sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono 2004: 86.
Kuesioner dikembangkan dari kuesioner penelitian yang dilakukan oleh Listiatik 2007 terdiri dari 28 dua puluh delapan
pernyataan yang bersifat tertutup. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata-kata Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, atau Sangat Tidak Setuju STS. Berikut ini adalah skor
penilaian dengan menggunakan skala likert.
Tabel 1. Skor Penilaian Alternatif Jawaban
Skor Penilaian
Sangat Setuju SS 4
Setuju S 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono 2004: 86-87 Skala likert ini kemudian menskala individu yang
bersangkutan dengan menjumlah skor penilaian dari jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing responden dapat
dikelompokkan ke dalam kategori kelas interval. 2.
Pengkategorian untuk persepsi Pengkategorian menggunakan skala interval. Menurut Istijanto
2009: 83 Skala interval itu sendiri merupakan skala yang memiliki urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama antara kategori atau
titik-titik terdekatnya.
a. Jumlah Kategori
Kategori dalam skala interval umumnya dibagi menjadi empat, yaitu: sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi.
b. Menentukan interval setiap kategori
Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum
Kelas interval Interval =
4 - 1 = 0,75 4
c. Menyusun kategori berdasarkan penjelasan a dan b
Dengan rentang skala 0,75 maka numeriknya sebagai berikut: 1
Sangat Tidak Setuju STS apabila skor variabel 1,00 sd 1,74 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap peran auditor
internal dan efektivitas pengendalian internal masuk kategori sangat rendah.
2 Tidak Setuju TS apabila skor variabel 1,75 sd 2,49 yang
menunjukkan persepsi karyawan terhadap peran auditor internal dan efektivitas pengendalian internal masuk kategori
rendah. 3
Setuju S apabila skor variabel 2,50 sd 3,24 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap peran auditor
internal dan efektivitas pengendalian internal masuk kategori tinggi.
4 Sangat Setuju SS apabila skor variabel 3,24 sd 4,00 yang
menunjukkan persepsi karyawan terhadap peran auditor
internal dan efektivitas pengendalian internal masuk kategori sangat tinggi.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono 2007: 115 mengatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan adalah
seluruh karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang berhubungan dengan auditor internal.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono 2009: 116. Penulis akan menentukan sampel
berdasarkan rumus dari Slovin, dengan rumus sebagai berikut : n =
Keterangan : n
: Jumlah sampel
N :
Ukuran populasi e
: Batas kesalahan
Bila populasinya berjumlah 52 orang dan besarnya taraf signifikansi
α = 5, maka perhitungan sampel yang diambil untuk penelitian adalah
52 n =
1+ 52 0,05
2
n = 46,0177 Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampelnya adalah
46,0177 orang dan dibulatkan menjadi 46 orang.
G. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, dimana teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Wiratna 2011: 15. Sedangkan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu yang dimaksud adalah pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan pengauditan internal di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta. Pertimbangan ini dilakukan untuk memperkuat kesimpulan terhadap hasil pengolahan data Sugiyono 2011: 126.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa tepat dan cermat suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrumen
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut
Azwar 1992: 4. Uji validitas yang digunakan adalah teknik korelasi product
moment oleh Karl Pearson, dengan tingkat kesalahan 5. Jika r
hitung
lebih besar daripada r
tabel
maka data dinyatakan valid dan memenuhi pengujian berikutnya. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
Di mana: n
= jumlah sampel x
= skor butir seluruh pernyataan y
= skor total b.
Uji Reliabilitas Azwar 1992: 4 menjelaskan bahwa hasil pengukuran dapat
dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yang diukur belum berubah. Uji reliabilitas yang digunakan adalah koefisien alpha cronbach alpha, yaitu melakukan
pembelahan tes tidak hanya terbatas kedalam dua belahan saja melainkan beberapa belahan apabila diperlukan.