Bentuk Kepribadian Manusia MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

40 x Tahap Orientasi hukum yang disepakati, atau orientasi kesepakat- an sosial. Pada tahap ini anak yakin bahwa harus ada keluwesan dalam keyakinan-keyakinan moral yang memungkinkan modifikasi dan perubahan standar moral bila ini terbukti menguntungkan kelompok sebagai suatu keseluruhan. x Tahap Prinsip etis universal, atau orientasi ke arah keputusan hati nurani dan ke arah prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri. Pada tahap kedua ini anak menyesuaikan dengan standar sosial dan cita-cita internal terutama untuk menghindari rasa tidak puas dengan diri sendiri dan bukan untuk menghindari kecaman sosial. Pada tingkat pre-moral pada dasarnya bersifat egosentris. Keputusan moral dibuat secara eksklusif berdasarkan konsekuensi- konsekuensi untuk individu itu sendiri. Anak memutuskan benar atau salah, baik atau buruk berdasarkan pengalaman dari pujian atau hukuman yang diperoleh dari orang dewasa yang ada di sekitarnya. Tingkat moralitas konvensional didominasi oleh perspektif sosio- sentris. Suatu keputusan moral yang dibuat individu selalu mempertim- bangkan diri individu sendiri, anggota keluarga kelompok, dan bangsa. Harapan dan tujuan kelompok dipandang memiliki nilai tanpa memperhi- tungkan secara langsung konsekuensi-konsekuensi bagi mereka yang tidak menjadi anggota kelompok. Konformitas dan pemeliharaan tatanan yang baik merupakan hal yang benar-benar dipahami. Peran individu dalam kelompok menentukan apa yang benar dan apa yang salah. Harapan sosial dan keamanan tatanan sosial dan stabilitas keluarga, kelompok dan bangsa menjadi tujuan utama. Tingkat moralitas prinsip, benar dan salah ditentukan tanpa acuan pada individu itu sendiri maupun situasi sosial. Prinsip-prinsip etis yang dimilikinya merupakan suatu hal yang sifatnya universal, misalnya keadilan dan kesederajatan antar manusia dan sebagainya. Prinsip- prinsip ini dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan moral.

4. Bentuk Kepribadian Manusia

Kepribadian manusia bentuknya khas dan unik sehingga menjadi identitas yang bersangkutan, namun demikian tidak berarti di dunia ini bentuk kepribadian manusia sejumlah manusia yang ada di permukaan bumi. Beberapa ahli mencoba mengelompokkan bentuk kepribadian manusia tersebut dalam beberapa bentuk. Robbins 1996 mengidentifikasi ada 16 ciri primer atau bentuk primer kepribadian manusia, sekaligus sebagai sumber perilaku yang sifatnya ajek steady dan konstan, yang memungkinkan ramalan dari perilaku seseorang individu dalam situasi-situasi khusus dengan menim- Di unduh dari : Bukupaket.com 41 bang karakteristik-karakteristik untuk relevansi situasionalnya. Ke-enam belas ciri perimer kepribadian tersebut adalah sebagai berikut. 1. pendiam versus ramah 2. kurang cerdas versus lebih cerdas 3. dipengaruhi perasaan versus mantap secara emosional 4. mengalah versus dominan 5. serius versus suka bersenang-senang 6. mudah bersedia versus berhati-hati 7. malu-malu versus petualang 8. keras hati versus peka 9. mempercayai versus mencurigai 10. praktis versus imajinatif 11. terus terang versus lihailicin 12. percaya diri versus takut-takut 13. konservatif versus suka bereksperimen 14. bergantung kelompok versus berdiri sendiri 15. tak terkendali versus terkendali 16. santai versus tegang Identifikasi lain tentang bentuk kepribadian manusia juga dikemukakan oleh Robbins 1996 yang disebut dengan Indikator Tipe Myers-Briggs MBTI yaitu, suatu tes kepribadian yang menyadap 4 karakteristik dan mengelompokkan orang-orang kedalam 16 kelompok, yaitu 1 ekstrovert atau introvert E atau I; 2 menginderai sensing atau intuitif S atau N; 3 berpikir thinking atau merasakan feeling T atau F; 4 merasakan perceiving atau menimbang-nimbang judging P atau J. Setiap manusia yang mengikuti tes MBTI akan berada diantara keempat alternatif tersebut, misalnya mereka yang berada dalam tipe INTJ adalah kaum visioner, biasanya mereka mempunyai pikiran yang orisionil dan dorongan yang besar untuk ide dan maksud mereka sendiri, mereka dicirikan sebagai skeptis, kritis, tidak bergantung, bulat tekad, dan sering keras kepala. Tipe ESTJ adalah pengorganisasi, mereka praktis, realistis, tidak berbelit-belit, dengan otak alami untuk bisinis atau permesinan, mereka menyukai mengorganisasi dan menjalankan kegiatan. Tipe ENTP adalah pengkonsep, ia cepat, banyak akal, dan baik dalam banyak hal, manusia tipe ini cenderung banyak akal dalam memecahkan masalah-masalah yang menantang, tetapi mungkin mengabaikan tugas-tugas rutin. Suatu studi di beberapa perusahaan besar yang ada di dunia menemukan bahwa tokoh-tokoh bisnis kontemporer yang mempengaruhi dunia bisinis adalah pemikir intuitif, tipe NT. Di unduh dari : Bukupaket.com 42 Robbins 1996 juga mengemukakan adanya lima 5 dimensi kepribadian yang mendasari semua dimensi yang lain, yaitu: 1 ekstraversi yaitu suatu dimensi kepribadian yang memerikan seseorang yang senang bergaul, banyak bicara dan tegas; 2 sifat menyenangkan, yaitu suatu dimensi kepribadian yang memerikan seseorang yang hati- hati, kooperatif dan mepercayai; 3 sifat mendengarkan kata hati, yaitu suatu dimensi kepribadian yang memerikan seseorang yang ber- tanggungjawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi; 4 kemampuan emosional, yaitu suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah, terjamin positif lawan tegang, gelisah, murung dan tak-kokoh negatif; 5 keterbukaan terhadap pengalaman, yaitu suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang imaginatif, secara artistik peka, dan intelektual. Di unduh dari : Bukupaket.com 43 Tugas 1.3

D. INTERAKSI SOSIAL

Ciri utama dari makluk sosial adalah terjadinya aktivitas-aktivitas sosial atau biasa disebut dengan istilah proses sosial atau interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Bilamana dua orang bertemu, maka dimulailah terjadi interaksi sosial, diawali saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara bertengkar atau bahkan mungkin berkelahi Soekanto, 1990. Namun demikian, walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, warna pakaian, bentuk rambut, bentuk badan, suara kalau berjalan, model baju yang dipakai, dan sebagainya. Peristiwa tersebut menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. Interaksi sosial terjadi secara individu maupun kelompok. Namun makna yang terjadi dalam interaksi antar kelompok tidaklah sama secara Kerjakan tugas di bawah ini sebagai latihan untuk meningkatkan wawasan tentang kepribadian: 1. Menurut pendapat kalian, kepribadian manusia itu bisa dibentuk secara sengaja rekayasa atau tidak? Apa alasannya? 2. Menurut pendapat kalian, apakah manusia bisa mengendalikan kepribadiannya? Dalam arti mengendalikan perasaan dan dorongan hati. Mengapa?. 3. Mengapa dikatakan bahwa kepribadian manusia terbentuk melalui proses belajar? 4. Berikan penjelasan tentang; apa yang dimaksud dengan jujur?, mengapa manusia harus berperilaku jujur? dan bagaimana caranya beperilaku jujur? Di unduh dari : Bukupaket.com 44 pribadi. Misalnya dalam pertandingan sepakbola antar sekolah sekolah A dengan sekolah B, tidak semua pemain sepakbola tersebut bersaing bermusuhan. Karena ada diantara pemain sepakbola tersebut ternyata adalah bersaudara, kakak-beradik, yang kebetulan sekolahnya berbeda. Mereka bukan musuh secara pribadi, tetapi kelompoknya masing-masing yaitu sekolah A dan sekolah B yang bermusuhan. Contoh lain dari interaksi sosial adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di dalam interaksi sosial tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba untuk menguasai kelasnya supaya in- teraksi sosial berlangsung dengan seimbang, di mana terjadi saling pengaruh-memengaruhi antara kedua belah pihak. Dengan demikian, interaksi sosial, hanya berlangsung apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak akan terjadi suatu interaksi sosial karena kursi tersebut tidak akan bereaksi, dan mempengaruhi orang yang telah memukulnya. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor- faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung Soekanto, 1990. Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi, tetapi titik-tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi, yang menghambat daya berpikirnya secara rasional. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderung- an atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya secara tidak sadar, maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memer- lukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifi- kasi berlangsung dalam suatu keadaan di mana seseorang yang Di unduh dari : Bukupaket.com 45 beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Proses identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemung- kinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau sugesti. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utama dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling terjamin. Proses interaksi sosial seperti tersebut di atas dalam kenyataan- nya sangat kompleks sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pem- bedaan yang tegas diantara faktor-faktor tersebut. Akan tetapi, dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsungnya.

1. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial