Hasil Rata-rata Determinan Keseluruhan Determinan Form F

60

4. Determinan Shading

a. Tekstur

Tabel 4. Rata-rata Determinan Tekstur Deteminan Norma Kecanduan game Kecan duan hal lain Tidak kecanduan apapun Kecanduan hal lain sedang Fc 0-5 1 0.8 0.2 2.2 ccF 0-1 0.2 Pada ketiga kelompok diketahui nilai Fc masuk dalam kategori normal dan tidak memiliki respon c. Hal tersebut mengindikasikan adanya kesadaran akan kebutuhan afeksi dan mampu mengatasinya tanpa menjadi bergantung dengan orang lain. Namun nilai Fc pada kelompok kecanduan game online dan kecanduan hal lain cenderung lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk terlalu bergantung secara afeksi terhadap orang lain dan memiliki kebutuhan yang tinggi terhadap respon dari orang lain Klopfer, dkk, 1954. 61

b. Diffusion Vista

Tabel 5. Rata-rata Determinan Diffusion Vista Deteminan Norma Kecanduan game Kecanduan hal lain Tidak kecanduan apapun Kecanduan hal lain sedang KKF,K 0-1 0.2 0.2 FK 0-2 0.466667 2.2 0.2 3 Pada ketiga kelompok diketahui memiliki pola yang sama dimana nilai FK lebih besar dibandingkan nilai K. Hal ini menunjukkan adanya usaha untuk mengatasi kecemasan afeksi dengan usaha introspeksi yaitu mengambil jarak sehingga dapat melihat sesuatu lebih objektif atau tidak memihak. Nilai K yang cenderung mendekati nilai nol menunjukkan kemampuan untuk melawan kecemasan. Namun pada kelompok kecanduan hal lain nilai FK di atas kategori normal. Hal tersebut mengindikasikan adanya kecemasan afeksi yang tinggi, seperti perasaan cemas yang tidak menyenangkan Klopfer, dkk, 1954. 62

c. Three dimentional space projected on two dimentional plane

Tabel 6. Rata-rata Determinan Three dimentional space projected on two dimentional plane Deteminan Norma Kecanduan game Kecanduan hal lain Tidak kecanduan apapun Kecanduan hal lain sedang kFk 0-1 0.4 0.8 0.6 1.2 Pada ketiga kelompok diketahui nilai Fk yang masuk dalam kategori normal, hal tersebut mengindikasikan tidak adanya kecemasan afeksi. Nilai Fk yang lebih tinggi pada kelompok kecanduan hal lain menujukkan adanya kecenderungan untuk mencoba menyeselesaikan kecemasan afeksi menggunakan intelegensi atau phony insight yang bersifat tidak efektif Klopfer, dkk, 1954.