Peran Auditor Internal LANDASAN TEORI
direncanakan dan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang juga oleh para pegawai. Orientasi audit internal banyak melakukan pemeriksaan
terhadap tingkat ketentuan-ketentuan yang ada atau audit kepatuhan. Peran pengawas ini bersifat seperti seorang polisi yang selalu mengawasi
karyawan untuk melalukan apa yang telah ditetapkan. Tidak heran bila karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi dan auditor internal yang
selaku pengawas berusaha untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Akibatnya secara berangsur-angsur peran ini ditinggalkan Tampubolon:
2005. Peran pengawas adalah memastikan ketaatan atau kepatuhan
terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat
penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen Simbolon: 2011.
Kumaat 2010: 7 menjelaskan pandangan auditor internal sebagai pengawas, yaitu sebagai penangkal tindak kecurangan dengan
mewaspadai kemungkinan adanya “musuh dalam selimut” di tengah perusahaan. Fungsi pengawas sebagai polisi perusahaan ini biasanya
menjadi motivasi awal pembentukan auditor internal. Namun peran ini lambat laun akan menimbulkan kesan bahwa sepanjang tidak ada kasus
penyelewengan, auditor praktis tidak banyak pekerjaan.
2. Konsultan
Ketika dunia usaha mulai menyadari bahwa semua usaha mengandung resiko, mulailah muncul kebutuhan untuk menerapkan
internal audit berbasiskan resiko risk based internal auditing. Sejalan dengan kebutuhan tersebut, auditor internal juga memberikan layanan
kepada organisasi sebagai konsultan. Dengan dampak, auditor internal bukan hanya berperan sebagai pemeriksa, tetapi juga sekaligus berfungsi
sebagai mitra manajemen. Tugas auditor internal sebagai konsultan adalah memberi masukan berbagai masalah yang berhubungan dengan
pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Fokus utama audit ini adalah membantu satuan kerja operasional
mengelola resiko dengan mengindentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi
Tampubolon: 2005 Peran sebagai konsultan dapat memberikan manfaat berupa nasihat
advice dalam pengelolaan sumber daya sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit,
yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif sehingga dapat dinilai
apakah menajemen telah menjalankan aktivitas yang mengarah pada tujuan organisasi. Rekomendasi yang dibuat oleh auditor biasanya bersifat
jangka menengah. Aplikasi nyata peran ini dalam perusahaan adalah