Uji Iritasi HET-CAM PENELAAHAN PUSTAKA

F. Uji Iritasi HET-CAM

Hens Egg Test-Chorioallantoic Membrane HET-CAM merupakan salah satu metode uji iritasi menggunakan hewan uji yaitu telur ayam. Sebelum dilakukan uji, telur ditempatkan dalam inkubator dan disimpan pada suhu 38,3°C ± 0,2°C dan kelembaban relatif 58,5 ± 2. Uji dilakukan saat embrio berusia 9- 10 hari Interagency Coordinating Committee on the Validation of Alternative Methods , 2006. Metode HET-CAM menggunakan membran chorioallantoic CAM, membran pernapasan vaskuler yang mengelilingi embrio burung yang sedang berkembang. Pembuluh darah yang ada pada CAM adalah cabang dari arteri dan vena dari allantois embrio yang berisi eritrosit dan leukosit yang terlibat dalam respon inflamasi jika terkena rangsangan eksternal. Contohnya adalah efek iritasi yang disebabkan oleh zat uji pada pembuluh darah dan protein pada jaringan lunak membran ini ICCVAM, 2006. Tujuan uji HET-CAM ini adalah memberi data tentang potensi iritan sejumlah sampel sediaan dari kemampuannya menginduksi toksisitas pada membran chorioallantoic ayam. Metode ini meliputi uji terhadap kontrol negatif, kontrol pelarut jika diperlukan, kontrol positif, dan kontrol pembanding jika diperlukan.Efek toksisitas diamati dari waktu onset 1 hemorrhagia; 2 koagulasi; dan 3 pecahnya pembuluh darah. Hasil data ini kemudian dikombinasikan dan diderivatisasi menjadi skor untuk mengklasifikasi level iritasi yang ditimbulkan oleh sediaan. Nilai skor maksimal untuk potensi iritan yang paling berat adalah 21 ICCVAM, 2006. Tabel 1. Skor Uji Iritasi HET-CAM Luepke, 1985 Efek Skor 0,5 menit 2 menit 5 menit Lisis 5 3 1 Hemorraghia 7 5 3 Koagulasi 9 7 5 Tingkat iritasi kemudian ditentukan dari nilai rata-rata skor ketiga telur dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 2. Kategori Iritasi Berdasarkan Skor Iritasi Pada HET-CAM Luepke, 1985 Skor HET-CAM Kategori Iritasi – 0,9 Tidak mengiritasi 1 – 4,9 Iritasi lemah 5 – 8,9 atau 5 – 9,9 Iritasi sedang 9 – 21 atau 10 – 21 Iritasi kuat

G. Uji Sifat Fisik

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM GEL HPMC (Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

0 6 24

Pengaruh Penambahan Minyak Wijen (Sesame Oil) Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Pasta Tempe Koro Pedang.

0 0 11

Pengaruh penambahan polysorbate 40 dan sorbitan monolaurate sebagai emulsifying agent dalam lotion repelan minyak peppermint (Mentha piperita) terhadap sifat fisis dan stabilitas sediaan - USD Repository

0 0 146

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na pada sediaan sunscreen gel ekstrak temu giring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan sorbitol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110

Pembuatan dan evaluasi gel anti-ageing ekstrak tempe dengan propilenglikol sebagai chemical penetration enhancer - USD Repository

0 0 147

FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOLIK DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight.) DENGAN MINYAK PEPPERMINT SEBAGAI PENETRATION

0 0 97

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent pada sediaan sunscreen gel ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110

Pengaruh konsentrasi tween 80 sebagai penetration enhancer pada formulasi mikroemulsi ekstrak tempe dengan metode Franz Diffusion Cell - USD Repository

0 1 107

Pembuatan dan evaluasi gel anti-ageing ekstrak tempe dengan gliserin sebagai chemical penetration enhancer - USD Repository

0 0 94

Pengaruh penambahan konsentrasi carbopol® 940 pada sediaan sunscreen gel ekstrak temu giring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan sorbitol sebagai humectant - USD Repository

0 0 109