokus dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang justru hanya mengobrol sendiri dengan teman sebangku. Keterlibatan siswa di dalam proses pembelajaran pun tidak
nampak saat guru mengajukan pertanyaan, siswa hanya diam dan takut untuk menjawab. Ketika guru bertanya apakah ada yang belum mengerti
mereka hanya diam, tetapi ketika diberikan pertanyaan mengenai materi hanya ada sebagian kecil siswa yang dapat menjawab dengan benar.
Sebagian besar siswa hanya diam dan menunduk sambil melipat tangan di atas meja mereka.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III mengenai kondisi kelas dan materi tentang kegiatan jual beli yang akan digunakan
dalam penelitian. Dari hasil wawancara dengan guru kelas III didapat informasi antara lain sebagai berikut:
1. Minat siswa dalam belajar IPS dinilai rendah jika dibandingkan
belajar pelajaran lain seperti matematika dan IPA. 2.
Materi Pelajaran IPS cukup banyak 3.
Diperoleh data prestasi belajar siswa tahun sebelumnya terlampir
Selain melakukan wawancara kepada guru kelas III, peneliti juga melakukan wawancara kepada seluruh siswa kelas III untuk mengetahui
bagaimana kondisi awal siswa. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Maret 2013. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan
observasi terhadap keadaan kelas yang akan diteliti. Berikut ini data observasi dan wawancara minat siswa pada kondisi awal sebelum
menggunakan meode Role Play. Tabel 16. Rekapitulasi Data Minat Siswa Kondisi Awal
Data Nilai rata rata
Observasi minat 62,90
Prestasi siswa 65,00
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata rata minat belajar di kelas III adalah 62,90. Minat siswa di kelas III dapat
digolongkan dalam kategori rendah.
4.1.2. Siklus I
4.1.2.1. Perencanaan Sebelum
melakukan penelitian,
terlebih dahulu
peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan akan digunakan
dalam penelitian. Dalam perencanaan di siklus I ini peneliti mempersiapkan materi mengenai kegiatan jual beli, membuat silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, menyiapkan lembar pengamatan minat siswa, lembar wawancara, membuat skenario role
play dan tes prestasi belajar yang sudah di uji validitas, serta
menentukan jadwal pelaksanaan.
4.1.2.2. Tindakan Kegiatan belajar mengajar siklus I pertemuan I dilaksanakan pada
hari Selasa 26 Maret 2012 dengan berpedoman pada RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Materi yang dipelajari pada pertemuan I adalah
mengenai kegiatan jual beli yang biasanya dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan dengan metode role play. Kegiatan belajar
yang dilakukan siswa secara berkelompok. Pada awal pertemuan siswa dibagi menjadi kelompok kelompok yang beranggotakan 7-8 anak.
Kemudian guru membagikan skenario dan lembar penilaian siswa. guru menjelaskan tata cara kegiatan pembelajaran hari ini. Kegiatan belajar
tersebut memuat kegiatan role play jual beli di lingkungan sekitar siswa. Setelah siswa melakukan kegiatan role play peserta didik diminta
mengerjakan LKS yang telah disiapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa, absensi, dan apersepsi.
Apersepsi dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pasar dan kegiatan jual beli yang pernah dilakukan oleh siswa
dirumah maupun disekolah. Selanjutnya siswa membentuk kelompok beranggotakan 8 orang. Pembagian kelompok dilakukan oleh guru kelas
dengan cara berhitung dari 1- 4. Guru menunjuk ketua untuk setiap kelompok yang kemudian dibagi scenario oleh guru. Skenario yang
dibagikan bertemakan tentang kegiatan jual beli yang biasanya dilakukan oleh siswa di sekolah maupun dirumah. Skenario untuk
setiap kelompok berbeda. Setelah semua siswa mendapatkan skenario
dan berkumpul dalam kelompok, guru menjelaskan bagaimana jalannya kegiatan pembelajaran hari ini.
Kegiatan belajar pertama yang dilakukan adalah melakukan tanya jawab tentang kegiatan jual beli yang pernah dilakukan oleh siswa.
Siswa diminta untuk menceritakan pengalaman yang pernah mereka lakukan di depan kelas. Ada 4 orang siswa yang bersedia menceritakan
pengalamannya di depan kelas. Ketika ada siswa yang bercerita di depan kelas, beberapa anak bercerita dengan teman di sebelahnya dan
tidak memperhatikan teman yang sedang bercerita didepan kelas. Guru harus mengingatkan siswa untuk memperhatikan teman yang sedang
bercerita di depan. Setelah siswa selesai bercerita, guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti.
Tidak ada satupun siswa yang bertanya. Kegiatan selanjutnya masuk pada kegiatan role play, guru
memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk membaca skenario yang telah mereka dapatkan. Waktu yang diberikan guru
adalah 10 menit, setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan peran apa yang mereka inginkan. Selesai penentuan peran, setiap kelompok
dipersilahkan untuk keluar kelas dan berlatih memerankan skenario yang mereka punyai.
Setiap kelompok berlatih secara berjauhan, mereka berlatih bagaimana cara membaca dengan baik. Tampak sesekali ada beberapa
kelompok yang bertanya kepada guru maupun kepada peneliti tentang
baimana cara membaca suatu percakapan dengan benar. Guru, peneliti dan beberapa mahasiswa PPL membantu siswa untuk berlatih
bagaimana membaca scenario itu dengan baik dengan intonasi dan lafal yang tepat. Hingga pada akhirnya simulasi role play tentang kegiatan
jual beli dimulai. Setiap kelompok melakukan persiapan dengan menata barang barang yang diperlukan untuk kegiatan jual beli. Semua
kelompok mensimulasikan role play tentang kegiatan jual beli dengan baik. Saat masing masing kelompok selesai mensimulasikan role play,
peneliti memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menilai bagaimana penampilan kelompok yang telah tampil sebagai suatu kritik
dan penghargaan atas usaha yang telah mereka lakukan. Setelah semua kelompok melakukan simulasi, guru mengajak siswa
untuk kembali ke dalam kelas dan melakukan refleksi bersama di dalam kelas dan mengerjakan soal latihan yang telah disediakan guru. Ketika
melakukan refleksi
banyak siswa
yang menyatakan
bahwa pembelajaran hari ini menyenangkan. Pada pertemuan pertama ini tidak
dilakukan evaluasi dengan pemberian soal evaluasi tetapi hanya memberikan pertanyaan pertanyaan yang dijawab lisan oleh siswa. Pada
saat siswa melakukan role play, guru mengamati bagaimana minat siswa dalam memperhatikan apa yang kelompok tampilkan, bagaimana
mereka menghargai setiap kelompok yang maju kedepan. Setiap siswa tampak menyaksikan penampilan kelompok dengan tenang dan penuh
perhatian. Mereka tampaknya menikmati pembelajaran yang sedang
berlangsung. Walaupun ada beberapa siswa yang duduk dibagian belakang membuat gaduh dan mengobrol dengan teman sebelah karena
mereka merasa bosan. Mereka merasa bosan karena pada saat ada teman lain yang sedang melakukan role play suara mereka tidak
terdengar dari belakang. Pada akhir pertemuan peneliti memberitahukan pelajaran untuk keesokan harinya dan memfasilitasi siswa untuk
menarik kesimpulan tentang pelajaran hari ini. Jalannya pembelajaran untuk siklus I pertemuan II hampir sama
dengan pertemuan I. Hanya saja ada hal yang membedakan yaitu mengenai materi role play, kelompok yang dibentuk dan adanya soal
evaluasi. Materi role play pada pertemuan II ini adalah tentang pasar modern dan pasar tradisional. Siswa dibagi dalam 2 kelompok besar
yang nantinya akan dibagi lagi menjadi 2 kelompok kecil. Kegiatan pembelajaran tetap berlangsung diluar kelas dengan pengawasan dari
guru, peneliti dan mahasiswa PPL. Secara keseluruhan proses belajar berjalan lancar, tetapi ada beberapa siswa yang kurang sabar dalam
menanti giliran untuk tampil dan mengganggu teman yang sedang melakukan role play. Diakhir pertemuan II guru memberikan soal
evaluasi secara tertulis untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
Dari kegiatan pertemuan I dan pertemuan II yang telah dilakukan banyak pengalaman dan kemajuan yang diperlihatkan oleh siswa.
Misalnya ada beberapa siswa yang mulai berani bertanya saat belum
jelas tentang materi yang di ajarkan, atau ada siswa yang lebih bisa diatur ketika pembelajaran sedang berlangsung. Minat siswa terhadap
pelajaran pun sepertinya sudah sedikit meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum penelitian.
4.1.2.3. Pengamatan atau observasi. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti merupakan pengamatan
untuk mengamati peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa. Pada tahap ini peneliti memperoleh tiga data. Ketiga data tersebut
adalah hasil minat siswa yang diukur dengan lembar pengamatan, wawancara dan hasil tes prestasi belajar siswa yang diukur dengan soal
objektif. Hasil perhitungan obseravsi siswa terdapat pada lampiran. Table 17. Skor Akhir Minat Siklus I
No Instrumen yang digunakan
Rata rata 1
Observasi minat siklus I 70,40
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa minat siswa terhadap pelajaran meningkat 7,50 dari 62,90 menjadi 70,40. Peningkatan
yang terjadi belum signifikan maka akan dilakukan siklus II. Hasil wawancara dengan guru juga menunjukan bahwa siswa belum
menunjukan minat yang tinggi dalam pembelajaran. Berikut ini adalah rangkuman hasil wawancara dengan guru kelas III:
1. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dirasa masih belum
maksimal. Siswa masih menggantungkan pada salah satu siswa. 2.
Siswa masih sulit berkonsentrasi dan fokus ketika diberikan waktu untuk berlatih.
3. Perencanaan pembelajaran sudah bagus akan tetapi dirasa terlalu
monoton dan lama ketika siswa harus menunggu waktu tampil, sebaiknya di siasati.
4. Penggunaan metode role play tampaknya sangat di senangi oleh
siswa, siswa tampak antusias ketika pembelajaran dimulai. 5.
Untuk manajemen waktu sebaiknya diatur menjadi lebih baik. 6.
Pada akhir siklus I peneliti memberikan soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi siswa dalam
belajar IPS materi kegiatan jual beli. Perhitungan hasi belajar siswa terdapat dalam lampiran. Berdasarkan tabel perhitungan
hasil prestasi belajar terdapat 6,30 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sekolah yaitu 65,00 dan 93,70 yang
dinyatakan lulus dalam materi tersebut. Jumlah siswa yang telah dinyatakan lulus tersebut sudah melampaui target di siklus I yaitu
sebanyak 50,00 . Untuk nilai rata rata kelas tersebut mendapat nilai 82,00 juga sudah memenuhi target yang telah ditentukan
oleh peneliti yaitu 80,00. 4.1.2.4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian siklus I skor akhir minat belajar dan prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan dan
sudah mencapai target yang ditentukan oleh peneliti, namun nilai minat yang didapat masih cukup rendah. Hal tersebut dikarenakan terdapat
beberapa permasalahan. Berikut ini permasalahan dan strategi untuk memperbaiki kendala yang terjadi pada siklus I:
Tabel 18. Refleksi Siklus I No
Permasalahan Strategi mengatasi permasalahan
1 Ada beberapa siswa yang masih
malu malu untuk melakukan role play
di depan teman teman. Memberikan semangat dan
motivasi kepada anak untuk lebih percaya diri.
2 Keadaan kelas sempit dan tidak
kondusif untuk pelajaran dengan metode role play
sedangkan untk pembelajaran di luar kelas sangat tidak kondusif
karena suasana yang ramai diganggu kelas 6.
Pembelajaran di lakukan didalam kelas dengan mengatur bangku
dan kursi supaya dapat digunakan untuk pembelajaran menggunakan
metode role play.
3 Ada beberapa anak laki laki di
kelas yang sulit untuk di atur dan suka mencari perhatian.
Meminta bantuan guru untuk memberikan perhatian lebih untuk
menangani anak tersebut.
4 Skenario yang digunakan
pembelajaran role play dinilai kurang variasi dan sedikit
monoton. Membuat lebih banyak cerita
yang menarik yang digunakan untuk pembelajaran.
Penggunaan metode role play untuk pembelajaran di dalam kelas ada beberapa kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan dan kelebihan
tersebut di dapatkan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru kelas dan teman sejawat. Hasil tersebut berdasarkan
diskusi dengan guru kelas. Dengan hasil diskusi ini diharapkan peneliti mempunyai
gambaran tentang
kegiatan pembelajaran
yang berlangsung. Dan peneliti dapat memperbaiki segala kekurangan di
siklus II yang akan dilaksanakan. Berikut adalah tabel kekurangan dan kelebihan metode role play yang digunakan dalam siklus I.
Tabel 19. Kelebihan Kekurangan Metode di Siklus I No
Kekurangan Kelebihan
1. Memerlukan waktu pebelajaran
yang sangat banyak. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. 2
Kesulitan dalam mengontrol anak secara individu.
Menambah variasi pembelajaran dalam kelas.
3 Pembelajaran dilakukan diluar
kelas banyak anak yang ramai dan sulit untuk diatur
Pembelajaran menjadi sedikit lebih menarik dengan banyaknya media
yang digunakan.
4 -
Melatih kerjasama anak dalam kelompok
Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa pada siklus I memang sudah mencapai target yang ditentukan siswa dan sudah
memnuhi indikator yang ditetapkan peneliti, akan tetapi siklus harus tetap dilanjutkan karena belum memenuhi target yang peneliti tetapkan
untuk siklus II. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II akan mengalami beberapa perbaikan untuk lebih dapat meningkatkan minat
belajar dan prestasi belajar siswa. Perbaikan yang dilakukan sebagai strategi untuk mengatasi masalah yang timbul pada siklus I.
4.1.3. Siklus II
4.1.3.1. Persiapan Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus II tidak jauh berbeda
dengan siklus I, peneliti mempersiapkan materi mengenai barter, membuat silabus, RPP, Lembar kerja siswa, Skenario pembelajaran,
lembar pengamatan dan soal evaluasi. 4.1.3.2. Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, 16 dan 17 April 2013. Seperti halnya Siklus I, pada Siklus II ini juga berlangsung
selama dua kali pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 3 jam pelajaran yaitu 3 X 35 menit. Materi yang dipelajari pada pertemuan I
adalah barter. Pembelajaran diawali dengan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai barter. Berdasarkan pengalaman di siklus I
terdahulu, pembelajaran kali ini dilakukan di dalam kelas agar lebih efektif dan kondusif. Guru memberikan sebuah cerita untuk menggiring
pemahaman siswa
mengenai barter
sehingga siswa
dapat menyimpulkan sendiri apa arti barter itu sendiri. Guru memberikan
perumpamaan yang cukup dimengerti dan membuat siswa tertarik, terbukti siswa antusias terhadap cerita guru. Sebagian besar dari mereka
memperhatikan cerita yang diberikan guru dengan penuh perhatian, walaupun ada beberapa anak yang mengobrol dan bermain-main pensil
dengan teman disebelahnya Selesai bertanya jawab dengan siswa, guru membagi siswa
kedalam 4 kelompok untuk kegiatan role play. Sebelum membagikan skenario guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam role play hari ini. Kegiatan role play hari ini berlangsung di dalam kelas dan setiap kelompok harus membuat
skenario percakapan sendiri. Guru hanya memberikan tema dan jalan cerita yang harus ditampilkan kepada setiap kelompok. 4 kelompok
besar tersebut dibagi lagi menjadi kelompok kelompok kecil, dalam kelompok-kelompok kecil tersebut siswa harus membuat percakapan
berdasarkan jalan cerita yang dia dapatkan. Guru memberikan waktu 30
menit untuk setiap kelompok membuat percakapan dan berlatih sebelum menampilkannya di depan kelas.
Setelah dirasa cukup untuk berlatih, setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menampilkan role play masing masing. Ada
peningkatan dalam penampilan role play yang dilakukan para siswa. Mereka lebih percaya diri dan lebih luwes dalam berakting. Suara
mereka dalam melakukan dialog juga cukup keras sehingga dapat didengar hingga dibangku paling belakang. Setiap kelompok selesai
menampilkan role play di depan kelas, guru akan memberikan penilaian dan kritik atas apa yang telah mereka tampilkan. Masukan ini diberikan
dengan tujuan agar keompok lain tidak mengulang kesalahan yang sama. Setiap kelompok juga diberikan satu kali kesempatan untuk dapat
mengulang penampilan mereka jika dianggap penampilan mereka kurang maksimal. Setelah semua kelompok menampilkan role play
masing masing, di akhir pelajaran guru memberikan LKS kepada siswa. Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang pelajaran hari
ini. Kesimpulan dibuat oleh siswa dengan bantuan dari guru. Siswa dan guru merefleksikan pelajaran hari ini. Soal evauasi tidak diberikan di
akhir pertemuan I ini, sebagai gantinya guru mengevaluasi siswa dengan memberikan pertanyaan secara lisan. Sebelum berakhir, guru
memberitahukan tentang kegiatan esok hari. Setiap siswa diminta untuk membawa beberapa alat untuk kegiatan role play.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2013. Hari ini siswa akan menjadi pembeli sekaligus penjual. Kegiatan
pembelajaran in i dinamai kegiatan “Sandwich Tralala”. Isi kegiatan
adalah setiap kelompok siswa akan membeli, membuat dan menjual sandwich. Setiap kelompok diberikan modal yang sama yang digunakan
untuk membeli bahan bahan yang digunakan untuk membuat sandwich. Selanjutnya secara berkelompok mereka membuat dan menjual
sandwich kepada warga sekolah. Harga setiap sandwich adalah Rp 500. Di sinilah terjadi kompetisi antar kelompok, kemampuan tawar
menawar dan marketing mereka dibutuhkan. Siswa tampak sangat antusias dengan kegiatan ini. Di akhir pertemuan guru menghitung
keuntungan setiap kelompok, kelompok yang mempunyai uang paling banyak adalah kelompok pemenang.
Dalam siklus II ini segala kesulitan, hambatan dan kekurangan di siklus I dapat teratasi. Kegiatan pembelajaran berlangsung menarik dan
menyenangkan. 4.1.3.3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti merupakan pengamatan untuk mengamati peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa.
Sama seperti siklus I pada tahap ini peneliti memperoleh tiga data. Ketiga data tersebut adalah hasil minat siswa yang diukur dengan
lembar pengamatan, wawancara dan hasil tes prestasi belajar siswa
yang diukur dengan soal objektif. Hasil perhitungan observasi minat siswa terdapat di lampiran.
Tabel 20. Hasil Skor Akhir Minat Siklus II No
Instrumen yang digunakan Rata rata kelas
1 Observasi minat siklus II
85,80 Dari tabel di atas di dapatkan gambaran bahwa skor akhir minat
siswa di siklus II adalah 85,80. Hal ini menunjukan bahwa minat siswa mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 70,40. Skor akhir
minat siswa sudah memenuhi target di akhir siklus kedua yaitu 80,00. Skor akhir minat siswa di siklus II adalah 85,80 termasuk dalam
kategori tinggi. Hasil wawancara dengan guru juga menunjukan bahwa siswa menunjukan minat yang tinggi dalam pembelajaran. Berikut ini
adalah hasil wawancara dengan guru kelas III: 1.
Kepercayaan diri siswa untuk tampil dihadapan teman teman dalam satu kelas sudah meningkat, terbukti dengan suara mereka yang
dapat terdengar ketika melakukan role play. 2.
Siswa sudah mampu untuk lebih tenang dan fokus ketika diberikan waktu untuk mempelajari naskah, walaupun ada yang masih ramai.
3. Pembelajaran lebih menarik dibandingkan siklus I, siswa tampak
aktif dan tidak bosan. 4.
Penggunaan metode role play tampaknya sangat disenangi oleh siswa, siswa tampak antusias ketika pembelajaran dimulai.
5. Untuk manajemen waktu sebaiknya diatur menjadi lebih baik.
Pada saat akhir siklus II peneliti juga memberikan soal evaluasi yang digunakan untuk menukur peningkatan prestasi siswa dalam
belajar IPS materi “kegiatan barter”. Hasil perhitungan prestasi belajar siswa terdapat pada lampiran. Berdasarkan tabel hasil perhitungan
prestasi belajar siswa terdapat 3,20 1 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 65,00 dan 96,80 31 siswa yang dinyatakan tuntas
dalam materi tersebut. Jumlah siswa yang lulus tersebut sudah melampaui target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 65,00 . Untuk
rata rata nilai juga sudah memenuhi target yaitu 90,90. 4.1.3.4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian siklus II skor akhir minat dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dan sudah mencapai
target yang dharapkan oleh peneliti. Walaupun demikian masih ada kekurangan dalam pelaksanaan penelitian siklus II ini. Kekurangan dari
penelitian siklus II ini adalah manajemen waktu yang belum baik dari peneliti sehingga kegiatan pembelajaran melebihi waktu yang
seharusnya terutama pada pertemuan II. Kelebihan dari siklus II ini adalah banyak siswa yang menunjukan
peningkatan pada kepercayaan diri saat harus tampil di depan teman satu kelas. Selain itu perhatian dan antusias siswa pada pelajaran lebih
besar terbukti ketika guru sedang bercerita mereka mendengarkan tanpa berbicara dengan teman sebelah seperti biasanya yang mereka lakukan
pada siklus I.
Karena peningkatan minat belajar dan prestasi belajar siswa sudah mencapai target yang diharapkan di akhir siklus II maka peneliti
memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus II.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Penerapan Role Play.