Spiritualitas Katekis yang Bersumber dari Yohanes 13:1-20

83 di laut selalu menuju ke pantai, demikian pula Kasih Allah terhadapku.” Katekis harus selalu percaya bahwa Tuhan selalu menyertai setiap karyanya.Tiada yang lain katekis harus meyakini Yesus yang ia wartakan hadir mendampingi hidupnya di tengah arus globalisasi ini. Di dalam era globalisasi yang serba cepat berubah justru Tuhan ingin katekis makin aktif memberikan dirinya untuk semakin meneguhkan para umat Kristiani dalam iman sehingga tidak terbawa arus globalisasi.

C. Spiritualitas Katekis yang Bersumber dari Yohanes 13:1-20

Pada Bab II telah dibahas mengenai spiritualitas bersumber dari Yohanes 13:1-20. Spiritualitas yang muncul dari Bab II ditujukan kepada setiap umat beriman. Pada bagian ini, spiritualitas yang bersumber dari Yohanes 13:1-20 ditujukan kepada para katekis.

1. Penuh Cinta

Cinta menjadi keutamaan dalam karya Yesus di dunia. Ia mencintai dunia ini dan segala isinya, terutama manusia. Karena cinta-Nya, Yesus ingin semua manusia terselamatkan. Cinta Yesus tampak begitu nyata dalam setiap langkah karya-Nya. Yesus menyapa orang-orang yang miskin dan disingkirkan. Ia memberi kekuatan kepada mereka yang miskin dan disingkirkan untuk terus memiliki harapan hidup. Yesus menyembuhkan yang sakit hanya dengan syarat si sakit menerima Yesus dalam hatinya. Yesus berdialog dengan perempuan Samaria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 tanpa rasa risih tetapi penuh keramahan. Yesus menjadi garam dan terang bagi orang-orang miskin dan tersingkirkan juga bagi semua orang yang percaya kepada Dia. Cinta Yesus kepada para murid-Nya tampak begitu nyata dalam peristiwa pembasuhan kaki Yoh. 13:1-20. Yesus mencintai para murid-Nya sampai selama-lamanya Yoh. 13:1 dan ingin semua murid-Nya selamat. Saat Ia membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus melakukan dengan penuh keramahan bukan keterpaksaan. Ini menunjukkan Ia melakukan semua itu dengan cinta kepada murid-murid-Nya. Semua yang Yesus lakukan didasari dengan cinta. Bahkan ketika Ia harus menderita dan wafat di salib, semua dilakukan karena Ia mencintai manusia dan ingin manusia selamat. Para katekis diharapkan memiliki sikap penuh cinta di dalam melaksanakan tugas perutusannya. Yesus yang begitu mencintai manusia rela menderita dan wafat demi keselamatan manusia. Katekis juga memiliki cinta kepada Allah, Yesus, Gereja, tugasnya dan dirinya sendiri. Seperti Yesus yang mencintai murid- murid-Nya sampai pada selama-lamanya bdk. Yoh 13:1 katekis meneladan Yesus mencintai umatnya dalam keadaan apapun. Karena cintanya, melayani umatnya adalah hal yang penting di dalam hidup katekis. Katekis ingin membantu umat selalu dekat dengan Allah dengan berbagai pelayanan yang dapat ia lakukan. Karena cintanya kepada umatnya, katekis selalu membawa umatnya di dalam hati dan selalu membawanya dalam doa. Demikian Yesus juga mendoakaan para murid-Nya. Karena cintanya itu, katekis mengerahkan segala kemampuan dirinya agar pewartaan Injil dapat terlaksana sehingga semakin banyak manusia akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 terselamatkan. Katekis diharapkan berkarya berdasarkan cinta. Menjadi katekis bukan sekedar pilihan hidup tetapi harus disadari sebagai panggilan Tuhan. Katekis harus mencintai panggilan itu sama seperti Ia mencintai hidupnya. Apabila katekis sudah mencintai panggilannya maka semua yang dikerjakan akan penuh dengan cinta dan bukan keterpaksaan.

2. Melayani Kehendak Allah

Melayani kehendak Allah adalah tugas Yesus yang diteruskan oleh Gereja. Kehendak Allah adalah supaya semua orang dapat terselamatkan. Yesus mengusahakan kehendak Allah tersebut dapat tercapai. Beragam cara Yesus lakukan supaya banyak orang terselamatkan. Ia berkhotbah kepada banyak orang, membuat mukjizat, menyapa orang-orang miskin dan tersingkir, memberi teguran kepada orang yang berdosa dan mengajak para murid-Nya untuk ikut melakukan tugas menyelamatkan banyak orang. Dalam Yohanes 13:14-15 Yesus mengajak para murid untuk meneladan apa yang Ia lakukan. Yesus menyatakan cinta-Nya kepada mereka dengan membersihkan dosa melalui simbol pembasuhan kaki. Yesus ingin para murid saling membasuh kaki supaya mereka saling menyelamatkan, sehingga semakin banyak orang selamat. Sama seperti Para Rasul, katekis juga diajak Yesus untuk ikut melayani kehendak Allah. Katekis harus mengusahakan supaya semakin banyak orang selamat. Katekis harus mengikuti jejak Yesus dan Para Rasul dalam usaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 keselamatan manusia. Yesus dan Para Rasul berani tampil di tengah masyarakat untuk menawarkan keselamatan kepada mereka. Yesus mengajak manusia untuk percaya kepada-Nya sebagai jalan menuju Allah. Para Rasul meneruskan dengan mewartakan Yesus Sang Juruselamat manusia. Saat ini, katekis harus tampil di tengah umat untuk mewartakan Yesus supaya keselamatan dapat menyentuh semakin banyak manusia. Katekis harus bergerak maju dalam melayani kehendak Allah. Katekis tidak cukup hanya berkhotbah dan menyampaikan ajaran-ajaran Gereja. Katekis diharapkan tampil dengan mengenakan Yesus. Katekis hadir di tengah-tengah orang miskin dan tersingkir, katekis hadir ketika umat mengalami kebimbangan, katekis hadir di tengah anak-anak yang membutuhkan sapaan kasih Tuhan dengan kata lain katekis hadir di setiap sisi kehidupan umat. Dengan melakukan demikian katekis akan menjadi penyalur kasih Allah kepada manusia dan membuat semakin banyak orang merasakan kasih Allah. Kasih Allah akan menjadi sumber kekuatan dan keselamatan manusia. Dengan demikian katekis telah menjadi pelayan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia sebanyak-banyaknya.

3. Berani Berkorban

Melakukan Kehendak Allah memiliki konsekuensi untuk berkorban. Allah sendiri berkorban demi keselamatan manusia. Ia merelakan Putra-Nya untuk turun ke dunia demi terlaksana-Nya misi keselamatan manusia. Yesus juga berkorban supaya Kehendak Allah terwujud. Demi keselamatan manusia Yesus rela 87 menderita hingga wafat di salib. Dalam kisah pembasuhan kaki tampak pengorbanan yang dilakukan Yesus. Yesus tahu bahwa Ia akan segera menghadapi kematian Yoh. 13:1. Tetapi sebelum kematian itu terjadi, Ia telah menghadapi kenyataan bahwa Ia akan dikhianati oleh murid-Nya sendiri Yoh. 13:2. Para katekis mewartakan Injil agar semakin banyak manusia percaya kepada Yesus. Pewartaan Injil menjadi hal yang utama dari tugasnya sebagai katekis. Katekis melakukan berbagai cara agar pewartaan Injil dapat terlaksana di dunia ini. Seperti Yesus yang berkorban dalam banyak hal demi pewartaan Kerajaan Allah, katekis juga berani berkorban demi terlaksananya pewartaan Injil di tengah dunia. Kita dapat melihat katekis sukarelawan yang mewartakan Injil dengan rela tanpa pamrih. Mereka tidak memikirkan hal yang didapat dari usahanya karena yang terpenting adalah pewartaan Injil terus terlaksana. Katekis harus berkorban banyak hal untuk mewartakan Injil. Pengorbanan itu berupa kemauan untuk terus belajar, mau melatih diri, waktu, tenaga dan bahkan materi. Katekis harus memiliki kemauan untuk belajar. Ada banyak hal yang dapat dipelajari oleh katekis seperti ajaran-ajaran Gereja, berita-berita dunia, perkembangan teknologi dan konteks umat setempat. Katekis harus bersusah payah mempelajari ajaran-ajaran Gereja seperti dalam Kitab Suci, Katekismus Gereja Katolik, Konsili Vatikan II, Kitab Hukum Kanonik dan lain-lain. Ajaran Gereja juga mengalami perkembangan seturut dengan perkembangan jaman. Katekis harus rela membuka diri untuk mempelajari pandangan-pandangan Bapa Paus dan Uskup-Uskup mengenai dunia dan Gereja dewasa ini. Katekis juga harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 rela memperbarui berita-berita dunia dan nasional yang nantinya dapat diangkat menjadi isu yang dibicarakan ketika pertemuan katekese di tengah umat. Katekis jaman ini dituntut untuk mengenal dan menguasai perkembangan teknologi. Kemajuan sistem informatika seperti munculnya perangkat-perangkat yang serba canggih tidak boleh menjadi penghambat karya pewartaan katekis. Katekis harus mempelajari perkembangan teknologi sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu tugasnya. Konteks umat setempat tidak boleh luput dari perhatian katekis. Katekis rela mempelajari latar belakang umat yang dibimbingnya sehingga ia tahu apa dan bagaimana katekese harus disampaikan. Katekis juga harus berkorban waktu, tenaga, pikiran dan bahkan materi. Katekis harus rela memotong waktu pribadinya untuk melayani umat. Katekis juga harus menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk menyiapkan dan melaksanakan katekese. Katekis juga tidak jarang harus rela mengeluarkan uang sendiri untuk membiayai persiapan dan perjalannya menuju tempat pertemuan. Semua yang dilakukan katekis untuk mewartakan Yesus Kristus adalah pengorbanan dirinya supaya keselamatan dapat menyentuh semakin banyak orang.

4. Rendah Hati

Yesus adalah pribadi yang rendah hati. Kita dapat membaca dalam kisah pembasuhan Yoh 13:1-20 Yesus mengambil pekerjaan seorang hamba. Yesus tidak menujukkan kebesaran yang Ia punya supaya dihormati murid-murid-Nya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Tetapi Ia melepaskan kebesaran yang Ia miliki dan menempatakan diri sama dengan para murid-Nya. Sikap rendah hati yang ditampilkan Yesus membuat diri- Nya diterima banyak orang terutama rakyat kecil. Yesus seperti angin segar yang menyapa dan berinteraksi dengan rakyat kecil dan tersingkir. Ia datang bukan dengan kuasa untuk menaklukkan, tetapi merendahkan diri dan menempatkan diri sama dengan manusia sehingga dapat merangkul dan mengajak manusia kepada keselamatan Allah. Seorang katekis harus memiliki relasi yang kuat dengan semua anggota Gereja baik itu umat awam maupun hierarki. Relasi yang kuat akan mudah dibangun jika katekis memiliki sikap rendah hati terhadap yang lain. Yesus juga memiliki sikap rendah hati. Karena sikap Yesus yang rendah hati, relasi antara Yesus dan para murid-Nya begitu dekat. Para murid bukan dipandang semata- mata bawahan Yesus, tetapi teman perjalanan Yesus dan penerus karya-Nya. Dengan mencontoh Yesus, katekis diharapkan memiliki sikap rendah hati. Dengan rendah hati, para katekis tidak merasa diri lebih mampu dari umat yang lain, tetapi merasa perlu banyak belajar terus-menerus. Sikap rendah hati juga akan membuat relasi yang akrab dengan umat lain karena dengan rendah hati katekis tidak menyombongkan keunggulan tetapi bersikap ramah dan merangkul semua umat. Katekis memiliki peran yang penting dalam misi pewartaan Kabar Gembira Gereja Katolik. Hal ini tidak menjadikan katekis besar hati karena peran pentingnya itu. Katekis adalah pelayan Tuhan yang mengabarkan Warta Sukacita yang telah diwartakan oleh Yesus dan diteruskan Gereja. Maka katekis harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 memiliki semangat rendah hati. Katekis yang memiliki kerendahan hati akan menempatkan dirinya sebagai sesama manusia dengan umat lain. Dengan sikap rendah hati, katekis hadir di semua kalangan umat. Katekis menyapa semua umat sebagai sesama umat Allah dan tidak membeda-bedakan status umat. Katekis menerima semua umat dengan segala keunikannya. Bila suatu saat dalam pertemuan ada umat yang mengemukakan pendapat yang keliru, katekis tidak menghakimi umat itu tetapi merangkul dan membimbing umat dengan menyampaikan pendapat yang lebih tepat. Katekis tidak bersikap arogan dan seolah-olah paling bisa dan tahu segalanya. Bila berhadapan dengan umat yang wawasannya lebih rendah, katekis tidak merasa diri lebih pandai dari yang lain. Bila berhadapan dengan umat yang memiliki wawasan yang lebih baik, katekis tidak rendah diri tetapi menerima kekurangannya dan mau belajar supaya bisa mengimbangi pembicaraan umatnya. Sikap rendah hati akan membuat katekis mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga terbangun relasi yang harmonis antara katekis dengan umat lain.

D. Pembinaan Katekis