Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

45 beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan menjiwainya. Proses identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemung- kinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau sugesti. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utama dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan-kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling terjamin. Proses interaksi sosial seperti tersebut di atas dalam kenyataan- nya sangat kompleks sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pem- bedaan yang tegas diantara faktor-faktor tersebut. Akan tetapi, dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsungnya.

1. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soekanto 1990, suatu interaksi sosial terjadi apabila 1 adanya kontak sosial social-contact; dan 2 adanya komunikasi. Kontak sosial secara harfiah berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya, dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu; 1 antara orang-perorangan, 2 antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, dan 3 antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Kontak sosial antara orang-perorangan adalah apabila seorang anak kecil yang sedang mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi socialization, yaitu suatu proses di mana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota. Di unduh dari : Bukupaket.com 46 Kontak sosial antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu organisasi sosial politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya. Kontak sosial antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya adalah bilamana dua kelompok atau lebih mengadakan kerjasama untuk kepentingan bersama, seperti dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum. Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya, jembatan, dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Apabila seorang peda- gang sayur, misalnya, menawarkan dagangannya kepada seorang nyonya rumah serta diterima dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya jual-beli, kontak tersebut bersifat positif. Hal itu mungkin terjadi karena pedagang tersebut bersikap sopan dan dagangannya adalah sayur-mayur yang masih segar. Lain halnya apabila nyonya rumah tampak bersungut-sungut sewaktu ditawari sayuran, kemungkinan besar tak akan terjadi jual-beli. Dalam hal yang terakhir ini terjadi kontak negatif yang dapat menyebabkan tidak berlangsungnya suatu interaksi sosial. Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan, berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara. Misalnya A berkata kepada B bahwa C mengagumi permainannya sebagai pemegang peranan utama salah satu sandiwara. A sama sekali tidak bertemu dengan C, tetapi telah terjadi kontak antara mereka karena masing-masing memberi tanggapan, walaupun dengan perantaraan B. Suatu kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung. Pada yang pertama, pihak ketiga bersikap pasif, sedangkan yang terakhir pihak ketiga sebagai perantara mempunyai peranan yang aktif dalam kontak tersebut. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio, dan seterusnya.

B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial yang terjadi diantara manusia dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition, akomodasi accomoda- Di unduh dari : Bukupaket.com 47 tion, dan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian conflict. Bentuk- bentuk interaksi tersebut dapat dikelompokkan dalam proses-proses yang asosiatif dan proses disosiatif Soekanto, 1990. Gillin dan Gillin mengemukakan bahwa bentuk interaksi sosial yang termasuk dalam kategori proses yang asosiatif adalah akomodasi, asimilasi dan akulturasi; sedangkan bentuk interaksi sosial yang dikategorikan dalam proses yang disosiatif adalah persaingan, dan pertentangan.

1. Proses-proses yang Asosiatif a. Kerja Sama Cooperation