3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.4.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing
item pertanyaan yang membentuk variabel tertentu. Valid atau tidaknya alat ukur yang diuji dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing
item pertanyaan dengan skor total terkorelasi dari semua pertanyaan. Ghozali, 2009:49 Dengan kriteria hasil korelasi r
hitung
Corrected item- total correlation
yaitu :
Jika nilai r
hitung
0,30 maka variabel tersebut valid
Jika nilai r
hitung
0,30 maka variabel tersebut tidak valid
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner, yang merupakan indikator dari variabel.
Penelitian ini, uji reliabilitasnya dilakukan melalui pengukuran reliabilitas one shoot atau pengukuran sekali saja dengan cara Cronbach
Alpha yaitu membandingkan antara koefisien Alpha dengan standar
Alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika nilai alpha 0,60 berarti pertanyaan reliabel
Jika nilai alpha 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel
Nunnally,1960 dalam Ghozali, 2009:46
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mngwtahui apakah suatu data tersebut mengetahui sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya Kolmogrov Smirnov dan Saphiro Wilk dengan mempergunakan program SPSS
Menurut Sumarsono 2004:43, dasar pengambilan keputusan yaitu :
Nilai Signifikansi 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal
Nilai Signifikansi 0,05 berarti data tersebut tidak berdistribusi
normal
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier harus bersifat BLUE Best Linier Unibased Estimator
, artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk bisa dikatakan alat ukur yang BLUE, maka persamaan
regresi harus memenuhi tiga asumsi klasik sebagai berikut : 1.
Tidak boleh terjadi autokorelasi 2.
Tidak boleh terjadi multikorelasi 3.
Tidak boleh terjadi heteroskedasitisitas Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi BLUE, sehingga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Berikut ini uraian singkat mengenai tiga asumsi tersebut.
3.4.4.1 Autokolerasi
Menurut Ghozali 2006:96 uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t
-1
sebelumnya. Jika telah terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji autokolerasi karena data yang dipergunakan bukan data time series, melainkan data cross
section.
3.4.4.2 Multikolerasi
Uji multikolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Multikolinieritas dapat dilihat dengan menggunakan nilai VIF variance infation factor. VIF menyatakan tingkat pembengkakan
varians Ghozali, 2009:95 yang dapat dihitung dengan :
VIF = 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tolerance
Kriteria Pengujiannya : 1.
Jika besaran VIF 10 maka tidak menjadi multikolinieritas 2.
Jika besaran VIF 10 maka terjadi multikolinieritas
3.4.4.3 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tidak sama atau E u²1
≠ 0 jika nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya Ghozali, 2009;125 Salah satu cara untuk mendeteksi ada dua atau tidak adanya
heteroskedasitisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman, yaitu membandingkan antara nilai residual dengan variabel bebas.
Nilai Probabilitas 0,05 berarti bebas dari Heteroskedasitisitas
Nilai Probabilitas 0,05 berarti terkena dari Heteroskedasitisitas
3.4.5 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier berganda untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terikat. Bentuk persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut.
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ e
Anonim, 2010 : L-21 Dimana
: Y
= Kinerja Sistem Informasi Akuntansi X
1
= Partisipasi pemakai X
2
= Kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi X
3
= Program pelatihan dan pendidikan pemakai β
= Konstanta Intersep β
1
= Koefisien Regresi X
1
β
2
= Koefisien Regresi X
2
β
3
= Koefisien Regresi X
3
e = Kesalahan
3.4.6 Uji Hipotesis