Instrumen Penelitian Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpulan data dalam suatu penelitian, sehingga skala pengukuran instrumen dapat menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data yang dikemukakan oleh Siregar 2010: 138. Penelitian memiliki dua variabel, yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah soal tes, sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah kuesioner. Wawancara juga digunakan oleh peniliti untuk memperoleh informasi awal mengenai permasalahan yang ada dalam subyek penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data No Variabel Indikator Jenis Penilaian Instrumen Teknik Pengumpulan Data 1. Hasil belajar Rata-rata nilai kelas Tes Tes tertulis tipe esai Tes soal evaluasi Presentase jumlah siswa yang lulus KKM 2. Kemampuan berpikir kritis Presentase kemampuan berpikir kritis siswa Non tes Lembar kuisioner kemampuan berpikir kritis Kuisioner Berdasarkan tabel 3.1 peneliti melakukan penelitian terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran matematika kelas III dengan menggunakan pembelajaran kontekstual. Pada penelitian ini, peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan kuisioner untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa kelas III, sedangkan untuk melihat hasil belajar siswa, peneliti menggunakan soal tes yang diberikan pada siklus 1, siklus 2, dan evaluasi siklus 1 dan 2. Dari kedua hal tersebut, peneliti berharap dapat mengetahui kemampuan siswa di awal sampai dengan akhir penelitian dan berharap hasil belajar serta berpikir siswa kelas III dapat meningkat. Berikut dijabarkan instrumen penelitian yang digunakan: 1. Lembar Kuisioner Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan dalam pengamatan kemampuan berpikir kritis yang peneliti ambil sebagian dari kutipan buku menurut Glaser dalam Fisher, 2008 :7 yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Berpikir Kritis No Indikator Berpikir Kritis Item Pernyataan Jumlah Favorabel Unfavorabel 1 Menganalisis argument 4, 5 12, 8 4 2 Mampu bertanya 14 10 2 3 Mampu menjawab pertanyaan 1 9 2 4 Memecahkan masalah 18, 3, 11 13, 16, 20 6 5 Membuat kesimpulan 6 15 2 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 2, 7 19, 17 4 Total 20 Pernyataan pada kuesioner terdiri dari pernyataan positif favorabel dan pernyataan negatif unfavorabel. Siswa memberikan checklist pada alternatif jawaban yang telah disediakan. Dengan ketentuan bahwa pada pernyataan positif apabila menyatakan Sangat Setuju SS diberi skor 5, Setuju S diberi skor 4, Ragu-Ragu R diberi skor 3, Tidak Setuju TS diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif apabila menyatakan Sangat Setuju SS diberi skor 1, Setuju S diberi skor 2, Ragu-Ragu R diberi skor 3, Tidak Setuju TS diberi skor 4, dan Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 5. Skor tersebut kemudian diubah menjadi nilai dengan skala huruf berdasarkan Patokan Acuan Penilaian PAP tipe I. Setelah peneliti memperoleh kisi-kisi, selanjutnya peneliti membuat indikator dari kemampuan berpikir kritis yang peneliti ambil sebagian dari kutipan buku menurut Glaser dalam Fisher, 2008 :7 yaitu sebagai berikut. Tabel 3.3 Indikator Berpikir Kritis Indikator Pernyataan Favorable Unfavorable Menganalisis argumen 1. Saya mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. 2. Saya dapat membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. 1. Saya langsung menerima pendapat dari teman tanpa mendiskusikan kebenaran jawabannya. 2. Saya mengalami kesulitan untuk membedakan pendapat teman yang benar dan yang salah. Mampu bertanya 1. Apabila merasa belum puas dengan sebuah jawaban, maka saya akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat saya paham. 1. Saya malas bertanya kepada guru, walaupun saya merasa belum paham. Mampu menjawab pertanyaan 1. Saya berusaha memikirkan kebenaran jawaban untuk menjawab pertanyaan dari guru. 1. Saya sekedar menjawab pertanyaan dari guru. Memecahkan masalah 1. Saya menyelesaikan permasalahan satuan jarak dan kecepatan dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang tepat. 2. Saya senang menyelesaikan permasalahan satuan jarak dan kecepatan yang menantang. 3. Saya dapat memilah pekerjaan yang harus dikerjakan lebih dahulu pada satuan jarak dan 1. Saya lebih senang menyelesaikan permasalahan satuan jarak dan kecepatan dengan jawaban yang telah disediakan. 2. Saya menghindari permasalahan satuan jarak dan kecepatan yang sulit ditemukan jawabannya. 3. Saya mengalami kesulitan untuk memilah pekerjaan yang harus dikerjakan kecepatan lebih dahulu pada satuan jarak dan kecepatan Membuat kesimpulan 1. Saya mampu membuat kesimpulan sendiri dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. 1. Saya mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bantuan guru. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 1. Sebelum mengumpulkan pekerjaan, saya mengoreksinya terlebih dahulu. 2. Saya menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. 1. Saya langsung mengumpukan pekerjaan tanpa mengoreksinya terlebih dahulu. 2. Saya sekedar menghitung kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh tanpa memeriksanya kembali. Tabel 3.3 dan 3.4 di atas menjelaskan bahwa kisi-kisi kuisioner dibagi ke dalam 6 indikator, setiap indikator memiliki 2 jenis pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable. Kuisioner tersebut diberikan kepada setiap siswa sebelum dan setelah melakukan tindakan. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui sejauh perkembangan kemampuan berpikir kritis siwa sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. 2. Tes Tertulis Teknik pengumpulan data hasil belajar matematika siswa pada penelitian ini menggunakan tes tertulis. Bentuk tes tertulis ini berupa soal uraian sebanyak 5 butir disetiap evaluasi dan 5 butir soal uraian gabungan siklus 1 dan siklus 2. Tes ini diberikan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar serta kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian dan pembagian. Kisi-kisi soal evaluasi pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3.4 kisi-kisi soal evaluasi No. Evaluasi Kompetensi Dasar Indikator No. Soal 1. 1 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. 1.3.1 Melakukan operasi hitung perkalian sederhana. 1, 2, 3, 4, 5 2. 1.3.2 Melakukan operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga. 3. 2 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. 1.3.1 Melakukan operasi hitung pembagian sederhana. 1, 2, 3, 4, 5 4. 1.3.2 Melakukan operasi hitung pembagian bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka. 5. Akhir 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. 1.3.1 Melakukan operasi hitung perkalian sederhana. 2, 3, 5 6. 1.3.2 Melakukan operasi hitung perkalian yang hasilnya bilangan tiga. 7. 1.3.1 Melakukan operasi hitung pembagian sederhana. 1, 4 8. 1.3.2 Melakukan operasi hitung pembagian yang hasilnya bilangan tiga. Siswa menuliskan jawaban pada lembar jawab menggunakan langkah- langkah matematika lengkap seperti, “diketahui”, “ditanyakan”, “Jawab” dan “jadi”. Tes tertulis tersebut dibuat berdasarkan kompetensi dasar, indikator, dan disertai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan oleh peneliti. 3. Pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara terhadap guru kelas dan para siswa IIIA SD Negeri Jongkang. Pedoman wawancara disusun agar mempermudah peneliti dalam melakukan wawancara sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan peneliti. Pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini. Tabel 3.5 Tabel Pedoman Wawancara No Garis Besar Pertanyaan Wawancara 1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di kelas IIIA? 2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III? 3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana dalam pembelajaran matematika? 4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran matematika? 5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika? 6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran matematika? 7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? 8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran matematika? 9 Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? 10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika?

G. Teknik Pengujian Instrumen

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung.

0 1 232