Kegiatan Setiap Siklus Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

1. Peneliti melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan memohon izin melakukan penelitian dengan subjek penelitian kelas IIIA SD Negeri Jongkang 2. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IIIA tentang gambaran umum dan proses belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika 3. Peneliti mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil wawancara, 4. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok pada mata pelajaran matematika 5. Peneliti menyusun instrumen pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, Lembar evaluasi, dan lembar kuisioner, 6. Peneliti melakukan validasi instrumen pembelajaran kepada para ahli yaitu dua dosen matematika dan seorang kelas guna menyempurnakan perangkat pembelajaran 7. Peneliti menyiapkan media dan sarana pendukung pembelajaran di kelas 8. Peneliti melakukan penelitian.

D. Kegiatan Setiap Siklus

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, yaitu sebanyak empat kali pertemuan, dua kali pertemuan pada setiap siklusnya. Tindakan yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai jadwal matematika kelas IIIA SD Negeri Jongkang. Materi yang akan disampaikan adalah perkalian dan pembagian. Adapun tindakan yang akan dilakukan pada tiap siklus yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Siklus I a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. selanjutnya peneliti juga mempersiapkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I yaitu berupa kelereng dan piring kecil sebagai wadah kelereng. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuannya. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Pertemuan 1 2 JP a Kegiatan awal Kegiatan awal pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam dan melakukan doa bersama, kemudian siswa diberikan apersepsi berupa menyanyikan lagu “satu ditambah satu” untuk membangun semangat siswa memulai kegiatan belajar. Selain untuk membangun semangat siswa, pemberian apersepsi tersebut sekaligus menjadi awalan sebelum masuk kepada pokok materi bahasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Kegiatan Inti Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai operasi hitung perkalian sederhana. Siswa belajar menghitung perkalian sederhana dengan menggunakan media kelereng yang dibimbing oleh guru menemukan. Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah siswa yang hadir community learning. Guru membimbing siswa mengaitkan pembelajaran dengan persoalan sehari-hari siswa memanfaatkan keterkaitan. Siswa belajar menghitung perkalian sederhana dengan menggunakan media kelereng yang dibimbing oleh guru menemukan. Siswa berdiskusi untuk memecahkan tabel perkalian rumpang bersama kelompoknya inquiry . Setelah siswa mengetahui cara melakukan operasi hitung perkalian, maka siswa diharuskan mengerjakan soal mengenai materi yang sudah dipelajari secara berkelompok konstruktivisme. 3 Kegiatan penutup Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa. Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran pada hari tersebut. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dimengerti menggunakan kontribusi siswa. Siswa dan guru melakukan refleksi bersama-sama refleksi. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa individu. Pertemuan diakhiri dengan melakukan doa bersama-sama. 2 Pertemuan 2 2 JP a Kegiatan awal Pada awal pembelajaran, guru melakukan presensi dan kontrak belajar bersama dengan siswa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Setelah menyanyikan lagu, guru mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada siswa tentang perkalian sebelum masuk ke dalam materi. b Kegiatan Inti Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai operasi hitung pembagian sederhana. Siswa belajar menghitung pembagian sederhana dengan menggunakan media kelereng yang dibimbing oleh guru menemukan. Siswa dibagi dalam kelompok secara acak sesuai jumlah siswa yang hadir community learning . Siswa mengaitkan persoalan sehari-hari dengan pembelajaran memanfaatkan keterkaitan. Setelah siswa mengetahui cara melakukan operasi hitung pembagian, maka siswa diharuskan mengerjakan soal mengenai materi yang sudah dipelajari secara berkelompok konstruktivisme. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Kegiatan penutup Guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar materi pembagian questioning. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I authentic assessment. Sebelum pembelajaran usai, guru dan siswa melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini reflection. c. Observasi Obsevasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I. Peneliti melakukan observasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengisi lembar observasi kemamampuan berpikir kritis pada kuesioner yang telah diberikan dengan bantuan teman sejawat. d. Refleksi Refleksi dilakukan pasca tindakan siklus I. Refleksi bertujuan untuk memberikan penilaian dan mengetahui kekurangan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I digunakan peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II agar hasil yang didapat peneliti dapat meningkat. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Peneliti membuat penyempurnaan perencanaan dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dengan cara mengkaji ulang RPP yang akan digunakan pada siklus II. Sebagai sarana penunjang, peneliti mempersiapkan LKS, materi ajar dan media yang digunakan pada saat melakukan pelaksanaan tindakan. b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuannya. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1 Pertemuan 1 2 JP a Kegiatan Awal Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia raya” kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Satu ditambah satu”. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa. b Kegiatan Inti Sebelum masuk ke dalam materi, Guru mengulang kembali materi perkalian secara singkat tentang untuk menyegarkan ingatan siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru masyarakat belajar . Guru membagikan media pembelajaran berupa kelereng untuk setiap kelompok. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang cara memecahkan masalah sehari-hari mengenai perkalian melalui soal cerita dengan menggunakan bantuan media berupa kelereng. Siswa dibagikan latihan soal cerita mengenai perkalian konstruktivisme. Siswa mencari tahu jawaban perkalian dengan menggunakan kelereng yang telah dibagikan oleh guru menemukan. Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk menuliskan hasil diskusinya. c Kegiatan Penutup Guru memberikan refleksi pada siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan reflection. Siswa melakukan kegiatan mencongak soal perkalian secara lisan, yang dapat menjawab soal dengan cepat dan tepat dapat meninggalkan kelas terlebih dahulu. 2 Pertemuan 2 2 JP a Kegiatan Awal Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya kepada siswa mengenai materi perkalian dan pembagian yang telah dipejajarinya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Guru juga melakukan presensi dan kontrak belajar bersama siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b Kegiatan Inti Siswa kembali masuk dalam kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya masyarakat belajar. Guru menjelaskan kepada siswa tentang persoalan keseharian siswa yang dapat diselesaikan dengan operasi hitung pembagian. Setiap kelompok dibagikan media kelereng dan soal cerita pembagian kontruktivisme . Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk menuliskan pekerjaan hasil diskusinya. c Kegiatan Penutup Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah dibagikan guru authentic assessment . Setelah selesai mengerjakan evaluasi siklus II, siswa mengerjakan soal evaluasi akhir. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan reflection. c. Observasi Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan yang berfokus pada hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan melalui soal evaluasi yang diberikan kepada setiap siswa pada akhir siklus. Peneliti juga mengamati kemampuan berpikir kritis siswa melalui lembar kuesioner yang diberikan kepada masing-masing siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Refleksi Pada tahap ini Peneliti melakukan refleksi mengenai pengalaman kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran pada siklus II. Peneliti juga membandingkan hasil evaluasi dan observasi kemampuan berpikir kritis siswa setiap siklusnya untuk dapat menentukan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Kekurangan maupun kelebihan yang terdapat pada proses penelitian akan dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas guru pada masa mendatang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung.

0 1 232