Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

40 orang atau 87 responden dengan lama bekerja selama lebih dari 10 tahun. d. Unit Kerja dan Jabatan Untuk unit kerja dan jabatan responden terlampir di bagian lampiran 3 olah data halaman 101 dan 102. 2. Deskripsi Variabel Penelitian Dalam mendeskripsikan variabel penelitian, nilai rata-rata masing- masing responden pada masing-masing variabel dikelompokkan kategorisasi dalam 4 kelas, berdasarkan norma yang telah dijelaskan pada Bab III. a. Peran auditor sebagai pengawas X 1 Variabel peran auditor sebagai pengawas X 1 diukur melalui 7 item pernyataan. Setelah ke-7 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel peran auditor sebagai pengawas X 1 disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Skor Rata-Rata Nilai Responden Dalam Menilai Peran Auditor sebagai Pengawas X 1 Interval Kategori Frekuensi Persentase 1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju 6 13,0 1,75 – 2,49 Tidak Setuju 34 73,9 2,50 – 3,24 Setuju 6 13,0 3,25 – 4,00 Sangat setuju Jumlah 46 100,0 Rata-rata = 2,1283 Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel peran auditor sebagai pengawas X 1 ditemukan tidak ada responden 0 yang menilai “Sangat Setuju”, 6 orang 13 menilai “Sangat Tidak Setuju ”, 34 orang 73,9 menilai “Tidak Setuju” dan 6 orang 13 yang menilai “Setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 2,1283. Nilai ini berada dalam rentang 1,75 –2,49 yang berarti “Tidak Setuju”. Ini menunjukkan bahwa tingkat peran auditor sebagai pengawas di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, tergolong rendah. b. Peran auditor sebagai konsultan X 2 Variabel peran auditor sebagai konsultan X 2 diukur melalui 7 item pernyataan. Setelah ke-7 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel peran auditor sebagai konsultan X 2 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Skor Rata-Rata Nilai Responden Dalam Menilai Peran Auditor sebagai Konsultan X 2 Interval Kategori Frekuensi Persentase 1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju 1,75 – 2,49 Tidak Setuju 2,50 – 3,24 Setuju 27 58,7 3,25 – 4,00 Sangat Setuju 19 41,3 Jumlah 46 100,0 Rata-rata = 3,2574 Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel peran auditor sebagai konsultan X 2 ditemukan tidak ada responden 0 yang me nilai “Sangat Tidak Setuju” dan “Tidak Setuju”, 27 orang 58,7 menilai “Setuju” dan 19 responden 41,3 yang menilai “Sangat Setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 3,2574. Nilai ini berada dalam rentang 3,25 – 4,00 yang berarti “Sangat Setuju ”. Ini menunjukkan bahwa peran auditor sebagai konsultan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tergolong sangat tinggi. c. Peran auditor sebagai katalisator X 3 Variabel peran auditor sebagai katalisator X 3 diukur melalui 7 item pernyataan. Setelah ke-7 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel peran auditor sebagai katalisator X 3 disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Skor Rata-Rata Nilai Responden Dalam Menilai Peran Auditor sebagai katalisator X 3 Interval Kategori Frekuensi Persentase 1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju 1,75 – 2,49 Tidak Setuju 2 4,3 2,50 – 3,24 Setuju 29 63,0 3,25 – 4,00 Sangat Setuju 15 32,6 Jumlah 46 100,0 Rata-rata = 3,1833 Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel peran auditor sebagai katalisator X 3 tidak ditemukan responden 0 yang menilai “Sangat Tidak Setuju”, 2 responden 4,3 menilai “Tidak Setuju ”, 29 orang 63 menilai “Setuju” dan ada 15 orang 32,6 yang menilai “Sangat Setuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 3,1833. Nilai ini berada dalam rentang 2,50 – 3,24 yang berarti “Setuju”. Ini menunjukkan bahwa tingkat peran auditor sebagai katalisator di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tergolong tinggi. d. Efektivitas pengendalian internal Y Variabel efektivitas pengendalian internal Y diukur melalui 7 item pernyataan. Setelah ke-7 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel efektivitas pengendalian internal Y disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Skor Rata-Rata Nilai Responden Dalam Menilai Efektivitas Pengendalian Internal Interval Kategori Frekuensi Persentase 1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju 1,75 – 2,49 Tidak Setuju 2,50 – 3,24 Setuju 33 71,7 3,25 – 4,00 Sangat Setuju 13 28,3 Jumlah 46 100,0 Rata-rata = 3,1833 Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel efektivitas pengendalian internal Y ditemukan tidak ada responden 0 yang menilai “Sangat Tidak Setuju, dan Tidak Setuju”, 33 responden 71,7 menilai “Setuju” dan 13 orang 28,3 yang menilai “Sangat S etuju”. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 3,1833. Nilai ini berada dalam rentang 2,50 – 3,24 yang berarti “Setuju”. Ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta tergolong tinggi. 3. Hasil Estimasi Analisis Regresi TABEL 13. Rangkuman Hasil Regeresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. β Std. Error Beta 1 Constant 1,266 0,495 2,556 0,014 Pengawas -0,058 0,114 -0,062 -0,508 0,614 Konsultan 0,221 0,144 0,246 1,530 0,134 Katalisator 0,427 0,151 0,442 2,818 0,007 Uji t yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi dari pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Dari hasil perhitungan, didapat nilai t- hitung untuk masing-masing variabel independen, dan nilai t tabel pada df = n – 1 – k = 46 – 1 – 3 = 42, dengan ti ngkat signifikansi α = 5 adalah 1,682. a. Variabel peran auditor sebagai pengawas X 1 1. Menentukan hipotesis Ho : β 1 ≤ 0: tidak ada pengaruh positif peran auditor sebagai pengawas X 1 terhadap efektivitas pengendalian internal Ha : β 1 0: ada pengaruh positif peran auditor sebagai pengawas X 1 terhadap efektivitas pengendalian internal 2. t tabel = t a ; n – 1 – k k = jumlah variabel n = jumlah sampel 3. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi diterima. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi ditolak 4. Kesimpulan Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel 13, diperoleh nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai pengawas X 1 sebesar -0,508 dengan tingkat signifikansi 0,614. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai pengawas X 1 lebih kecil dari pada 1.682 Nilai t tabel maka H diterima. Hal ini berarti bahwa peran auditor internal sebagai pengawas tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta b. Variabel Peran auditor sebagai konsultan X 2 1. Menentukan hipotesis Ho : β 2 0, tidak ada pengaruh positif peran auditor sebagai konsultan X 2 terhadap variabel efektivitas pengendalian internal Ha : β 2 0: ada pengaruh positif peran auditor sebagai konsultan X 2 terhadap efektivitas pengendalian internal 2. t tabel = t a ; n – 1 – k k = jumlah variabel n = jumlah sampel 3. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi diterima. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi ditolak 4. Kesimpulan Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel 13, diperoleh nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai konsultan X 2 sebesar 1,530 dengan tingkat signifikansi 0,134. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai konsultan X 2 lebih kecil dari pada 1,682 Nilai t tabel maka H diterima. Hal ini berarti bahwa variabel peran auditor internal sebagai konsultan tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. c. Variabel Peran auditor sebagai katalisator X 3 1. Menentukan hipotesis Ho : β 3 0, tidak ada pengaruh positif peran auditor sebagai katalisator X 3 terhadap variabel efektivitas pengendalian internal Ha : β 3 0, ada pengaruh positif peran auditor sebagai katalisator X 3 terhadap variabel efektivitas pengendalian internal 2. t tabel = t a ; n – 1 – k k = jumlah variabel n = jumlah sampel 3. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi diterima. t hitung t tabel atau – t hitung -t tabel jadi ditolak 4. Kesimpulan Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada Tabel 13, diperoleh nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai katalisator X 3 sebesar 2,818 dengan tingkat signifikansi 0,007. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung untuk koefisien peran auditor sebagai katalisator X 3 lebih besar dari pada 1,682 Nilai t tabel maka H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel peran auditor internal sebagai katalisator berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

D. Pembahasan

Dari hasil perhitungan statistik pengujian hipotesis 1 ditemukan bahwa peran auditor internal sebagai pengawas tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Tampubolon pada tahun 2005 yang menyatakan bahwa peran dari fungsi pengawas ini bersifat seperti seorang polisi yang selalu mengawasi karyawan untuk melalukan apa yang telah ditetapkan; tidak heran bila karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi dan auditor berusaha untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Secara berangsur-angsur peran ini ditinggalkan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denies Priantinah dan Megasari Chitra Adhisty di Hotel Inna Garuda Yogyakarta 2012 yang menyatakan bahwa peran auditor internal sebagai pengawas juga dianggap karyawan kurang memberikan kontribusi yang maksimal dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil perhitungan statistik pengujian hipotesis 2 ditemukan bahwa peran Auditor Internal sebagai konsultan tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hal ini tidak mendukung teori yang dikemukakan oleh oleh Tampubolon pada tahun 2005 yang menyatakan bahwa fokus utama audit ini adalah membantu satuan kerja operasional mengelola resiko dengan mengindentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Tugas seorang konsultan hampir sama dengan tugas seorang HRD Human Resource Development, yaitu bagian atau divisi dalam suatu manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengatur serta mengembangkan sumber daya atau kemampuan seluruh pekerja yang ada dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denies Priantinah dan Megasari Chitra Adhisty di Hotel Inna Garuda Yogyakarta 2012 yang menyatakan bahwa pada kenyataannya karyawan Hotel Inna Garuda Yogyakarta membutuhkan auditor internal yang tidak hanya berfokus pada penemuan kecurangan yang terjadi tetapi juga berperan sebagai konsultan internal yang memberikan masukan dan pemikiran dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan serta dapat menunjang efektivitas pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang berjalan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Dari hasil perhitungan statistik pengujian hipotesis 3 ditemukan bahwa variabel peran auditor internal sebagai katalisator berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Simbolon pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa peran sebagai katalisator berkaitan dengan quality assurance. Seorang auditor internal diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam berperan sebagai katalisator, auditor internal bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Pengaruh yang paling kuat dari peran katalisator bersifat jangka panjang, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan dan pemegang saham. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denies Priantinah dan Megasari Chitra Adhisty di Hotel Inna Garuda Yogyakarta 2012 yang menyatakan bahwa peran auditor internal sebagai katalisator dimungkinkan akan ikut serta dalam menentukan tujuan Hotel Inna Garuda Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap auditor internal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dari hasil wawancara diketahui bahwa auditor internal mengadakan rapat secara periodik dengan manajemen untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada setiap divisi, misalnya kesalahan dalam penyajian pembukuan, kesalahan pencatatan stok barang yang dibutuhkan, dan komplain dari pasien. Auditor internal dipandang oleh karyawan sebagai rekan kerja dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan peningkatan efektivitas kerja. Auditor internal membantu karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak manajemen rumah sakit. Sebagai rekan diskusi, auditor internal membantu karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.