Tabel 3.19 menunjukkan indikator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Peneliti menentukan target persentase indikator
keberhasilan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Guru kelas menentukan persentase tersebut berdasarkan kondisi awal dan
kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
J. Jadwal Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jongkang pada semester ganjil tahun ajaran 20152016, dengan menyesuaikan jam pelajaran matematika.
Adapun waktu penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3.20 berikut ini.
Tabel 3.20 Jadwal penelitian
No. Kegiatan
Tahun ajaran 20152016 Juni
2015 Juli
2015 Agus.
2015 Sept.
2015 Okt.
2015 Nov.
2015 Mar.
2016 Apr.
2016 Mei.
2016 1.
Mengurus perizinan 2.
Penyusunan dan pengajuan proposal
skripsi 3.
Membuat instrumen penelitian
4. Melakukan wawancara
5. Membuat RPP
6. Pelaksanaan tindakan:
a. Siklus I
b. Siklus II
7. Pengolahan data hasil
penelitian 8.
Penyelesaian perlengkapan
penelitian dan revisi 9.
Ujian skripsi 10.
Revisi akhir
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, terdapat dua pokok bahasan yang akan dibahas. Peneliti akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang
dilakukan. A.
Hasil Penelitian
Peneilian dengan judul “peningkatan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IIIA SD Negeri Jongkang pada materi perkalian dan pembagian melalui model
pembelajaran kontekstual” yang telah dilaksanakan pada 5 Oktober
– 15 Oktober 2015 didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan
dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jp 2 × 35 menit tiap pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. a.
Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 × 35 menit pada setiap pertemuannya. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 dan 8 Oktober 2015.
1 Perencanaan
Tahap pertama yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian mengenai peningkatan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika materi perkalian dan pembagian kelas IIIA SD Negeri Jongkang adalah meminta ijin untuk melakukan
penelitian kepada kepala sekolah dan guru kelas IIIA. Tahapan penelitian dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan guru
kelas IIIA untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian. Tahap selanjutnya peneliti mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan sebelumnya yaitu: Standar kompetensi 1. melakukan operasi hitung
bilangan sampai tiga angka dengan kompetensi dasar 1.3 melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian tiga
angka. Selanjutnya peneliti membuat perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan lembar evaluasi siklus I. Selain
itu peneliti juga menyusun kuesioner berpikir kritis matematika. 2
Pelaksanaan Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan mempunyai alokasi waktu yaitu 2JP 2 × 35 menit.
a Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari
Senin 5 Oktober 2015. Pada siklus I pertemuan pertama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk pembahasan materi mengenai perkalian. Pada pertemuan pertama proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan model
pembelajaran kontekstual.
Seperti layaknya karakteristik model pembelajaran kontekstual maka
pada pembelajaran ini mengandung 7 komponen yang secara tidak langsung diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.
ketujuh komponen tersebut yaitu siswa dijelaskan mengenai materi perkalian dan pembagian melalui lagu dan permainan
happy clap contructivism, langkah selanjutnya siswa
melakukan operasi hitung perkalian dengan menggunakan media kelereng modeling, kemudian siswa dan guru
melakukan tanya jawab seputar materi yang dipelajari questioning, setelah memahami materi, siswa juga melakukan
diskusi terhadap permasalahan yang diberikan guru community learning
. Ketika melakukan diskusi, siswa berusaha mencari penyelesaian dari permasalahan yang diberikan guru inquiry.
Sebelum pembelajaran diakhiri, siswa mengerjakan soal yang telah disiapkan oleh guru authentic assessment. Kegiatan
diakhiri dengan melakukan refleksi bersama guru mengenai pembelajaran yang telah dilakukan reflection.
b Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 8 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2 JP 2 × 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menit. Pertemuan kedua membahas mengenai materi
pembagian. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu guru menjelaskan materi mengenai pembagian contructivism.
selanjutnya guru memberi contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian dan kemudian menggunakan media
kelereng sebagai alat bantu memecahkan masalah tersebut modeling, sebelum melanjutkan kegiatan, guru dan siswa
melakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dipahami siswa questioning. Selanjutnya siswa dibagi ke dalam
kelompok kecil untuk berdiskusi community learning. Ketika berdiskusi,
siswa mencari
cara penyelesaian
terhadap permasalahan yang diberikan guru inquiry. Sebelum
melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan reflection, siswa terlebih dahulu mengerjakan soal
evaluasi siklus I yang berjumlah 5 soal uraian authentic assessment
. 3
Pengamatan Pengamatan atau observasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA SD Negeri Jongkang selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
kemampuan berpikir kritis tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Adapun indikator kemampuan berpikir kritis yang
digunakan oleh peneliti dalam melakukan observasi yaitu: 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenal masalah, 2 menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, 3 mengumpulkan dan
menyusun informasi yang diperlukan, 4 menganalisis data, dan 5 menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan. Proses observasi dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing siswa dengan melihat tingkah laku siswa
berdasarkan indikator yang diamati. 4
Refleksi Setelah menyelesaikan proses pada siklus I peneliti melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan pertama semua siswa sangat antusias dan bersemangat mengikuti
pembelajaran karena peneliti membuka pembelajaran dengan bernyanyi bersama-sama. Kegiatan berlangsung lancar namun ada
beberapa kendala yang dialami oleh peneliti. Kendala yang dialami peneliti ialah ketika mencontohkan cara menggunakan media
kelereng sebagai alat bantu hitung. Pada saat proses pencontohan penggunaan media kelereng, banyak siswa
yang tertarik menggunakannya dan akhirnya situasi sempat tidak kondusif karena
ada beberapa siswa yang berdiri maju mendekati peneliti. Selain permasalahan ketika proses penyampaian penggunaan media,
peneliti juga mengalami kesulitan ketika melakukan penyampaian materi karena terdapat beberapa siswa yang kurang cepat dalam
memahami materi dan cenderung malas untuk mencoba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pertemuan kedua, semua kejadian dan pengalaman yang terjadi pada siklus pertama dijadikan masukan oleh peneliti sehingga
proses penelitian diluar penyampaian materi berjalan lancar. Peneliti mengalami kesulitan dalam penyampaian materi karena sebagian
siswa tidak memahami cara penghitungan dasar materi tersebut. Sebagai solusi atas kebingungan tersebut, peneliti harus menjelaskan
materi penghitungan dasar pembagian secara berulang sampai seluruh siswa memahaminya.
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai pada hari Senin, 12 Oktober 2015 dan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. Penelitian siklus
II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu 2 JP 2 × 35 menit pada tiap pertemuannya.
1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala keperluan dalam proses pelaksanaan tindakan pada siklus II.
Persiapan tersebut meliputi silabus, RPP, LKS, soal evaluasi siklus II, dan media yang diperlukan yaitu kelereng.
2 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua pertemuan. Alokasi waktu pada masing-masing
pertemuan yaitu 2 JP 2 × 35 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari
Senin, 12 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2 JP 2 × 35 menit. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama adalah
Perkalian. Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus I adalah dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual yang memiliki karakteristik 1 contructivism
, 2 modeling, 3 community learning, 4 inquiry
, 5 questioning, 6 authentic assessment, dan 7 reflection
. Kegiatan pertamayang dilakukan pada pertemuan pertama ini yaitu guru mengulang materi perkalian terlebih
dahulu untuk menyegarkan ingatan siswa mengenai konsep perkalian contructivism. selanjutnya guru menjelaskan materi
pembagian dengan menggunakan media kelereng, dan melakukan hitung perkalian menggunakan cara bersusun ke
bawah modeling, setelah siswa paham mengenai konsep perkalian, siswa dibagi dalam kelompok diskusi community
learning . Ketika berdiskusi, siswa dituntut untuk menemukan
cara penyelesaian dari permasalahan yang telah diberikan guru inquiry. Siswa dan guru juga melakukan tanya jawab seputar
materi perkalian agar siswa lebih memahami materi questioning.
Sebelum pembelajaran
berakhir, siswa
mengerjakan kuis yang telah disiapkan oleh guru sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan penilaian authentic assessment. Kemudian siswa dan guru melakukan refleksi bersama mengenai proses
pembelajaran yang telah dilakukan reflection.
b Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 15
Oktober 2015 dengan alokasi waktu 2 JP 2 ×35 menit. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua siklus II yaitu pembagian.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yaitu guru
terlebih dahulu mengulang materi mengenai pembagian untuk mengulang ingatan siswa contructivism, selanjutnya guru
menjelaskan materi pembagian dengan menggunakan media kelereng, dan melakukan hitung pembagian menggunakan cara
bersusun ke bawah modeling. Guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dipahami siswa
questioning. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil untuk melakukan diskusi community
learning . Guru memberikan beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan pembagian pada masing-masing kelompok untuk dicari cara penyelesaiannya inquiry. Setelah seluruh
siswa paham terhadap materi pembagian, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II dan soal evaluasi akhir yang terdiri dari 5
soal uraian pada masing-masing evaluasi authentic assessment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah pembelajaran berakhir, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan
reflection. 3
Pengamatan Pengamatan observasi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA SD Negeri Jongkang selama mengikuti pembelajaran. Observasi kemampuan berpikir
kritis dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam observasi ini
yaitu: 1 mengenal masalah, 2 menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, 3 mengumpulkan dan
menyusun informasi yang diperlukan, 4 menganalisis data, dan 5 menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan. Proses observasi ini dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing siswa dengan melihat tingkah laku siswa
berdasarkan indikator yang diamati. 4
Refleksi Setelah siklus II berakhir, peneliti melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran selama penelitian. Siswa mulai terbiasa dengan suasana kelas dan situasi jauh lebih kondusif jika
dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada siklus II ini, siswa juga aktif melakukan tanya jawab bersama dengan guru.
Beberapa siswa tidak segan bertanya jika memang ada materi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum dipahami. Situasi dalam kelas seketika menjadi dramatis karena hari tersebut adalah hari terakhir peneliti melakukan
penelitian. 2.
Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari nilai ulangan siswa
kelas IIIA satu tahun sebelumnya pada tahun pelajaran 20142015 dengan KKM 65. Hasil belajar siswa kelas IIIA dilihat rata-rata, nilai tertinggi,
nilai terendah, presentase siswa tuntas dan presentase siswa tidak tuntas pada tahun 20142015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Kelas IIIA Tahun Pelajaran 20142015
Keterangan Hasil
Rata – rata
66,09 Nilai Tertinggi
93 Nilai Terendah
30 Presentase Siswa Tuntas
71,43 Presentase Siswa Tidak Tuntas
28,57
Berdasarkan tabel 4.1 nilai rata-rata hasil ulangan matematika pada materi perkalian dan pembagian tahun ajaran 20142015 diperoleh rata-
rata sebesar 66,09 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 30. Persentase siswa tuntas sebesar 71,43 dan persentase siswa tidak tuntas
sebesar 28,57. Tabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di
akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 68 dengan mempertimbangkan masukan dari guru kelas. Data hasil belajar kognitif
siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, sedangkan nilai terendah pada evaluasi ini adalah 55.
Jumlah nilai keseluruhan siswa yaitu 2029 dengan rata-rata kelas 69,96. Persentase ketuntasan KKM sebesar 58,62 17 siswa. Sejumlah 12 dari
29 siswa belum dapat mencapai KKM yang diharapkan, sehingga persentase ketidaktuntasan mencapai 41,38. Data selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 7. Setelah melakukan diskusi bersama dengan guru kelas, peneliti
mencoba menaikkan KKM. Nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus II mempunyai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu sebesar 70. Data
hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
Jumlah Siswa 29
Jumlah Nilai 2370
Rata –rata
81,72 Nilai Tertinggi
100 Nilai Terendah
40 Persentase Siswa Tuntas
79,31 23 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas
20,69 6 siswa
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dapat dicapai adalah 100, sedangkan nilai terendah pada evaluasi ini adalah 55.
Jumlah nilai keseluruhan siswa yaitu 2370 dengan rata-rata kelas 81,72. Persentase ketuntasan KKM sebesar 79,31 23 siswa. Sejumlah 6 dari
Jumlah siswa 29
Jumlah nilai 2029
Rata –rata
69,96 Nilai Tertinggi
100 Nilai Terendah
16 Persentase Siswa Tuntas
58,62 17 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas
41,38 12 siswa
29 siswa belum dapat mencapai KKM yang diharapkan, sehingga persentase ketidaktuntasan mencapai 20,69. Data selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 8. Selanjutnya peneliti memberikan evaluasi akhir yaitu evaluasi
gabungan dari siklus I dan siklus II untuk melihat hasil belajar siswa keseluruhan. Pada evaluasi akhir ini peneliti KKM yang digunakan adalah
75. Data hasil belajar evaluasi siklus akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Nilai Evaluasi Akhir
Jumlah Siswa 29
Jumlah Nilai 2565
Rata –rata
88,69 Nilai Tertinggi
100 Nilai Terendah
56 Persentase Siswa Tuntas
93,1 27 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas
6,9 2 siswa
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah yaitu 56. Pada evaluasi akhir ini terjadi kenaikan rata-
rata menjadi 88,69. Dengan persentase KKM mencapai 93,1. Terdapat seorang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil nilai
tersebut, target akhir nilai rata-rata kelas yaitu 75 telah tercapai karena pada evaluasi akhir ini rata-rata yang diperoleh adalah 88,69. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10. Pada penelitian ini, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari
perbandingan kondisi awal, hasil evaluasi siklus I, evaluasi siklus II dan evaluasi akhir. Perbandingan kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5
halaman 77. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Siswa
No Indikator
Kondisi Awal
Evaluasi Siklus I
Evaluasi Siklus II
Evaluasi Akhir
1. Nilai rata-rata
kelas 66,09
69,96 81,72
88,69 2.
Presentase ketercapaian
KKM 71,43
58,62 79,31
93,1
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal yang diperoleh dari data hasil belajar dua tahun sebelumnya
pada materi yang sama menunjukkan presentase ketercapaian KKM 65 sebesar 71,43 dengan nilai rata-rata kelas 66,09. Pada siklus I jumlah
presentase ketercapaian KKM 68 turun menjadi 58,62 namun rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 69,96. Selanjutnya peneliti
melanjutkan penelitian ke siklus II yang ternyata persentase ketercapaian KKM 70 meningkat menjadi 79,31 dengan perolehan rata-rata kelas
81,72 dan pada evaluasi akhir peresentase ketercapaian KKM 75 meningkat menjadi 93,1 dengan rata-rata yang diperoleh 88,69. Untuk
lebih jelasnya akan dijabarkan melalui diagram berikut ini.
Gambar 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar
Gambar 4.1 merupakan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar
68 75
66.09 69.96
88.69
20 40
60 80
100
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II Target
Pencapaian
siswa adalah 66,09. Setelah dilakukan penelitian dengan memberikan soal evaluasi nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus I menjadi 69,96
dengan target nilai rata-rata 68, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 88,69 dengan target nilai rata-rata 75. Penetapan target
nilai rata-rata ini berdasarkan masukan dari guru dan dengan melihat kondisi hasil belajar siswa.
3. Berpikir Kritis
Kondisi awal keterampilan berpikir kritis matematika siswa didapatkan dari kuesioner yang diberikan sebelum pembelajaran
berlangsung, pada hari Senin, 5 Oktober 2015. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata
pelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian. Peneliti menyajikan data kondisi awal kemampuan berpikir kritis setiap siswa
untuk setiap indikatornya sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 2
3 7
10
1. Siswa 1
4 3
2 4
13
CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
3 2
4 2
11 TIDAK KRITIS
3. Siswa 3
3 4
4 3
14
CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
3 3
3 2
11 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
4 3
4 3
14
CUKUPKRITIS
7. Siswa 7
3 4
2 4
13
CUKUPKRITIS
8. Siswa 8
4 3
2 3
12 TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
4 3
3 3
13
CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
11. Siswa 11
4 3
4 4
15
CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
3 4
2 3
12 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
3 4
3 3
13
CUKUP KRITIS
14. Siswa 14
4 4
3 4
15
CUKUPKRITIS
15. Siswa 15
4 3
3 3
13
CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
3 3
3 4
13
CUKUPKRITIS
17. Siswa 17
3 4
3 3
13
CUKUPKRITIS
18. Siswa 18
3 3
2 4
12 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
2 2
3 4
11 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
2 2
3 4
11 TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
2 4
4 3
13
CUKUPKRITIS
22. Siswa 22
3 2
4 4
13
CUKUPKRITIS
23. Siswa 23
2 2
4 3
11 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
4 2
4 2
12 TIDAK KRITIS
25. Siswa 25
3 4
3 3
13
CUKUPKRITIS
26. Siswa 26
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
2 3
3 3
11 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
4 3
2 4
13
CUKUPKRITIS
29. Siswa 29
3 3
2 4
12 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 363
Rata-rata Skor Kelas 12,52
Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
62,6 Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 15
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 51,72
Berdasarkan tabel 4.6 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 51,72 atau 15 siswa dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 6
12
1. Siswa 1
3 3
6 TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
3 2
5 TIDAK KRITIS
3. Siswa 3
2 4
6 TIDAK KRITIS
4. Siswa 4
2 3
5 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
2 3
5 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
3 3
6 TIDAK KRITIS
7. Siswa 7
1 4
5 TIDAK KRITIS
8. Siswa 8
2 4
6 TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
3 3
6 TIDAK KRITIS
10. Siswa 10
4 2
6 TIDAK KRITIS
11. Siswa 11
3 2
5 TIDAK KRITIS
12. Siswa 12
3 2
5 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
4 2
6 TIDAK KRITIS
14. Siswa 14
3 4
7
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
2 3
5 TIDAK KRITIS
16. Siswa 16
2 4
6 TIDAK KRITIS
17. Siswa 17
2 3
5 TIDAK KRITIS
18. Siswa 18
2 4
6 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
2 3
5 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
4 1
5 TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
4 2
6 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
3 2
5 TIDAK KRITIS
23. Siswa 23
2 3
6 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
3 4
7
CUKUP KRITIS
25. Siswa 25
3 4
6 TIDAK KRITIS
26. Siswa 26
1 3
4 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
2 4
6 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
2 3
5 TIDAK KRITIS
29. Siswa 29
2 3
5 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 161
Rata-rata Skor Kelas 5,56
Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
55,6 Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 2
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 6,9
Berdasarkan tabel 4.7 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 6,9 atau 2 dari 29 jumlah siswa seluruhnya.
Tabel 4.8 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 1
9
1. Siswa 1
2 2
4 SANGAT TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
2 3
5 TIDAK KRITIS
3. Siswa 3
3 2
5 TIDAK KRITIS
4. Siswa 4
2 3
5 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
2 2
4 SANGAT TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
3 3
6 TIDAK KRITIS
7. Siswa 7
3 2
5 TIDAK KRITIS
8. Siswa 8
1 4
5 TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
4 1
5 TIDAK KRITIS
10. Siswa 10
3 3
6 TIDAK KRITIS
11. Siswa 11
2 3
5 TIDAK KRITIS
12. Siswa 12
1 4
5 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
3 3
6 TIDAK KRITIS
14. Siswa 14
3 4
7
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
3 2
5 TIDAK KRITIS
16. Siswa 16
2 3
5 TIDAK KRITIS
17. Siswa 17
3 3
6 TIDAK KRITIS
18. Siswa 18
2 3
5 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
5 1
6 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
3 1
4 SANGAT TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
3 2
5 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
2 3
5 TIDAK KRITIS
23. Siswa 23
4 2
6 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
4 1
5 TIDAK KRITIS
25. Siswa 25
4 1
5 TIDAK KRITIS
26. Siswa 26
2 3
5 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
2 4
6 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
2 3
5 TIDAK KRITIS
29. Siswa 29
2 3
5 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 161
Rata-rata Skor Kelas 5,56
Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
55,6 Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 1
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
3,45
Berdasarkan tabel 4.8 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 3,45 atau 1 siswa dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 4
5 13
14 16
18
1. Siswa 1
2 3
2 3
3 4
17 TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
3 2
2 3
3 3
16 TIDAK KRITIS
3. Siswa 3
2 2
3 3
4 3
17 TIDAK KRITIS
4. Siswa 4
2 2
3 2
4 3
16 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
2 2
3 4
2 3
16 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
3 2
4 3
2 3
17 TIDAK KRITIS
7. Siswa 7
2 3
4 2
4 2
17 TIDAK KRITIS
8. Siswa 8
3 2
4 1
3 4
17 TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
2 3
3 3
2 3
16 TIDAK KRITIS
10. Siswa 10
4 3
4 3
2 4
20
CUKUP KRITIS
11. Siswa 11
2 3
3 3
3 2
16 TIDAK KRITIS
12. Siswa 12
3 3
2 2
4 3
17 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
3 2
3 4
2 2
16 TIDAK KRITIS
14. Siswa 14
4 3
3 4
4 4
22
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
3 3
4 4
3 3
20
CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
3 2
4 3
4 3
19
CUKUP KRITIS
17. Siswa 17
2 4
3 2
2 3
16 TIDAK KRITIS
18. Siswa 18
4 2
4 2
2 3
17 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
4 4
2 2
3 2
17 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
3 3
4 2
2 2
16 TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
2 3
2 4
2 3
16 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
2 2
3 4
2 3
16 TIDAK KRITIS
23. Siswa 23
3 2
3 2
4 3
17 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
3 2
3 4
2 2
16 TIDAK KRITIS
25. Siswa 25
3 2
3 2
4 4
18 TIDAK KRITIS
26. Siswa 26
3 4
3 2
2 2
16 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
3 3
4 2
3 2
17 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
3 3
3 3
2 3
17 TIDAK KRITIS
29. Siswa 29
3 2
3 3
3 2
16 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 494
Rata-rata Skor Kelas 17,03
Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
56,76 Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 4
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 13,79
Berdasarkan tabel 4.9 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 13,79 atau 4 dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.10 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 11
17
1. Siswa 1
3 2
5 TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
2 2
4 SANGAT TIDAK KRITIS
3. Siswa 3
3 3
6 TIDAK KRITIS
4. Siswa 4
4 2
6 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
2 3
5 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
2 4
6 TIDAK KRITIS
7. Siswa 7
2 3
5 TIDAK KRITIS
8. Siswa 8
3 1
4 SANGAT TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
1 3
4 SANGAT TIDAK KRITIS
10. Siswa 10
2 3
5 TIDAK KRITIS
11. Siswa 11
2 4
6 TIDAK KRITIS
12. Siswa 12
2 4
5 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
2 4
6 TIDAK KRITIS
14. Siswa 14
4 3
7
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
2 4
6 TIDAK KRITIS
16. Siswa 16
3 2
5 TIDAK KRITIS
17. Siswa 17
3 3
6 TIDAK KRITIS
18. Siswa 18
2 3
5 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
2 3
5 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
2 4
6 TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
4 2
6 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
2 3
5 TIDAK KRITIS
23. Siswa 23
2 3
5 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
3 2
5 TIDAK KRITIS
25. Siswa 25
2 3
5 TIDAK KRITIS
26. Siswa 26
3 2
5 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
3 3
6 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
3 4
7
CUKUP KRITIS
29. Siswa 29
2 4
6 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 157
Rata-rata Skor Kelas 5, 41
Sangat Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
54,1 Sangat Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 2
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 6,9
Berdasarkan tabel 4.10 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 6,9 atau 2 siswa dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 8
15 19
20
1. Siswa 1
3 4
3 2
12 TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
4 3
4 3
14
CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
3 4
3 4
14
CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
4 2
4 2
12 TIDAK KRITIS
5. Siswa 5
2 3
2 4
11 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
4 2
4 2
12 TIDAK KRITIS
7. Siswa 7
2 2
4 4
12 TIDAK KRITIS
8. Siswa 8
3 2
3 3
11 TIDAK KRITIS
9. Siswa 9
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
10. Siswa 10
3 2
3 4
12 TIDAK KRITIS
11. Siswa 11
3 2
2 4
11 TIDAK KRITIS
12. Siswa 12
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
13. Siswa 13
4 3
3 4
14
CUKUP KRITIS
14. Siswa 14
4 3
4 4
15
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
3 4
2 3
12 TIDAK KRITIS
16. Siswa 16
3 2
3 4
12 TIDAK KRITIS
17. Siswa 17
3 3
2 3
11 TIDAK KRITIS
18. Siswa 18
3 2
3 3
11 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
3 3
2 2
10 SANGAT TIDAK KRITIS
21. Siswa 21
3 3
3 2
11 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
23. Siswa 23
2 3
3 3
11 TIDAK KRITIS
24. Siswa 24
3 2
4 3
12 TIDAK KRITIS
25. Siswa 25
3 2
3 3
11 TIDAK KRITIS
26. Siswa 26
3 2
3 4
12 TIDAK KRITIS
27. Siswa 27
2 3
2 4
11 TIDAK KRITIS
28. Siswa 28
2 3
4 3
12 TIDAK KRITIS
29. Siswa 29
3 3
3 3
12 TIDAK KRITIS
Jumlah Skor Kelas 346
Rata-rata Skor Kelas 11,93
Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas
59,65 Tidak Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 4
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 13,79
Berdasarkan tabel 4.11 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 13,79 atau 4 siswa dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. Skor yang diperoleh untuk keseluruhan indikator pada kondisi awal
dapat dilihat pada tabel di halaman selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.12 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal
Nama Siswa
Indikator Jumlah
Keterangan 1
2 3
4 5
6
Siswa 1 13
6 4
17 5
12 57
Tidak Kritis Siswa 2
11 5
5 16
4 14
55 Tidak Kritis
Siswa 3 14
6 5
17 6
14 62
Tidak Kritis Siswa 4
12 5
5 16
6 12
56 Tidak Kritis
Siswa 5 11
5 4
16 5
11 52
Tidak Kritis Siswa 6
14 6
6 17
6 12
61 Tidak Kritis
Siswa 7 13
5 5
17 5
12 57
Tidak Kritis Siswa 8
12 6
5 17
4 11
55 Tidak Kritis
Siswa 9 13
6 5
16 4
12 56
Tidak Kritis Siswa 10
12 6
6 20
5 12
61 Tidak Kritis
Siswa 11 15
5 5
16 6
11 58
Tidak Kritis Siswa 12
12 5
5 17
5 12
56 Tidak Kritis
Siswa 13 13
6 6
16 6
14 61
Tidak Kritis Siswa 14
15 7
7 22
7 15
73 Cukup Kritis
Siswa 15 13
5 5
20 6
12 61
Tidak Kritis Siswa 16
13 6
5 19
5 12
60 Tidak Kritis
Siswa 17 13
5 6
16 6
11 57
Tidak Kritis Siswa 18
12 6
5 17
5 11
56 Tidak Kritis
Siswa 19 11
5 6
17 5
12 56
Tidak Kritis Siswa 20
11 5
4 16
6 10
52 Tidak Kritis
Siswa 21 13
6 5
16 6
11 57
Tidak Kritis Siswa 22
13 5
5 16
5 12
56 Tidak Kritis
Siswa 23 11
6 6
17 5
11 56
Tidak Kritis Siswa 24
12 7
5 16
5 12
57 Tidak Kritis
Siswa 25 13
6 5
18 5
11 58
Tidak Kritis Siswa 26
12 4
5 16
5 12
54 Tidak Kritis
Siswa 27 11
6 6
17 6
11 57
Tidak Kritis Siswa 28
13 5
5 17
7 12
59 Tidak Kritis
Siswa 29 12
5 5
16 6
12 56
Tidak Kritis Jumlah Skor Kelas
1672 Rata-rata Skor Kelas
57,65 Tidak Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 57,65
Tidak Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis
1 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
3,45
Berdasarkan tabel 4.12 dengan dasar kriteria tabel 3.6 telah diperoleh untuk keseluruhan indikator seorang siswa dengan kriteria cukup
kritis dengan persentase jumlah minimal cukup kritis sebesar 3,45 dan nilai rata-rata kelas 57,65 dengan kriteria tidak kritis.
Berdasarkan uraian tabel diatas peneliti merangkum skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa untuk kondisi awal sebagai berikut.
Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis
No Indikator Berpikir Kritis
Skor Rata-rata yang dicapai
Nilai Kriteria
Berpikir Kritis
Persentase 1.
Menganalisis argument 12,52
62,6
51,72
2. Mampu bertanya
5,55 55,5
6,9
3. Mampu menjawab pertanyaan
5,21 52,1
3,45
4. Memecahkan masalah
17,03 56,76
13,79
5. Membuat kesimpulan
5,41 54,1
6,9
6. Ketrampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan 11,93
59,65
13,79
Keseluruhan 57,65
57,65
3,45
Berdasarkan tabel 4.13 data kondisi awal kemampuan berpikir kritis untuk indikator menganalisis argumen sebesar 12,52, mampu
bertanya sebesar 5,55, mampu menjawab pertanyaan sebesar 5,21, memecahkan masalah sebesar 17,03, membuat kesimpulan sebesar 5,41
dan yang terakhir keterampilan mengevaluasi dam menilai hasil dari pengamatan adalah sebesar 11,93. Data kondisi awal kemampuan berpikir
kritis lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil kuesioner
yang telah dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran pada siklus II selesai. Skor rata-rata untuk setiap indikator sebagai berikut.
Tabel 4.14 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 2
3 7
10
1. Siswa 1
3 2
4 4
13
CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
5 4
4 3
16
KRITIS
3. Siswa 3
4 3
3 3
13
CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
5 5
3 3
16
KRITIS
5. Siswa 5
5 3
5 3
16
KRITIS
6. Siswa 6
4 2
4 4
14
CUKUP KRITIS
7. Siswa 7
5 4
4 4
17
KRITIS
8. Siswa 8
3 4
2 4
13
CUKUP KRITIS
9. Siswa 9
4 5
4 3
16
KRITIS
10. Siswa 10
4 4
4 4
16
KRITIS
11. Siswa 11
3 2
4 4
13
CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
5 5
2 4
16
KRITIS
13. Siswa 13
2 4
4 3
13
CUKUP KRITIS
14. Siswa 14
5 4
5 3
17
KRITIS
15. Siswa 15
3 3
4 3
13
CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
5 3
4 4
16
KRITIS
17. Siswa 17
3 4
3 3
13
CUKUP KRITIS
18. Siswa 18
3 4
4 3
14
CUKUP KRITIS
19. Siswa 19
3 3
4 3
13
CUKUP KRITIS
20. Siswa 20
4 4
5 4
17
KRITIS
21. Siswa 21
4 4
4 4
16
KRITIS
22. Siswa 22
4 5
4 4
17
KRITIS
23. Siswa 23
4 3
3 4
14
CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
3 5
4 4
16
KRITIS
25. Siswa 25
3 4
5 4
16
KRITIS
26. Siswa 26
4 5
4 4
17
KRITIS
27. Siswa 27
4 4
4 4
16
KRITIS
28. Siswa 28
3 5
5 3
16
KRITIS
29. Siswa 29
4 4
3 4
16
KRITIS
Jumlah Skor Kelas 439
Rata-rata Skor Kelas 15,14
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 75,7
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 29
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 100
Berdasarkan tabel 4.14 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis adalah sebesar 100 atau jumlah siswa seluruhnya.
Tabel 4.15 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Setiap siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 6
12
1. Siswa 1
3 3
6 TIDAK KRITIS
2. Siswa 2
3 4
7
CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
4 4
8
KRITIS
4. Siswa 4
3 4
7
CUKUP KRITIS
5. Siswa 5
2 4
6 TIDAK KRITIS
6. Siswa 6
4 3
7
CUKUP KRITIS
7. Siswa 7
4 3
7
CUKUP KRITIS
8. Siswa 8
4 4
8
KRITIS
9. Siswa 9
4 3
7
CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
3 4
7
CUKUP KRITIS
11. Siswa 11
4 3
7
CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
4 4
8
KRITIS
13. Siswa 13
4 4
8
KRITIS
14. Siswa 14
3 4
7
CUKUP KRITIS
15. Siswa 15
5 3
8
KRITIS
16. Siswa 16
4 4
8
KRITIS
17. Siswa 17
4 4
8
KRITIS
18. Siswa 18
3 3
6 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
4 4
8
KRITIS
20. Siswa 20
4 3
7
CUKUP KRITIS
21. Siswa 21
3 3
6 TIDAK KRITIS
22. Siswa 22
4 3
7
CUKUP KRITIS
23. Siswa 23
3 4
7
CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
4 4
8
KRITIS
25. Siswa 25
3 4
7
CUKUP KRITIS
26. Siswa 26
3 4
7
CUKUP KRITIS
27. Siswa 27
4 4
8
KRITIS
28. Siswa 28
3 4
7
CUKUP KRITIS
29. Siswa 29
4 3
7
CUKUP KRITIS
Jumlah Skor Kelas 209
Rata-rata Skor Kelas 7,2
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 72
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 25
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 86,21
Berdasarkan tabel 4.15 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria
cukup kritis sebesar 86,21 atau 25 siswa dari 29 jumlah siswa seluruhnya.
Tabel 4.16 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 1
9
1. Siswa 1
3 4
7
CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
3 4
7 CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
3 4
7 CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
4 3
7 CUKUP KRITIS
5. Siswa 5
3 4
7
CUKUP KRITIS
6. Siswa 6
3 4
7 CUKUP KRITIS
7. Siswa 7
4 4
8 KRITIS
8. Siswa 8
4 4
8 KRITIS
9. Siswa 9
3 4
7
CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
4 4
8 KRITIS
11. Siswa 11
4 3
7 CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
3 4
7
CUKUP KRITIS
13. Siswa 13
4 4
8 KRITIS
14. Siswa 14
5 5
10 SANGAT KRITIS
15. Siswa 15
4 3
7 CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
4 4
8
KRITIS
17. Siswa 17
4 4
8 KRITIS
18. Siswa 18
3 3
6 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
2 4
6 TIDAK KRITIS
20. Siswa 20
3 4
7
CUKUP KRITIS
21. Siswa 21
3 4
7 CUKUP KRITIS
22. Siswa 22
3 4
7 CUKUP KRITIS
23. Siswa 23
3 4
7
CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
4 3
7 CUKUP KRITIS
25. Siswa 25
3 5
8 KRITIS
26. Siswa 26
4 3
7 CUKUP KRITIS
27. Siswa 27
3 4
7
CUKUP KRITIS
28. Siswa 28
3 4
7 CUKUP KRITIS
29. Siswa 29
4 3
7 CUKUP KRITIS
Jumlah Skor Kelas 211
Rata-rata Skor Kelas 7,28
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 72,8
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 27
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 93,1
Berdasarkan tabel 4.16 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 93,1 atau 27 siswa dari 29 siswa seluruhnya.
Tabel 4.17 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 4
5 13
14 16
18
1. Siswa 1
3 4
4 3
3 3
20 CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
3 3
4 4
4 3
21 CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
4 4
4 4
4 4
24 KRITIS
4. Siswa 4
5 3
4 4
4 4
24 KRITIS
5. Siswa 5
3 4
3 3
4 3
20 CUKUP KRITIS
6. Siswa 6
3 4
3 4
4 4
22 CUKUP KRITIS
7. Siswa 7
3 4
4 3
4 3
21 CUKUP KRITIS
8. Siswa 8
3 4
5 4
5 4
25 KRITIS
9. Siswa 9
4 4
4 4
3 3
22 CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
3 4
5 4
4 2
22
CUKUP KRITIS
11. Siswa 11
4 4
3 4
3 2
20
CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
3 4
4 3
4 3
21 CUKUP KRITIS
13. Siswa 13
4 4
4 5
4 4
25 KRITIS
14. Siswa 14
5 5
5 4
5 4
28 SANGAT KRITIS
15. Siswa 15
3 3
4 4
4 4
22 CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
4 3
4 3
4 3
21 CUKUP KRITIS
17. Siswa 17
4 4
3 4
4 4
23 CUKUP KRITIS
18. Siswa 18
3 3
4 3
4 3
20 CUKUP KRITIS
19. Siswa 19
5 5
4 4
4 4
26 KRITIS
20. Siswa 20
3 4
4 4
3 4
22 CUKUP KRITIS
21. Siswa 21
4 4
4 4
2 3
21 CUKUP KRITIS
22. Siswa 22
5 4
3 4
4 4
24 KRITIS
23. Siswa 23
3 4
3 4
4 4
22 CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
3 4
4 5
4 2
22 CUKUP KRITIS
25. Siswa 25
3 3
4 5
3 3
21 CUKUP KRITIS
26. Siswa 26
4 4
4 4
5 4
25 KRITIS
27. Siswa 27
3 4
4 4
4 3
22 CUKUP KRITIS
28. Siswa 28
4 4
4 5
5 4
26 KRITIS
29. Siswa 29
4 4
5 5
4 3
25 KRITIS
Jumlah Skor Kelas 785
Rata-rata Skor Kelas 22,65
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 75,5
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 29
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 100
Berdasarkan tabel 4.17 persentase siswa yang termasuk dalam
kriteria cukup kritis adalah sebesar 100 atau jumlah siswa seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 11
17
1. Siswa 1
3 4
7
CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
4 3
7 CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
3 4
7 CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
4 3
7 CUKUP KRITIS
5. Siswa 5
4 4
8
KRITIS
6. Siswa 6
4 4
8 KRITIS
7. Siswa 7
3 4
7 CUKUP KRITIS
8. Siswa 8
4 3
7 CUKUP KRITIS
9. Siswa 9
3 4
7
CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
3 3
7 CUKUP KRITIS
11. Siswa 11
4 3
7 CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
4 3
7
CUKUP KRITIS
13. Siswa 13
4 4
8 KRITIS
14. Siswa 14
3 5
8 KRITIS
15. Siswa 15
3 4
7 CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
4 4
8
KRITIS
17. Siswa 17
4 4
8 KRITIS
18. Siswa 18
3 3
6 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
3 4
7 CUKUP KRITIS
20. Siswa 20
4 4
8
KRITIS
21. Siswa 21
3 4
7 CUKUP KRITIS
22. Siswa 22
3 4
7 CUKUP KRITIS
23. Siswa 23
4 3
7
CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
4 3
7 CUKUP KRITIS
25. Siswa 25
4 3
7 CUKUP KRITIS
26. Siswa 26
5 2
7 CUKUP KRITIS
27. Siswa 27
5 3
8
KRITIS
28. Siswa 28
4 3
7 CUKUP KRITIS
29. Siswa 29
4 3
7 CUKUP KRITIS
Jumlah Skor Kelas 210
Rata-rata Skor Kelas 7,24
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 72,4
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 28
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 96,55
Berdasarkan tabel 4.18 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 96,55 atau 28 siswa dari 29 jumlah siswa
seluruhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No. Nama
Item Skor
Kriteria 8
15 19
20
1. Siswa 1
3 3
4 3
13
CUKUP KRITIS
2. Siswa 2
3 4
4 3
14 CUKUP KRITIS
3. Siswa 3
4 3
4 3
14 CUKUP KRITIS
4. Siswa 4
3 3
4 3
13 CUKUP KRITIS
5. Siswa 5
4 4
4 3
15
CUKUP KRITIS
6. Siswa 6
4 4
3 3
14 CUKUP KRITIS
7. Siswa 7
4 4
4 4
16 KRITIS
8. Siswa 8
4 4
5 4
17 KRITIS
9. Siswa 9
3 4
4 4
14
CUKUP KRITIS
10. Siswa 10
3 5
4 3
14 CUKUP KRITIS
11. Siswa 11
3 4
3 3
13 CUKUP KRITIS
12. Siswa 12
3 2
4 4
13
CUKUP KRITIS
13. Siswa 13
2 4
3 2
13 CUKUP KRITIS
14. Siswa 14
4 5
4 4
17 KRITIS
15. Siswa 15
4 3
4 3
14 CUKUP KRITIS
16. Siswa 16
4 5
2 3
14
CUKUP KRITIS
17. Siswa 17
3 5
2 3
13 CUKUP KRITIS
18. Siswa 18
3 3
3 2
11 TIDAK KRITIS
19. Siswa 19
3 3
3 4
13 CUKUP KRITIS
20. Siswa 20
4 4
4 4
16
KRITIS
21. Siswa 21
4 3
4 3
14 CUKUP KRITIS
22. Siswa 22
5 3
3 3
14 CUKUP KRITIS
23. Siswa 23
4 3
3 3
13
CUKUP KRITIS
24. Siswa 24
3 2
5 3
13 CUKUP KRITIS
25. Siswa 25
4 3
3 3
13 CUKUP KRITIS
26. Siswa 26
4 3
4 4
15 CUKUP KRITIS
27. Siswa 27
4 3
2 4
13
CUKUP KRITIS
28. Siswa 28
3 4
3 3
13 CUKUP KRITIS
29. Siswa 29
5 2
4 3
14 CUKUP KRITIS
Jumlah Skor Kelas 403
Rata-rata Skor Kelas 13,89
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 69,45
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 29
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 100
Berdasarkan tabel 4.19 persentase siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebesar 100 atau jumlah siswa seluruhnya.
Berdasarkan uraian tabel di atas peneliti merangkum skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa untuk kondisi akhir pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir
Nama Siswa Indikator
Jumlah Keterangan
1 2
3 4
5 6
Murid 1 13
6 7
20 7
13 66
Cukup Kritis
Murid 2 16
7 7
21 7
14 72
Cukup Kritis
Murid 3 13
8 7
24 7
14 73
Cukup Kritis
Murid 4 16
7 7
24 7
13 74
Cukup Kritis
Murid 5 16
6 7
20 8
15 72
Cukup Kritis
Murid 6 14
7 7
22 8
14 72
Cukup Kritis
Murid 7 17
7 8
21 7
16 76
Cukup Kritis
Murid 8 13
8 8
25 7
17 78
Cukup Kritis
Murid 9 16
7 7
22 7
14 73
Cukup Kritis
Murid 10 16
7 8
22 7
14 74
Cukup Kritis
Murid 11 13
7 7
20 7
13 67
Cukup Kritis
Murid 12 16
8 7
21 7
13 72
Cukup Kritis
Murid 13 13
8 8
25 8
13 75
Cukup Kritis
Murid 14 17
7 10
28 8
17 87
Cukup Kritis
Murid 15 13
8 7
22 7
14 71
Cukup Kritis
Murid 16 16
8 8
21 8
14 75
Cukup Kritis
Murid 17 13
8 8
23 8
13 73
Cukup Kritis
Murid 18 14
6 6
20 6
11 63
Tidak Kritis Murid 19
13 8
6 26
7 13
73 Cukup Kritis
Murid 20 17
7 7
22 8
16 77
Cukup Kritis
Murid 21 16
6 7
21 7
14 71
Cukup Kritis
Murid 22 17
7 7
24 7
14 76
Cukup Kritis
Murid 23 14
7 7
22 7
13 70
Cukup Kritis
Murid 24 16
8 7
22 7
13 73
Cukup Kritis
Murid 25 16
7 8
21 7
13 72
Cukup Kritis
Murid 26 17
7 7
25 7
15 78
Cukup Kritis
Murid 27 16
8 7
22 8
13 74
Cukup Kritis
Murid 28 16
7 7
26 7
13 76
Cukup Kritis
Murid 29 16
7 7
25 7
14 76
Cukup Kritis
Jumlah Skor Kelas 2129
Rata-rata Skor Kelas 73,41
Cukup Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 73,41
Cukup Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 28
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 96,55
Berdasarkan uraian tabel di atas, peneliti menghitung skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada akhir siklus II dengan hasil yang
dapat dilihat pada tabel 4.21 pada halaman 95. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.21 Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Akhir Siklus II
No Indikator Berpikir Kritis
Skor rata-rata yang dicapai
Nilai Kriteria
Berpikir Kritis
Persentase 1.
Menganalisis argument 15,14
75,7 100
2. Mampu bertanya
7,2 72
86,21 3.
Mampu menjawab pertanyaan 7,28
72,8 93,1
4. Memecahkan masalah
22,65 75,5
100 5.
Membuat kesimpulan 7,24
72,4 96,55
6. Ketrampilan
mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan 13,9
69,5 100
Keseluruhan 73,41
73,41 96,55
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA SD Negeri Jongkang sebelum dilakukan penelitian dengan sesudah dilakukan penelitian. Hal ini lebih
jelasnya akan dijabarkan dengan menggunakan diagram. Diagram peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Berdasarkan gambar di atas terjadi kenaikan nilai kemampuan berpikir kritis pada masing-masing indikatornya. Sebelum penelitian,
kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 didapatkan hasil nilai berpikir kritis sebesar 62,6. Pada kondisi akhir setelah penelitian, hasil nilai
62.6 55.5
52.1 56.76
54.1 59.65
57.65 75.7
72 72.8
75.5 72.4
69.5 73.41
10 20
30 40
50 60
70 80
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Keseluruhan Kondisi Awal
Kondisi Akhir
kemampuan berpikir kritis indikator 1 meningkat menjadi 75,7. Pada indikator 2, nilai kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dari kondisi
awal yaitu sebesar 55,5 meningkat menjadi 72. Indikator 3 meningkat dari 52,1 menjadi 72,8. Indikator 4 mengalami peningkatan dari 56,76 menjadi
75,5. Indikator 5 meningkat dari 54,1 menjadi 72,4. Indikator 6 mengalami peningkatan dari 59,65 meningkat menjadi 69,5.
B. Pembahasan