BAB II SPIRITUALITAS YANG BERSUMBER DARI YOHANES 13:1-20
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan, pengarang Injil Yohanes, isi Injil Yohanes, kekhasan Injil Yohanes, isi
Injil Yohanes 13:1-20 dan nilai spiritual yang terkandung dalam Yohanes 13:1-20.
A. Injil Yohanes
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan Injil Yohanes. Penulis akan memaparkan latar belakang penulisan Injil Yohanes,
tujuan penulisan Injil Yohanes, pengarang Injil Yohanes dan isi Injil Yohanes. Pemaparan hal-hal tersebut agar kita dapat lebih mudah mengenal hal-hal yang
berkaitan dengan Injil Yohanes, sehingga akan lebih mudah memahami Injil Yohanes secara umum.
1. Latar Belakang Penulisan Injil Yohanes
Injil Yohanes adalah Injil keempat dalam Perjanjian Baru. Injil Yohanes dilambangkan dengan rajawali terbang. Injil Yohanes dimulai dengan prolog yang
tinggi dan melambung guna menembus masuk hingga kekedalaman yang paling dalam dari misteri-misteri Tuhan, hubungan antara Bapa dan Putra dan misteri
inkarnasi. Jika kita ingin mempelajari Injil Yohanes salah satu pijakan yang kita gunakan adalah latar belakang penulisan Injil ini. Untuk memahami latar belakang
penulisan Injil Yohanes tidak bisa lepas dengan mengetahui jemaat dari Injil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Yohanes. Dengan mengetahui siapa jemaat dari Injil ini, maka dapat dipahami apa yang terjadi sehingga Injil ini ditulis.
Penulisan Injil Yohanes ditujukan untuk umat Kristen Yahudi Diaspora yang tersebar sejak Yerusalem dihancurkan sekitar tahun 70 M. Pada saat itu
benturan antara agama kristen dan adat Yahudi begitu kuat yang menyebabkan kegalauan diantara umat Kristen Yahudi. Umat Kristen Yahudi mengalami
kebingungan, saat jurang pemisah antara kekristenan dan Yudaisme semakin dalam. Di sisi lain mereka adalah orang Yahudi tetapi mengikuti Yesus dan di lain
pihak Yudaisme tidak mengakui kekristenan. Mereka mengalami krisis iman karena “Kristen Diaspora menghadapi perdebatan dan penolakan kaum farisi
terhadap Yesus dan para pengikut-Nya dengan pemisahan tegas dari Sinagoga dan Yudaisme melalui “Schemone-es’re” Delapanbelas doa kutukan yang memaksa
orang Kristen Yahudi untuk meninggalkan Sinagoga” Brown, 1966: LXXIV.
Dalam situasi perubahan semacam itu, bergemalah suara pewarta Kristen yang penuh wibawa yakni Injil Yohanes Darmawijaya, 1988: 17. Injil Yohanes
menegaskan kembali tradisi Kristen dan memberi semangat baru bagi umat Kristen Yahudi Diaspora dengan kemuliaa
n Yesus dengan berbagai “tanda” yang dikisahkan penginjil. Kisah-kisah Injil Yohanes yang lebih dramatik dari tulisan
sinoptisi menguatkan iman umat Kristen Yahudi. Injil keempat menampilkan Yesus yang sering berdialog bahkan bertikai
dengan orang-orang Yahudi. Pertikaian antara Yesus dan orang-orang Yahudi banyak ditemui dalam Injil Yohanes dengan bahasa yang cukup tajam. Dapat
12
diandaikan Injil ini mau memberi informasi bahwa pertikaian dengan orang-orang Yahudi tidak hanya dialami oleh Yesus tetapi juga dengan murid-murid
Yesusumat Kristen Purba. Injil Yohanes ditulis dalam bahasa Yunani. Bagaimana pun juga dunia
Perjanjian Baru adalah dunia helenis. Dengan tulisan berbahasa Yunani, maka bisa dikatakan pendengarpembaca injil ini adalah kelompok berbahasa Yunani.
Hal ini terbukti dari beberapa istilah dalam bahasa Ibrani harus diterjemahkan seperti: Mesias 1:41, Rabbi 1:28, Golgota 19:17, Siloam 9:7. Dengan
menjelaskan bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani, penulis injil ini memahami dengan baik bahasa Ibrani. Dapat dikatakan bahwa pembaca injil Yohanes adalah
orang kristen keturunan Yahudi yang tersebar di luar Palestina dan terpengaruh budaya Helenisme. Injil ini memang diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi
yang mendapat banyak tekanan dari luar karena percampuran budaya agar tetap percaya diri dengan imannya kepada Yesus.
2. Tujuan Penulisan Injil Yohanes
Injil Yohanes ditulis dengan tujuan tertentu. Kita dapat menemukan tujuan dari dalam Injil Yohanes itu sendiri. Tujuan penulisan Injil Yohanes dirumuskan
sebagai berikut: a.
Tujuan pertama dari Injil Yohanes adalah mengajak pembacanya untuk percaya. Dari dalam Injil kita dapat menemukan ajakan dari penulis Injil untuk
percaya. Dalam Yoh. 20:31 dikatakan,”...tetapi semua yang tercantum di sini telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-
Nya.” Injil Yohanes mengajak kita untuk semakin percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Tidak ada
Mesias yang lain selain Yesus. Injil Yohanes juga mengajak kita untuk semakin percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dia adalah Putra Tunggal Allah yang
diutus Bapa-Nya untuk menyelamatkan manusia. Setiap orang yang mengimani Yesus sebagai Mesias, Anak Allah akan mendapat ganjaran yakni hidup bersama
Yesus. Ganjaran itu ditegaskan kembali dalam Yoh. 3:16 yang mengatakan, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Ganjaran dari iman akan Yesus
adalah hidup kekal bersama-Nya. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah mengasihi setiap orang dan ingin menyelamatkan semua orang. Yang perlu
dilakukan oleh manusia adalah terus-menerus percaya kepada Yesus, Putra-Nya yang diutus untuk menyelamatkan. Siapapun yang percaya kepada Yesus berarti
percaya kepada Allah yang mengutus. Maka, percaya kepada Allah yang mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia menjadi dasar iman bagi manusia
yang ingin selamat. b.
Injil Yohanes bertujuan memberikan pemahaman secara lebih jelas mengenai status Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam rangka karya pewartaan
Kerajaan Allah. Dalam Injil termuat bagaimana murid-murid Yohanes mempertanyakan Yesus yang juga membaptis. Dalam Yoh. 3:26 murid-murid
Yohanes Pembaptis menyampaikan berita kepadanya,”Rabi, orang yang bersama
14
dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-
Nya.” Murid-murid Yohanes Pembaptis menganggap Yesus bisa mengancam eksistensi
Yohanes. Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Yesus. Yohanes Pembaptis Yoh. 3:30 mengatakan ,”Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin.” Hal ini karena Yohanes Pembaptis bukanlah tokoh utama dari karya keselamatan Allah. Yohanes Pembaptis
mengajak para muridnya untuk percaya kepada Yesus karena “barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat
kepada Anak, ia tidak akan melihat dunia, melainkan murka Allah tetap di atas kepala” Yoh. 3:36.
c. Injil Yohanes ditujukan untuk melawan ajaran doketisme yang
mengancam iman akan Yesus Kristus. Melalui Injil Yohanes, ditegaskan kembali iman akan Yesus Kristus. Doketisme berasal dari kata doketis, yang artinya apa
yang tampak. Ajaran doketisme menolak unsur kemanusiawian Yesus. Ajaran ini menganggap bahwa Yesus yang ada di dunia hanya tampak seperti Yesus, bukan
Yesus yang sebenarnya. Ajaran ini berbahaya pada abad II Masehi karena dapat meruntuhkan iman akan Yesus yang hidup. Injil Yohanes digunakan untuk
melawan ajaran ini dengan menegaskan bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi manusia Yoh. 1:14. Yesus itu nyata dan “diam di antara kita” Yoh 1:
14 sekalipun dunia tidak mengenal-Nya Yoh. 1:10. Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya Yoh. 1:12. Ditambahkan lagi dalam Yoh. 13:19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Yesus mengatakan ,”supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia” yang menegaskan bahwa kisah sengsara yang Ia jalani tidak digantikan oleh orang
lain, tetapi benar Dialah yang dengan rela menderita sengsara demi menebus dosa manusia. Maka, sekali lagi Injil Yohanes adalah soal percaya kepada Yesus Sang
Mesias, yang diutus Allah ke dunia, untuk membawa manusia kepada keselamatan kekal bersama Allah.
3. Pengarang Injil Yohanes
Bila berhadapan dengan Injil, entah itu Matius, Markus, Lukas maupun Yohanes maka yang menjadi pertanyaan adalah siapa di balik penulisan Injil itu.
Demikian juga injil Yohanes memberi pertanyaan siapakah orang yang mengarang Injil Keempat? Apakah seseorang atau beberapa orangkelompok?
Brown 1966: LXXXVII-CII menguraikan cukup panjang untuk membahas mengenai penulis Injil Yohanes. Pembahasan mengenai penulis Injil Yohanes ini
berdasarkan tulisan Brown. Untuk mengemukakan siapakah penulis Injil Yohanes kita akan melihat dari dua pendekatan yakni pendekatan dari luar Injil Yohanes
dan pendekatan dari dalam Injil Yohanes. a.
Bukti-bukti dari Luar Injil Yohanes
Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus disebut-sebut menjadi penulis Injil Keempat. Jika berdasarkan tradisi penulisan yang diakhiri akhir abad ke-2
mengidentifikasi Yohanes Rasul sebagai penulis Injil Keempat. Tetapi tidak bisa dipastikan kebenaran hipotesa tadi karena tidak ada bukti yang pasti menunjuk
16
langsung kepada Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus. Injil Yohanes sendiri menyebut murid yang dikasihi-Nya sebagai sumber informasi Injil ini, tetapi
Irenaeus menganggap tidak semudah itu mengatakan bahwa murid yang dikasihi- Nya yang tidak disebutkan namanya adalah Yohanes Brown, 1966: XC.
Di dalam kitab Wahyu 1: 9, disebutkan bahwa Yohanes yang diberikan penglihatan berada di Patmos dekat Efesus. Apakah benar Yohanes itu adalah
anak Zebedeus? Di dalam Wahyu 18:20 Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah
menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu. dan 21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua
belas rasul Anak Domba itu., penulis menyebutkan Rasul sebagai orang ketiga, menunjukkan penulis bukan bagian dari Rasul. Yohanes Anak Zebedeus lebih
banyak berkarya di Yerusalem dan Palestina, sedangkan publikasi Injil Yohanes dilakukan di Efesus.
Ada juga tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes anak Zebedeus meninggal saat masih muda Brown, 1966: LXXXIX. Ia dibunuh oleh orang-
orang Yahudi bersama Yakobus saudaranya. Ireneaus berpendapat bahwa Yohanes yang ada di Efesus bukan Yohanes Rasul, tetapi Yohanes lain.
Kemungkinan pertama adalah Yohanes Markus, kerabat Barnabas, pendamping Paulus. Tradisi abad ke-6 dari Cirus menyebutkan bahwa Yohanes Markus hadir
ketika Yesus melakukan mukjizat di kolam Bethesda yang kisahnya hanya ada dalam Injil Yohanes. Tetapi Yohanes Markus tidak selalu bersama-sama Yesus.
Banyak bagian dari kisah Injil ini yang diceritakan secara detail seolah-olah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pencerita turut hadir dalam kisah itu. Kemungkinan kedua adalah Yohanes Imam. Tampaknya Yohanes Imam merupakan Rasul Yesus yang bisa menjadi tokoh kuat
untuk menuliskan Injil ini. Tetapi semua bukti-bukti tidak dapat menumbangkan argumen yang beredar bahwa Yohanes anak Zebedeus adalah penulis Injil
Keempat. b.
Bukti-bukti dari dalam Injil Yohanes
Bukti dari dalam banyak membahas mengenai siapakah murid yang dikatakan dikasihi oleh Yesus. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan
kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya Yoh. 19:35. Menegaskan bahwa
kesaksian ini berasal dari orang yang dekat dengan Yesus, murid yang disebutkan dikasihi Yesus ketika dia di bawah salib Yesus bersama Ibu Yesus bdk. Yoh.
19:26-27. Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar Yoh. 21:24
kembali menegaskan penulis Injil ini mengarah kepada murid yang dikasihi. Siapakah sebenarnya murid yang dikasihi Yesus itu?
Ada tiga tipe penyebutan yang menunjuk pada murid yang dikasihi. Pertama, muncul pada Yoh. 1:37-42 yakni murid Yohanes Pembaptis yang bersama-sama
dengan Andreas mengikuti Yesus. Kedua, disebut sebagai murid yang lain yang ada dalam Yoh. 18:15-16 dan Yoh. 20:2-10. Ketiga, yang disebutkan murid yang
dikasihi Yesus yang muncul dalam Yoh. 13:23-26, 19:25-27, 20:2-10, 21:7, 21:20-23 dan 21:24. Brown 1966: XCIV menuliskan bahwa kemungkinan
sebutan murid yang dikasihi hanyalah simbol, tidak ada dalam kenyataan. Tetapi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pendapat ini sulit dipertahankan karena sebutan-sebutan itu menunjuk kepada seseorang yang terlibat dalam cerita. Lazarus adalah salah satu orang yang
dikasihi Yesus. Yesus menangis saat menghadapi kenyataan Lazarus telah mati Yoh. 11:35. Walaupun demikian, pendapat bahwa murid yang dikasihi Yesus
adalah Lazarus tidak dapat dipertahankan. Kandidat lain adalah Yohanes Markus. Yohanes Markus diidentifikasi sebagai penulis Injil Keempat karena ia memiliki
rumah di Yerusalem, sebagai pendamping Paulus sama seperti Lukas dan memiliki kontak dengan Petrus yang memungkinkan dirinya dapat menuliskan
Injil Keempat. Kandidat lain adalah Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus. Yohanes anak Zebedeus diyakini karena ia lama bersama Petrus dan Yakobus dan
murid yang terus-menerus bersama Yesus. Hal ini menjadikan dirinya mampu memiliki informasi mengenai Yesus lebih banyak dari yang lain.
Brown menarik kesimpulan berdasarkan bukti dari luar dan dalam Injil Yohanes bahwa sangat sulit mengidentifikasi murid yang dikasihi sebagai
Yohanes Markus, Lazarus atau yang lainnya. Berdasarkan bukti dari luar dan dalam bahwa Injil Keempat dengan Yohanes anak Zebedeus sebagai penulisnya
merupakan hipotesa terkuat. Maka, Brown mempercayai bahwa Yohanes anak Zebedeus adalah penulis dari Injil Keempat.
Jaubert 1980: 18 mengatakan bagaimana mungkin Yohanes yang adalah nelayan mampu menulis injil dengan tingkat sastra yang tinggi. Hal lain yang
menyulitkan pendapat bahwa penulis injil adalah Yohanes sendiri adalah sebutan “Murid yang dikasihi” yang dialamatkan kepada Yohanes dan Yakobus anak
19
Zebedeus. Rasanya cukup mengherankan jika Yohanes menyebutkan diri sendiri sebagai “murid yang dikasihi”.
Tidak ada bukti yang pasti bahwa penulis Injil Yohanes adalah Yohanes anak Zebedeus. Yang lebih masuk akal adalah bahwa memang Yohanes
melatarbelakangi penulisan injil ini, namun ia sendiri tidak menyusunnya, Injil Yohanes mengalami proses pengggubahan yang lama dalam lingkungan Yahudi-
Yunani Jaubert, 1980: 18. Kemungkinan yang menyusun injil ini adalah murid- murid Yohanes yang mendapatkan sumber dari Yohanes sendiri. Pada
perkembangannya tulisan injil Yohanes mengalami penggubahan oleh beberapa pihak. Hal ini dibuktikan dengan adanya tulisan mengenai penjelasan akan
kebenaran saksi mata dalam Yoh 21:24 : Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa
kesaksiannya itu benar. Dengan ini dapat disimpulkan siapapun yang menulis injil Yohanes mendapatkan sumber dari seorang saksi mata Yoh. 21:24 yang
dipercaya yang dikaitkan dengan murid yang dikasihi Yesus Yoh. 21:20-23 sebagai wibawa dalam injil Yohanes. Bagi penulis, Injil Yohanes ditulis oleh
orang yang dekat dengan Yesus. Mengikuti Brown penulis meyakini salah satu murid-Nya yang disebut murid yang dikasihi Yohanes anak Zebedeus sebagai
sumber dari penulisan Injil Yohanes. Yohanes anak Zebedeus sulit dipercaya menulis Injil dengan sastra demikian indah. Maka, penulis menyimpulkan bahwa
para murid Yohanes adalah penulis Injil Yohanes dengan sumber utama cerita berasal dari Yohanes.
20
4. Isi Injil Yohanes
Injil Yohanes memiliki bagian penting yang terbagi dalam beberapa bagian. Menurut Darmawijaya 1988: 23-29 secara garis besar isi Injil Yohanes tersusun
secara demikian: PrologPrakata Yoh. 1:1-18
Buku Tanda Yoh. 1:19 – 12:50 Buku Kemuliaan Yoh. 13:1 – 20:29
Penutup Yoh. 20:30-31 Tambahan-tambahan pada Injil Yohanes Yoh. 7:53 – 8:11 daan 21:1-
25 1
PrologPrakata Yoh. 1:1-18 Yohanes 1:1-18 kerap disebut prakataprolog Injil Keempat Darmawijaya
1988: 24. Prologprakata ini merupakan himne yang menciptakan suasana dan menyajikan tema-tema penting yang kemudian diolah dalam Injil ini. Dengan kata
lain di sini Injil mulai menampakkan diri dalam prologprakata. Prakataprolog menampilkan Keilahian Yesus yang merupakan Firman yang hidup. Di dalam
Prolog juga disampaikan mengenai peran Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis bukan terang yang dimaksudkan tetapi saksi dan pembuka jalan bagi
terang itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2 Buku tanda Yoh. 1:19-12:50
Buku ini berisi tujuh tanda yang dibuat oleh Yesus. Tanda dalam Yohanes adalah mukjizat dalam sinoptik yang dibuat Yesus. Tanda dalam Tujuh tanda itu
ialah: Tanda pertama adalah perubahan air menjadi anggur pada peristiwa pernikahan di Kana Yoh. 2: 1-11, yang menyimbolkan kuasa Yesus untuk
mengubah¨ segala sesuatu; Ia mengubah kegelapan menjadi terang, mengubah kematian menjadi kehidupan. Tanda yang kedua adalah peristiwa penyembuhan
anak pegawai istana di Kapernaum Yoh. 4: 46-54. Penyembuhan yang terjadi hanya oleh kata-kata yang diucapkan Yesus dari jarak jauh yang menyimbolkan
kuasa kata-kata Yesus yang membawa kehidupan. Tanda ketiga adalah penyembuhan seorang yang telah menderita sakit
selama tiga puluh delapan tahun yang terbaring di dekat Pintu Gerbang Domba di Yerusalem, di tepi kolam Betesda Yoh. 5: 1-9. Peristiwa penyembuhan ini
melanjutkan tema air pembaptisan demi pembaharuan hidup. Tanda yang keempat dan kelima terjadi dalam Yohanes bab 6, peristiwa pergandaan lima roti dan dua
ikan untuk memberi makan lima ribu orang 6:1-15, dan peristiwa Yesus berjalan di atas air Yoh. 6:16-21. Kedua tanda ini menjadi symbol akan suatu eksodus
baru, peristiwa penyeberangan budak dosa menuju Tanah Terjanji. Di tempat tujuan perjalanan itu kita tak akan lagi dikenyangkan oleh manna duniawi serta
susu dan madu sebagaimana dijanjikan dalam Perjanjian Lama, tetapi dikenyangkan oleh santapan surgawi Tubuh Kristus sendiri.
Tanda keenam dapat ditemukan dalam bab 9 tentang penyembuhan seorang yang buta sejak lahir. Ketika para murid bertanya dosa siapa yang
22
menyebabkan ia dilahirkan buta, Yesus menjawab bahwa ia dilahirkan untuk menjadi tanda pernyataan kekuasaan Allah, bahwa Ia adalah terang dunia. Tanda
ketujuh yang sekaligus merupakan klimaks dari semua tanda dalam Injil Yohanes adalah peristiwa kebangkitan Lazarus dari kematian Yoh 11:1-44. Lazarus
menjadi simbol kehidupan baru, yang berbicara tentang kemenangan Yesus akan kematian serta semua orang lain yang percaya dalam nama-Nya. Setiap orang
yang percaya kepada Yesus akan memperoleh kehidupan yang kekal.
Buku tanda bukan hanya menampilkan tanda-tanda yang dibuat Yesus, penginjil juga menyampaikan hal lain seperti kesaksian Yohanes Yoh. 3:22-36,
percakapan dengan Nikodemus Yoh. 3:1-21, percakapan dengan perempuan Samaria Yoh. 4:1-42. Dalam buku tanda, penginjil menampilkan Yesus yang
tampil di depan publik. Yesus mengajar banyak orang di tempat-tempat umum. Dalam buku tanda Yesus hadir di tengah-tengah orang.
3 Buku kemuliaan Yoh. 13:1 – 20:29
Jika dalam buku tanda-tanda Yesus tampil di depan umum, maka dalam buku kemulian Yesus memberikan pengajaran kepada para muridNya. Buku kemuliaan
dibagi menjadi tiga bagian yakni; perjamuan terakhir Yoh. 13:1 – 17:26, kisah
sengsara dan Wafat Yesus Yoh. 18:1 – 19:42 dan kebangkitan Yesus Yoh.
20:1-29. Bagian perjamuan terakhir berisi cerita panjang yang diawali perjamuan
makan yang tidak biasa yakni adanya pembasuhan kaki pembasuhan kaki oleh Yesus pada saat perjamuan makan berlangsung dan dilanjutkan dengan wejangan
23
panjang yang diberikan khusus untuk para murid-Nya yang kemudian ditutup dengan doa Yesus untuk murid-murid-Nya. Pada bagian inilah penulis akan
membuka lebih dalam mengenai pembasuhan kaki oleh Yesus kepada murid- murid-Nya.
Bagian kisah sengsara Yesus adalah bagian yang dimulai dengan penangkapan Yesus yang dramatis, pengadilan Yesus yang dibarengi kisah
penyangkalan Petrus, dilanjutkan hukuman mati Yesus hingga kematian Yesus dan ditutup dengan penguburan Yesus.
Bagian kebangkitan Yesus diawali kisah kesaksian para perempuan yang menjenguk kubur Yesus yang kosong yang diikuti beberapa penampakan yang
dilakukan Yesus kepada murid-murid-Nya.
4 Penutup Yoh. 20:30-31
Bagian penutup berisi mengenai tujuan dari penulisan Injil ini yakni supaya pembaca percaya kepada Yesus dan terselamatkan karena kepercayaan
para pembaca yang tidak melihat langsung.
5 Tambahan-tambahan Yoh. 7:53 – 8:11 dan 21:1-25
Tambahan-tambahan adalah isi Injil yang bukan karya asli penulis tetapi tambahan dari redaksi kedua yang sudah dibahas sebelumnya. Hal ini karena
adanya perbedaan dari gaya tulisan sehingga beberapa bagian memang nyata dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
disetujui oleh ahli bahwa itu bukan bagian dari karya asli penulis tetapi tetap menjadi kanon.
B. Kekhasan Injil Yohanes