Pembinaan dalam Menumbuhkan Spiritualitas Katekis Menumbuhkan Spiritualitas Katekis yang Bersumber dari Injil Yohanes

107 mengenai seluk beluk Gereja dan apa saja yang perlu diajarkan kepada orang- orang lain. Mereka juga harus memiliki beberapa keterampilan dan sikap yang harus dimiliki seorang ketekis seperti kemampuan berkomunikasi dengan baik, memiliki spiritualitas yang baik dan relasi yang baik pula dengan Tuhan dan dengan sesama. Cara membimbing dengan menggunakan prinsip andragogi akan memudahkan pengajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut dan sekaligus memudahkan peserta didik dalam mengolah apa yang mereka dapatkan karena mereka lebih diajak untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di dalam pelayanan.

B. Pembinaan dalam Menumbuhkan Spiritualitas Katekis

Pembinaan menekankan pada pengembangan manusia dari segi praktik yaitu pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. Para katekis perlu mendapat pembinaan spiritualitas yang memadai agar ia dapat menumbuhkan dan mengembangkan spiritualitas sehingga dapat menjalankan tugasnya mewartakan Kabar Gembira dengan penuh semangat. Spiritualitas katekis tidak bisa didapatkan apabila para katekis hanya dengan membaca teori saja. Spiritualitas katekis harus dibina dari hari ke hari sampai menjadi bagian utuh dari dalam diri para katekis. Perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan untuk membantu katekis lebih beriman sehingga jati dirinya berkembang ke arah lebih baik dan bermakna yaitu menuju hidup rohani yang terwujud dalam cinta kasih. Pembinaan spiritualitas katekis akan membantu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 katekis menjadi sosok pembina iman yang memadai dan berkualitas untuk umat Komisi Kateketik KWI 1997: 43.

C. Menumbuhkan Spiritualitas Katekis yang Bersumber dari Injil Yohanes

13:1-20 Penulis telah menggali spiritualitas yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1- 20 di dalam Bab II. Spiritualitas yang telah digali dalam Injil Yohanes 13:1-20 baik jika dimiliki oleh katekis sebagai spiritualitas dalam menjalankan tugasnya mewartakan Injil. Spiritualitas katekis yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1-20 yaitu; melayani kehendak Allah, berani berkorban, melayani, rendah hati dan penuh cinta. Untuk menghidupi spiritualitas tersebut, katekis harus belajar dan berlatih dari waktu ke waktu sampai spiritualitas tersebut menjadi bagian dari dalam diri katekis. Selain belajar dan berlatih, pembinaan dari pembina katekis juga akan sangat membantu menumbuhkan spiritualitas katekis yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1-20.

1. Pembinaan yang berkelanjutan

Pembinaan bagi katekis adalah pembinaan yang terus berlangsung mulai dari menjadi calon katekis hingga sudah menjadi katekis. Pembinaan katekis tidak boleh berhenti karena katekis memerlukan pembinaan yang berkelanjutan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 membantu katekis semakin siap dan tangguh dalam melayani Tuhan dalam bidang pewartaan. Dalam pembinaan, perlu adanya program yang memiliki kesinambungan dan tidak terputus. Bidang pewartaan sebuah paroki atau keusukupan dapat merancang program pembinaan tahunan dengan tema pembinaan yang berkesinambungan dari waktu ke waktu. Misalnya, pada awal tahun paroki melantik beberapa katekis dan dilanjutkan dengan pembinaan. Pada awal tahun paroki merancang program pembinaan dengan tema sosok katekis, ketrampilan katekis dan spiritualitas katekis. Pada pertengahan tahun tema berkembang tentang pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas katekis seperti ajaran-ajaran Gereja, metode berkatekese, liturgi dan pengetahuan-pengetahuan yang kontekstual seperti isu-isu dunia dan Gereja Universal. Program ini dapat dilangsungkan tahun berikutnya dengan tema yang lebih berkembang misalnya penghayatan spiritualitas di awal tahun dan mempelajari metode-metode berkatekese dan model-model katekese. Pembinaan sritualitas katekis juga harus menjadi bagian pembinaan yang berkelanjutan. Spiritualitas bukan seperti pengetahuan yang dapat dipelajari dan dimengerti dalam waktu yang terbatas. Menumbuhkan spiritualitas tidak bisa dilakukan hanya dengan menghafal uraian spiritualitasnya, tetapi perlu melibatkan pikiran, jiwa dan raga. Menumbuhkan spiritualitas kita mulai dengan mengenal spiritualitas dan segala isinya. Untuk menumbuhkan spiritualitas yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1-20 kita mulai dengan membaca Injil itu dengan cermat. Agar kita lebih paham makna dari Injil Yohanes 13:1-20, kita dapat membaca referensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 tafsiran dari ahli Kitab Suci, misalnya Raymond E. Brown, S.S. Para katekis perlu menyadari bahwa kita bukan ahli tafsir Kitab Suci yang memiliki latar belakang pendidikan Ktab Suci. Kita perlu membaca referensi dari para ahli Kitab Suci sehingga penilaian kita terhadap teks tidak melenceng jauh. Jika katekis sudah memahami teks dari Injil Yohanes 13:1-20, selanjutnya katekis merenungkan dalam hati. Katekis meresapkan spiritualitas-spiritualitas yang muncul dari kisah pembasuhan kaki dalam Injil Yohanes 13:1-20. Katekis tidak dapat melakukan sekali jadi untuk merespkan dalam hati hingga menjadi bagian dalam diri. Untuk menanamkan spiritualitas tidak cukup hanya belajar sehari saja. Perlu waktu untuk menjadikan sebuah spiritualitas menjadi bagian dalam diri. Kegiatan pembinaan yang dilakukan paroki kepada para katekis akan membantu untuk menjadikan spiritualitas katekis dari Injil Yohanes 13:1-20 menjadi bagian dalam diri katekis. Untuk itu, paroki perlu membuat sebuah kegiatan pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan. Untuk menanamkan spiritualitas katekis yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1-20, paroki dapat membuat kegiatan pendampingan yang dilakukan beberapa kali. Misalnya pembinaan berlangsung dalam tiga bulan dengan pertemuan rutin setiap dua minggu sekali. Dengan jumlah pertemuan yang banyak akan membuat pembahasan menjadi lebih spesifik dalam setiap pertemuan dan tidak terburu- buru. Pembinaan yang berkelanjutan mengenai spiritualitas katekis yang bersumber dari Injil Yohanes 13:1-20 akan membantu katekis menjiwai spiritualitas itu tahap demi tahap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111

2. Melatih diri

Seorang katekis yang berkeinginan untuk menumbuhkan spiritualitas dalam dirinya harus melatih dirinya. Spiritualitas bukanlah produk yang dapat dinikmati hasilnya dengan sekali jadi. Untuk memiliki spiritualitas yang mendalam katekis harus memulai dari dasar dan terus melatih diri hingga spiritualitas menjadi bagian dalam dirinya. Setelah itu katekis akan membuat suatu niat untuk memiliki semangat rendah hati dengan mulai melatih diri untuk bersikap rendah hati di dalam kesehariannya. Katekis yang terus melatih dirinya semakin lama akan memiliki semangat rendah hati yang telah mengakar di dalam dirinya. Rendah hati bukan lagi suatu konsep yang harus dimiliki katekis, tetapi telah menjadi bagian dari dinya. Demikianlah seharusnya katekis untuk terus melatih diri dalam usahanya untuk menumbuhkan suatu spiritualitas katekis di dalam dirinya.

D. Usulan Kegiatan Pembinaan Katekis dalam Menumbuhkan Spiritualitas