Autokolerasi Multikolerasi Heterokedastisitas Uji Asumsi Klasik

Unstandardize Residual Kolmogorov Smirnov Z 0,339 Nilai Signifikansi 1.000 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-A Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov didapat nilai signifikan lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5 atau 0,05 yaitu 1.000, maka disimpulkan residual berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Autokolerasi

Autokorelasi menunjukkan dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali,2006:96. Pendeteksian atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena gejala autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena gejala autokorelasi biasanya terjadi pada data time series , sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section.

4.4.2 Multikolerasi

Multikolinieritas menunjukkan dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Pendeteksian ada atau tidaknya multikolinieritas menggunakan nilai Variance Inflation Factor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. VIF. Apabila nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas Ghozali, 2009:95 Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh nilai VIF sebagai berikut : Tabel 15 : Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Partisipasi Pemakai X1 0.382 2.619 Kemampuan Teknik Personal Sistemn Informasi Akuntansi X2 0.247 4.042 Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X3 0.316 3.166 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-D Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai VIF ketiga variabel bebas berada dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolerasi diantara masing-masing variabel bebas. Dengan demikian asumsi tidak ada multikolerasi terpenuhi.

4.4.3 Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas menunjukkan dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung adanya heterokedastisitas Ghozali, 2009;125. Pendeteksian ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan menggunakan metode korelasi Rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas dengan nilai residual. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jika signifikansi Rank Spearman 0,05 α = 5 maka model regresi bebas dari heterokedastisitas. Berikut hasil uji heterokedastisitas untuk masing-masing variabel bebas menggunakan korelasi Rank Spearman. Tabel 16 : Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Bebas Nilai Signifikasi Korelasi Rank Spearman Partisipasi Pemakai X1 0.485 Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi X2 0.498 Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai X3 0.472 Sumber : Data hasil kuesioner Lampiran 4-B Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi korelasi Rank Spearman untuk keempat variabel bebas, semuanya lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi signifikan antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga asumsi tidak ada heterokedastisitas terpenuhi.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN BELUM TERCAPAINYA TARGET KREDIT RINGAN (KRING) BTN PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG BANDAR LAMPUNG

0 10 51

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK.CABANG SURABAYA (Survey Pada Pegawai Bagian Pengguna Komputer Di BTN Wilayah Surabaya Timur).

0 0 126

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK.

0 0 85

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

7 57 116

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 7

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 1

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan

0 0 5

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA

0 1 23

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR CABANG PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk. SURABAYA

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK.CABANG SURABAYA (Survey Pada Pegawai Bagian Pengguna Komputer Di BTN Wilayah Surabaya Timur)

0 0 29