peak yang nilainya kurang dari 2, sehingga tidak sesuai dengan criteria SST
System Suitability Testing dan membutuhkan optimasi dan validasi metode lebih lanjut.
C. Pembuatan Gel Anti-Aging
Genistein dalam ekstrak tempe dibuat dalam sediaan dispersi gel, bukan larutan, karena sisa obat yang tertinggal pada dispersi akan menggantikan obat
yang sudah terabsorpsi untuk menjaga gradien konsentrasi pada uji difusi in vitro. Langkah pertama yang dilakukan dalam membuat sediaan gel yaitu
mengembangkan gelling agent, Carbopol
®
. Carbopol
®
940 digunakan sebagai gelling agent
dengan konsentrasi 0,5 - 2 Rowe, et al., 2009. Carbopol
®
merupakan polimer asam akrilat yang mempunyai rantai cross-link dengan polialkenil eter, alil sukrosa, atau divinil alkohol. Polimer Carbopol
®
mempunyai kemampuan untuk menyerap air dalam jumlah banyak. Polimer ini mengembang sampai 1000 kali dari volume asal dan diameternya ikut
mengembang sampai 10 kali dalam bentuk gel ketika dilarutkan dalam air dengan pH di atas pKa 6. Dalam proses pengembangan ini terjadi ionisasi gugus
karboksilat pada backbone polimer sehingga partikel negatif akan saling tolak menolak menyebabkan gel mengembang Carnali dan Naser 1992; Rowe et al
2006. Carbopol
®
940 cocok dipilih sebagai gelling agent jika digunakan untuk menghasilkan viskositas yang tinggi pada konsentrasi rendah Curteis, 1991.
Carbopol
®
dalam bentuk tidak terdispersi berbentuk serbuk putih yang mengandung molekul rantai panjang dalam bentuk coil. Saat didispersikan ke
dalam air, molekul Carbopol
®
terbasahi dan mengalami uncoil sebagian, melepas asam bebas. Untuk mencapai kekentalan yang maksimum, molekul Carbopol
®
harus sepenuhnya uncoil, yang dapat dicapai dengan dua mekanisme seperti pada gambar 13 dan 14. Metode yang umum digunakan yaitu mengkonversi molekul
asam menjadi garam, yaitu dengan menambahkan neutralizing agent secukupnya. Neutralizing agent
yang digunakan dalam formulasi ini adalah trietanolamin. Trietanolamin mengionisasi molekul Carbopol
®
, menyebabkan polimer backbone bermuatan negatif dan menghasilkan gerakan tolak-menolak secara elektrostatik
sehingga terbentuk struktur tiga dimensi. Penambahan neutralizing agent dilakukan secukupnya saja jangan sampai berlebihan agar tidak merubah profil
viskositas dan tiksotropinya. Netralisasi yang berlebihan akan mengurangi viskositas, karena basa kation akan melapisi gugus karboksi dan mengurangi gaya
antar tolak-menolak tanpa backbone. Molekul Carbopol
®
dapat kembali menjadi uncoil
meskipun telah didispersi di dalam air karena penambahan 10 – 20 donor
hidroksil seperti surfaktan non-ionik atau poli-ol, yang mampu berikatan hidrogen dengan polimer Walters, 2002.
Gambar 13. Carbomer dalam bentuk coil akan mengalami pembasahan dan mengembang ketika didispersikan dalam air Williams, 2003.
Gambar 14. Molekul Carbopol
®
terurai uncoil ketika molekul asamnya ternetralisir menjadi bentuk garam dan mencapai kekentalan maksimum
Williams, 2003.
Karena penetration enhancer merupakan peppermint oil yang berupa minyak, maka perlu ditambahkan surfaktan sebagai wetting agent untuk
membantu pendispersiannya dalam hidrogel yang merupakan fase air. Surfaktan yang digunakan adalah Tween 80. Digunakan Tween 80 sebagai surfaktan karena
Tween 80 mempunyai nilai HLB 15 yang mempunyai kepolaran lebih mirip dengan air, sehingga cocok digunakan untuk pendispersian minyak dalam air.
Mekanisme pendispersian peppermint oil dalam sediaan gel dengan cara menurunkan tegangan antar muka antara peppermint oil dan air dalam basis gel.
Gambar 15. Mekanisme penurunan tegangan muka oleh surfaktan Tween 80 Modifikasi Voigt, 1994.
Pemberian surfaktan Pembentukan misel
Droplet minyak terdispersi dalam air
molekul surfaktan
gugus hidrofilik guguslipofilik
Misel surfaktan yang
mengembang setelah
memerangkap minyak
Benzalkonium klorida dan ekstrak tempe dilarutkan pada propilen glikol karena kepolarannya yang relatif rendah sehingga kurang larut dalam air.
Digunakan benzalkonium klorida sebagai pengawet karena menurut Rowe et al., 2006 benzalkonium klorida kompatibel dengan carbomer dan bisa digunakan
pada sediaan gel apabila jumlah yang digunakan tidak melebihi 0,01 dari bahan dan merupakan alternatif dari penggunaan paraben yang tidak kompatibel dengan
surfaktan non-ionik seperti Tween 80. Pengawet benzalkonium klorida bersifat tidak iritatif ketika diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa.Aktivitas
mikrobanya aktif pada pH 4 – 11 Rowe et al., 2006. Tidak digunakan ethanol
dalam melarutkan ekstrak tempe dalam sediaan gel karena penambahan ethanol pada Carbopol
®
akan membuatnya menjadi suspensi, bukan dispersi halus Chadha, 2009, sehingga akan menurunkan kejernihan warna gel. Minyak
peppermint ditambahkan terakhir untuk mencegah penguapan bahan.
D. Uji Sifat Fisik