Tabel 13. Hasil Uji T Karakteristik Pekerjaan dan Employee Engagement
One-Sample Test Sig 2-tailed
Skill Variety .000
Task Identity .000
Task Significance .000
Autonomy .000
Feedback .000
Employee Engagement .000
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T pada skill variety, task
identity, task significance, autonomy, feedback, dan employee engagement
menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara mean teoretis dan mean empiris. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi p0,05, yaitu 0,000.
Hasil ini menunjukkan bahwa secara signifikan pekerjaan subjek memiliki skill variety, task identity, task significance, autonomy,
dan feedback yang tinggi, serta memiliki tingkat employee engagement yang tinggi.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Asumsi Penelitian a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak
Santoso, 2010. Data dinyatakan terdistribusi normal jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05 p0,05 dan data tidak normal jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 p0,05 Nisfiannoor, 2009.
Berikut merupakan tabel hasil uji normalitas :
Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Statistic df
Sig. Skill Variety
.143 116
.000 .966
116 .004
Task Identity .139
116 .000
.968 116
.007 Task
Significance .135
116 .000
.974 116
.025 Autonomy
.130 116
.000 .973
116 .021
Feedback .127
116 .000
.968 116
.007 Employee
Engagement .112
116 .001
.980 116
.083
Berdasarkan hasil uji normalitas, dimensi skill variety, task identity, task significance, autonomy,
dan feedback memperoleh nilai p= 0,000. Sedangkan employee engagement memperoleh nilai
p=0,001. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya tidak normal. Hasil ini juga
dapat dilihat pada kurva berikut :
Gambar 7. Kurva Skill Variety
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak menempel pada
garis, bahkan terdapat beberapa titik yang berada sangat jauh dari garis. Sehingga tidak membentuk garis lurus.
Gambar 8. Kurva Task Identity
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak sejajar pada
garis, bahkan terdapat satu titik yang berada sangat jauh dari garis. Sehingga tidak membentuk garis lurus.
Gambar 9. Kurva Task Significance
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak sejajar pada
garis, sehingga tidak membentuk garis lurus.
Gambar 10. Kurva Autonomy
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak menempel pada
garis, bahkan terdapat satu titik yang berada sangat jauh dari garis. Sehingga tidak membentuk garis lurus.
Gambar 11. Kurva Feedback
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak sejajar pada
garis, sehingga tidak membentuk garis lurus.
Gambar 12. Kurva Employee Engagement
Kurva tersebut menggambarkan sebaran data yang tidak normal, dapat dilihat banyak titik-titik yang tidak menempel pada
garis, sehingga tidak membentuk garis lurus.
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen bersifat linier atau garis lurus Nisfiannoor, 2009.
Dalam penelitian ini, uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara dua variabel, yaitu dimensi karakteristik
pekerjaan dan employee engagement memiliki hubungan linear atau tidak. Data dinyatakan linear jika nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 p0,05 dan data tidak linear jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 p0,05. Berikut hasil uji linearitas pada
karakteristik pekerjaan dan employee engagement :
Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Employee Engagement dan Skill Variety
F Sig
Employee Engagement
Skill Variety Between Groups
Combined 3.912
.000 Linearity
34.701 .000
Deviation from Linearity 1.346
.205
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel tersebut, employee engagement
dengan skill variety memiliki nilai F sebesar 34,701 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa
employee engagement dan skill variety memiliki hubungan yang
linear karena memenuhi syarat p0,05.
Gambar 13. Scatter Plot Skill Variety dan Employee Engagement
Grafik scatter plot tersebut menggambarkan hubungan antara employee engagement dan skill variety cukup mengumpul
pada garis lurus. Hal ini menggambarkan bahwa hasil datanya linear.
Tabel 21. Hasil Uji Linearitas Employee Engagement dan Task Identity
F Sig
Employee Engagement
Task Identity Between Groups
Combined 6.410
.000
Linearity 51.287 .000
Deviation from Linearity .800
.604
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel tersebut, employee engagement
dengan task identity memiliki nilai F sebesar 51,701 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa
employee engagement dan task identity memiliki hubungan yang
linear karena memenuhi syarat p0,05.
Gambar 14. Scatter Plot Task Identity dan Employee Engagement
Grafik scatter plot tersebut menggambarkan hubungan antara employee engagement dan task identity cukup mengumpul
pada garis lurus. Hal ini menggambarkan bahwa hasil datanya linear.
Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Employee Engagement dan Task Significance
F Sig
Employee Engagement
Task Significance Between Groups
Combined 5.151
.000 Linearity
41.571 .000
Deviation from Linearity 1.509
.147 Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel tersebut,
employee engagement dengan task significance memiliki nilai F
sebesar 41,571 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa employee engagement dan task significance memiliki
hubungan yang linear karena memenuhi syarat p0,05.
Gambar 15. Scatter Plot Task Significance dan Employee Engagement
Grafik scatter plot tersebut menggambarkan hubungan
antara employee engagement dan task significance cukup mengumpul pada garis lurus. Hal ini menggambarkan bahwa hasil
datanya linear.
Tabel 23. Hasil Uji Linearitas Employee Engagement dan Autonomy
F Sig
Employee Engagement
Autonomy Between Groups
Combined 3.473
.000
Linearity 19.948
.000 Deviation from Linearity
1.825 .065
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel tersebut, employee engagement
dengan autonomy memiliki nilai F sebesar 19,948 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa
employee engagement dan autonomy memiliki hubungan yang
linear karena memenuhi syarat p0,05.
Gambar 16. Scatter Plot Autonomy dan Employee Engagement
Grafik scatter plot tersebut menggambarkan hubungan antara employee engagement dan autonomy cukup mengumpul
pada garis lurus. Hal ini menggambarkan bahwa hasil datanya linear.
Tabel 24. Hasil Uji Linearitas Employee Engagement dan Feedback
F Sig
Employee Engagement
Feedback Between Groups
Combined 8.038
.000 Linearity
66.584 .000 Deviation from Linearity
.720 .674
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel tersebut, employee engagement
dengan feedback memiliki nilai F sebesar 66,584 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa
employee engagement dan feedback memiliki hubungan yang
linear karena memenuhi syarat p0,05.
Gambar 17. Scatter Plot Feedback dan Employee Engagement
Grafik scatter plot tersebut menggambarkan hubungan antara employee engagement dan feedback cukup mengumpul pada
garis lurus. Hal ini menggambarkan bahwa hasil datanya linear.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
korelasi untuk mengetahui hubungan antara dimensi karakteristik pekerjaan dan employee engagement. Uji hipotesis dilakukan setelah
melakukan uji asumsi. Pada uji asumsi, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi normal dan
hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut bersifat linear. Maka uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan non parametrik, yaitu teknik Spearman Correlation.
Tabel 25. Hasil Uji Hipotesis
Spearman Correlation
Signifikansi
Employee Engagement Skill Variety
0,459 0,000
Employee Engagement Task Identity
0,568 0,000
Employee Engagement Task Significance
0,558 0,000
Employee Engagement Autonomy 0,405
0,000 Employee Engagement Feedback
0,609 0,000
. Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
Hasil pada tabel menunjukkan bahwa tiap dimensi pada karakteristik pekerjaan memiliki hubungan positif dengan employee
engagement . Pada dimensi skill variety, diperoleh hasil koefisien
korelasi sebesar 0,459 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup kuat antara
dimensi skill variety dengan employee engagement. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi skill variety pada pekerjaan
seseorang maka semakin tinggi pula employee engagement. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi skill variety pada pekerjaan
seseorang maka semakin rendah pula employee engagement. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan
positif antara skill variety dengan employee engagement diterima. Pada dimensi kedua, yaitu task identity, diperoleh hasil
koefisien korelasi sebesar 0,568 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang kuat antara
dimensi task identity dengan employee engagement. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi task identity pada pekerjaan
seseorang maka semakin tinggi pula employee engagement. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi task identity pada pekerjaan
seseorang maka semakin rendah pula employee engagement. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan positif
antara task identity dengan employee engagement diterima. Pada dimensi ketiga, yaitu task significance, diperoleh hasil
koefisien korelasi sebesar 0,558 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang kuat antara
dimensi task significance dengan employee engagement. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi task significance pada
pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula employee engagement. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi task sigficance
pada pekerjaan seseorang maka semakin rendah pula employee engagement
. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan positif antara task significance dengan employee
engagement diterima.
Pada dimensi keempat, yaitu autonomy, diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,405 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup kuat antara dimensi autonomy dengan employee engagement. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi autonomy pada pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula employee engagement.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi autonomy pada pekerjaan seseorang maka semakin rendah pula employee
engagement . Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat yang
menyatakan ada hubungan positif antara autonomy dengan employee engagement
diterima. Pada dimensi kelima, yaitu feedback, diperoleh hasil koefisien
korelasi sebesar 0,609 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang kuat antara dimensi feedback
dengan employee engagement. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dimensi feedback pada pekerjaan seseorang
maka semakin tinggi pula employee engagement. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi feedback pada pekerjaan
seseorang maka semakin rendah pula employee engagement. Hal ini berarti bahwa hipotesis kelima yang menyatakan ada hubungan positif
antara feedback dengan employee engagement diterima.
E. Pembahasan