Pembuatan crude extract tempe Penetapan kadar isoflavon genistein dari crude extract tempe

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan crude extract tempe

Tempe seberat 1 kg dihaluskan dengan blender kemudian direndam dengan perbandingan 1:1 dengan petroleum eter, setelah itu cairan filtrat dibuang dengan cara menyaring tempe dengan corong Buchner. Tempe yang sudah disaring kemudian dimaserasi dengan etanol teknis 70 dengan perbandingan 1:2 selama 24 jam dengan kecepatan 150 rpm. Hasil maserasi disaring dengan corong Buchner sehingga didapatkan residu padat dan ekstrak cair kuning kecoklatan. Residu filtrat kemudian diremaserasi dengan etanol teknis 70 dengan perbandingan 1:1. Hasil remaserasi disaring kembali kemudian ekstrak cair yang didapatkan dari hasil maserasi pertama dan kedua dipekatkan menggunakan rotary evaporator selama 45-60 menit dengan suhu 50 o C hingga didapatkan volume sebanyak 10 volume awal. Ekstrak tempe kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 40 ºC hingga bobot tetap.

2. Penetapan kadar isoflavon genistein dari crude extract tempe

a. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum

Standar genistein konsentrasi 186 ppm diukur pada panjang gelombang 200 – 361 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV sebanyak tiga kali repetisi. Hasil rata-rata pengukuran yang memberikan serapan yang paling besar digunakan sebagai panjang gelombang maksimum pengukuran kadar isoflavon genistein menggunakan instrumen HPLC.

b. Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol:air pada perbandingan 70:30. Fase gerak yakni 500 mL metanol p.a dan aquabidest difilter terlebih dahulu dengan menggunakan membrane filter yang diintegrasikan dengan corong buchner. Sebelum dipompakan pada system HPLC perlu dilakukan degassing pada metanol p.a dan aquabidest untuk mengusir gelembung dan gas yang terlarut dalam solvent.

c. Pembuatan larutan stok genistein

Larutan stok dibuat dengan menimbang standar genistein sebanyak 2 mg kemudian melarutkannya dalam tabung effendorf dengan pelarut ethanol p.a sebanyak 1 mL.

d. Pembuatan kurva baku standar genistein

Larutan stok genistein kemudian disaring dengan menggunakan membrane filter dengan diameter pori 0,45 µm dan di-degassing untuk mengeluarkan gelembung udara di dalamnya. Standar genistein kemudian diinjeksikan ke dalam sistem dengan volume injeksi yang berbeda-beda, yaitu 1 µL, 2 µL, 3 µL, 4 µL, dan 5 µL. Metode HPLC yang digunakan adalah isokratik dengan kolom C18, flow rate 0,7 mL menit dan volume injeksi sebanyak 10 μl untuk sampel dan pembuatan kurva baku. Data respon yang muncul dilihat regresi linearnya dari 3 repetisi untuk menentukan persamaan kurva baku yang sesuai.

e. Penetapan kadar genistein pada crude extract tempe

Crude extract tempe ditimbang sebanyak 0,5 g dan dilarutkan dalam labu ukur 25 mL dengan pelarut ethanol p.a. Kemudian sebanyak sebanyak 500 µl diambil dari larutan stok crude extract dan dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan pelarut ethanol p.a. Larutan sampel crude extract dibuat replikasi sebanyak tiga kali dan disaring dengan menggunakan membrane filter. Data respon yang didapat pada analisis sampel ekstrak dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku untuk diketahui kadar dalam satuan ppm.

3. Pembuatan gel anti-aging ekstrak kedelai

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN MENTOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, ASEPTABILITAS DAN PELEPASAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM GEL HPMC (Konsentrasi Mentol sebagai Enhancer dalam Gel 0,5%, 0,75%, dan 1%)

0 6 24

Pengaruh Penambahan Minyak Wijen (Sesame Oil) Terhadap Karakteristik Fisik, Kimia, dan Sensoris Pasta Tempe Koro Pedang.

0 0 11

Pengaruh penambahan polysorbate 40 dan sorbitan monolaurate sebagai emulsifying agent dalam lotion repelan minyak peppermint (Mentha piperita) terhadap sifat fisis dan stabilitas sediaan - USD Repository

0 0 146

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na pada sediaan sunscreen gel ekstrak temu giring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan sorbitol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110

Pembuatan dan evaluasi gel anti-ageing ekstrak tempe dengan propilenglikol sebagai chemical penetration enhancer - USD Repository

0 0 147

FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOLIK DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight.) DENGAN MINYAK PEPPERMINT SEBAGAI PENETRATION

0 0 97

Pengaruh penambahan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent pada sediaan sunscreen gel ekstrak temugiring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan propilen glikol sebagai humectant - USD Repository

0 0 110

Pengaruh konsentrasi tween 80 sebagai penetration enhancer pada formulasi mikroemulsi ekstrak tempe dengan metode Franz Diffusion Cell - USD Repository

0 1 107

Pembuatan dan evaluasi gel anti-ageing ekstrak tempe dengan gliserin sebagai chemical penetration enhancer - USD Repository

0 0 94

Pengaruh penambahan konsentrasi carbopol® 940 pada sediaan sunscreen gel ekstrak temu giring (Curcuma heyneana Val.) terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan dengan sorbitol sebagai humectant - USD Repository

0 0 109