43
3. FK+Fc
⁄
F Rasio ini menunjukkan adanya penyangkalan
denial, penekanan dan tidak berkembangnya kebutuhan afeksi.
iii. Rasio Respon Warna Achomatic dan Chromatic Rasio ini berarti Fc+c+C’ : FC+CF+C
1. Achromatic = Dua kali Chromatic
Rasio ini mengindikasikan respon individu telah dipengaruhi oleh pengalaman traumatik. Individu tersebut
cenderung melakukan penarikan terhadap kemunculan respon terhadap orang lain. Hal tersebut diarenakan
individu tersebut takut tersakiti sehingga berhati-hati dalam melakukan kontak dengan orang lain.
44
2. Achromatic =
⁄
Chromatic Rasio ini menunjukkan kebutuhan afeksi tidak
terlalu berpengaruh terhadap respon natural terhadap situasi emosi dan kemampuan untuk berinterkasi dengan
lingkungan.
3. Achromatic
⁄
Chromatic Rasio ini menunjukkan individu tersebut cenderung
mengekspresikan emosinya secara berlebihan. Hal ini dikarenakan kebutuhan untuk diterima dan afeksi.
c. Proporsi yang berkaitan dengan constictive control F atau persentasi dari respon F
1. F = 20 - 50 `
Rasio ini menunjukkan kemampuan individu untuk melihat sesuatu sesuai dengan fakta dan bantuan untuk
mengontrol penyesuaian diri. Individu tersebut mampu melihat sesuatu dengan objektif namun tidak terlepas dari
pengaruh kebutuhan dan reaksi emosi yang kuat yang merupakan pengaruh dari luar Klopfer, Ainsworth, Klopfer
Holt, 1954.
45
2. F 80 Rasio ini menunjukkan bahwa individu tidak cukup
dibedakan dalam
fungsi intelektual,
memiliki pengorganisasian kepribadian yang rendah, individu
tersebut tidak mampu merespon apapun tetapi hanya secara garis besar dan sederhana dari struktur kenyataan, menjadi
pemula dalam
merekognisi kebutuhan
dan tidak
mempunyai nuansa
emosi disekitarnya
Klopfer, Ainsworth, Klopfer Holt, 1954.
3. F = 50 - 80 Pada individu dengan F lebih dari 80 mungkin
terjadi neurotically constricted, sedangkan individu dengan F kurang dari 80 mungkin naturally constricted. Neurotic
constriction merupakan kemampuan untuk membedakan
respon terhadap dunia, ia menghambat beberapa respon, menekan kemungkinan untuk mengakui dan merespon
dorongan internal dan bereaksi terhadap reaksi emosi Klopfer, Ainsworth, Klopfer Holt, 1954.
46
4. F 20 Rasio
ini mengindikasikan
pemeliharaan impersonal, hubungan berdasarkan kenyataan terhadap
dunia. Hal ini mengindikasikan banyak aspek kepribadian, kreativitas, spontan, sensitive dan hubungan yang baik
dengan orang lain Klopfer, Ainsworth, Klopfer Holt, 1954.
d. Proporsi yang berkaitan dengan reaktivitas emosi terhadap lingkungan
i. Rasio dari FC : CF+C 1. FC CF+C
Rasio ini menunjukkan kontol yang berlebihan terhadap pengekspresian dorongan dan emosi. Ketika FC
melebihi CF+C, tetapi tetap merepresentasikan beberapa respon, individu ini mampu untuk mengontrol responnya
terhadap lingkungan, merespon dengan menggunakan perasaan dan tindakan, ia mampu untuk secara jujur
merespon pengaruh emosi yang kuat. Namun jika CF+C tidak ada maka terjadi kontrol yang berlebihan dan bersifat
superfisial.
47
2. FC CF+C Rasio tersebut mengindikan kontrol yang lemah
terhadap emosi dan memungkinkan individu tersebut untuk bereaksi terhadap ekspresi emosi secara berlebihan.
ii. Sum C Jika sum C kurang dari 3 mengindikasikan tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan. Sedangkan sum C sama dengan atau lebih dari 3 menunjukkan mudah terpengaruh oleh
lingkungan.
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan analisis isi. Menurut Leedy dan Ormrod 2005, analisis isi adalah
pengukuran mendetail dan sistematis terhadap isi dari bagian suatu materi untuk melihat pola, tema atau bias. Peneliti melakukan pengolahan data
dengan cara membandingkan profil dengan melihat komposisi determinan melalui rerata determinan Rorschach.
Dalam melihat adanya perbedaan, data respon Rorschach diubah dalam bentuk angka sebagai kuantitas determinan yaitu berupa rerata dan
rasio. Selanjutnya peneliti membandingkan profil determinan antar kelompok secara kualitatif.
B. Subjek Penelitian
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang melekat pada
diri subjek. Peneliti mencari subjek yang sering bermain game online dan jarang bermain game online. Kemudian peneliti meminta mereka untuk
mengisi Indonesian Online Game Addiction Test IGAT. Selanjutnya subjek yang memiliki skor di bawah 14, yang bearti tidak kecanduan game
online dan di atas 21, yang berarti kecanduan bermain game online
49
dianggap memenuhi syarat dan dapat dilanjutkan dengan pengetesan Rorschach.
Total jumlah subjek penelitian berjumlah 30 orang. Pada awalnya kelompok kecanduan game online berjumlah 15 orang, dan kelompok
yang tidak kecanduan berjumlah 15 orang. Namun setelah analisis data secara inferensial dan hasilnya menunjukkan tidak adanya perbedaan
secara signifikan pada semua determinan antar kelompok, maka peneliti memutuskan untuk mengetes lagi kelompok yang tidak mengalami
kecanduan bermain game online dengan skala kecanduan. Setelah dilakukan pengetesan kembali, diketahui dari 15 orang yang tidak
mengalami kecanduan bermain game online, 5 orang kecanduan hal yang lain dengan nilai 22 atau lebih, 5 orang kecanduan hal lain namun
kadarnya sedang dengan nilai 14-21 dan 5 orang yang tidak mengalami kecanduan apapun dengan nilai kurang dari 14. Namun subjek yang
akhirnya digkunakan berjumlah 25 orang yaitu 15 orang pada kelompo kecanduan bermain game online, 5 orang pada kelompok yang kecanduan
hal lain, dan 5 orang pada kelompok yang tidak mengalami keanduan apaun. Subjek tersebut memiliki rentang usia antara 18 tahun sampai 30
tahun.
50
C. Definisi Operasional Penelitian
1. Tes IGAT
Pengukuran kecanduan pada penelitian ini menggunakan Indonesian Online Game Addiction Test
IGAT. Alat ukur ini terdiri
dari tujuh item skala likert 5-poin. Kelebihan alat tes ini adalah dapat mengukur tigkat kecanduan seseorang terhadap game online. Individu
dengan skor 13 ke bawah tidak dikategorikan dalam kecanduan. Skor 14 hingga 21 dikatakan individu tersebut mengalami kecanduan
menengah dan individu dengan nilai 22 ke atas dikatakan telah mengalami kecanduan yang tinggi dalam bermain game online.
IGAT diciptakan oleh Jap, Tiantri, Jaya dan Suteja. Kuesioner ini disusun berdasarkan kriteria pathological gambling dari DSM-IV-
TR dan kriteria kecanduan yang dikembangkan oleh Griffith’s dan Hunt 1996. Reliabilitas dari skala ini adalah α = 0,73 dimana hal
tersebut berarti skala ini memiliki nilai reliabilitas yang dapat diterima. Selain itu skala ini memiliki korelasi item total antara 0,29 hingga 0,55
Jap, Tiantri, Jaya Suteja, 2013. Subjek diminta untuk mengisi Indonesian Online Game
Addiction Test . Subjek dengan skor IGAT 13 ke bawah dan 22
kemudian akan dites Rorschach. Untuk tes kecanduan hal lain menggunakan skala IGAT yang
telah diubah kata-katanya menjadi lebih luas sehingga bias mencakup kecanduan apapun. Cara skoring sama dengan cara skoring IGAT.
51
2. Tes Rorschach
Subjek dites Rorschach secara individual. Pengetesan dilakukan peneliti dengan dibantu dengan dua orang mahasiswa yang
telah mengambil mata kuliah Rorschach. Dalam pengetesan Rorschach dibagi menjadi tiga tahap yaitu
rapport, asosiasi dan inkuiri. Pada tahap rapport, tester mencoba
membangun suasana dan memotivasi subjek. Tester mengatakan bahwa subjek diminta untuk mengatakan sesegera mungkin apa saja
yang terlintas di benak subjek ketika melihat bercak tinta tersebut. Bercak tinta tersebut tidak didesain khusus untuk menyerupai bentuk
apapun, sehingga tidak ada jawaban benar dan salah. Setiap orang dapat melihat hal yang berbeda. Pada tahap asosiasi subjek mulai
menyebutkan apa saja yang terlintas di benak subjek ketika melihat bercak tinta tersebut. Pada tahap inkuiri tester mencoba menggali apa
yang digunakan subjek untuk membentuk persep. Tester mencatat data mentah berbentuk respon subjek. Respon
tersebut kemudian diskoring berdasarkan panduan skoring Rorschach dengan teknik Klopfer. Skoring dilakukan peneliti dengan satu orang
interrater untuk mencegah subjektifitas penskoran.
Setelah itu respon dirata-rata pada setiap determinan dan rasio kemudian dibandingkan antar kelompok.
52
3. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti: i. Peneliti membuat surat peminjaman alat tes Rorschach guna
meminta izin kepada Kepala Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk meminjam alat tes Rorschach.
ii. Mencari subjek dengan kriteria sering bermain game dan yang jarang bermain game. Kemudian meminta mereka untuk mengisi
skala IGAT. iii. Melakukan penskoran terhadap hasil pengisian skala IGAT. Subjek
dengan skor 13 ke bawah dan 22 ke atas yang kemudian akan lanjut dites Rorscahch.
iv. Peneliti mengatur jadwal pengetesan dengan subjek. v. Peneliti mengatur jadwal peminjaman ruang dengan petugas
Laboratorium Psikologi jika pengetesan dilakukan di lingkungan kampus. Pengetesan dilakukan di Ruang Observasi.
vi. Subjek dites, mulai dari rapport, asosiasi dan inkuiri dengan menggunakan acuan teknik Klopfer.
vii. Hasil dikoding berdasarkan teknik Klopfer viii. Jumlah setiap determinan dirata-rata dan dibuat dalam bentuk
rasio ix. Melakukan uji statistik inferensial namun tidak ada perbedaan yang
signifikan pada semua determinan