Tugiman 1995: 40 menjelaskan bahwa auditor internal haruslah menilai operasi atau program, apakah hasil-hasil yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah pekerjaanoperasional tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Auditor internal dapat
merekomendasikan suatu rangkaian tindakan-tindakan yang tepat tergantung pada keadaan lapangan. Auditor internal berperan dalam memberikan bantuan
kepada manajer yang bertanggungjawab untuk menentukan berbagai tujuan dan sasaran serta sistem, dengan menentukan apakah berbagai asumsi yang
mendasari suatu hal telah sesuai, apakah telah menggunakan berbagai informasi yang akurat, terbaru dan relevan.
Auditor internal dapat disimpulkan berperan untuk memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan operasi, memeriksa dan mengevaluasi
aktivitas organisasi sebagai jasa kepada organisasi. Peran tersebut dilakukan melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan
melakukan perbaikan manajemen resiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik.
G. Definisi Peran Pengawas, Konsultan, dan Katalisator
1.
Pengawas
Auditor internal sebagai pengawas berperan sebagai mata dan telinga manajemen. Pihak manajemen memerlukan kepastian bahwa semua
kebijakan yang telah ditetapkan dapat berjalan sesuai apa yang telah digariskan atau dengan kata lain tidak menyimpang dari yang telah
direncanakan dan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang juga oleh para pegawai. Orientasi audit internal banyak melakukan pemeriksaan
terhadap tingkat ketentuan-ketentuan yang ada atau audit kepatuhan. Peran pengawas ini bersifat seperti seorang polisi yang selalu mengawasi
karyawan untuk melalukan apa yang telah ditetapkan. Tidak heran bila karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi dan auditor internal yang
selaku pengawas berusaha untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Akibatnya secara berangsur-angsur peran ini ditinggalkan Tampubolon:
2005. Peran pengawas adalah memastikan ketaatan atau kepatuhan
terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang dilakukan adalah compliance audit dan apabila terdapat
penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian manajemen Simbolon: 2011.
Kumaat 2010: 7 menjelaskan pandangan auditor internal sebagai pengawas, yaitu sebagai penangkal tindak kecurangan dengan
mewaspadai kemungkinan adanya “musuh dalam selimut” di tengah perusahaan. Fungsi pengawas sebagai polisi perusahaan ini biasanya
menjadi motivasi awal pembentukan auditor internal. Namun peran ini lambat laun akan menimbulkan kesan bahwa sepanjang tidak ada kasus
penyelewengan, auditor praktis tidak banyak pekerjaan.