2006, yang pada teksnya terdapat leksia. Berdasarkan sifat representatifnya tanda pada teks novel tersebut diterjemahkan ke dalam struktur dasar elemen
literature fisik. Elemen tersebut adalah elemen yang digunakan mengidentifikasi hal yang akan dicari, sebelum melangkah ke tahap
interprestasi. Elemen-elemen dasar itu adalah latar belakang novel ini yaitu stereotype yang didapat oleh masyarakat TionghoaCina yang ada di
Indonesia yang keberadaan mereka dijadikan sebagai posisi kedua dan terdapat pelabelan negative mengenai Tionghoa yang telah lama berlangsung
hingga menimbulkan tindakan diskriminasi terhadap kaum Tionghoa. Sedangkan tema dari novel ini adalah sebuah perjalanan hidup peranakan
Tionghoa yang dilahirkan di Indonesia dengan diwarnai unsur stereotype Cina.
Peneliti berusaha mengungkapkan bagaimana penggambaran stereotype dalam novel “Dimsum Terakhir” karya Clara Ng.
3.3 Unit analisis
Penelitian ini menggunakan leksia dari Roland Barthes sebagai unit analisis. Leksia merupakan satuan bacaan tertentu dengan panjang pendek
bervariasi Kurniawan, 2001 : 93. Leksia ini dapat berupa satu dua kata, kelompok kata, beberapa kalimat atau beberapa paragraf dari teks novel
“Dimsum Terakhir” karya Clara Ng yang menunjukkan adanya unsur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ketidakadilan sosial dalam bentuk tindakan diskriminasi sesuai dengan subyek penelitian. Dengan adanya analisis naratif yang ditawarkan Barthes, maka
peneliti memilih untuk menggunakan analisis tersebut agar lebih mudah untuk menganalisis teks dalam novel “Dimsum Terakhir” karya Clara Ng.
3.4 Corpus Penelitian
Di dalam penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu pembahasan masalah yang disebut sebagai Corpus. Corpus merupakan sekumpulan bahan
terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis dengan semacam kesemenaan, Corpus haruslah cukup luas untuk memberi tanggapan
yang beralasan bahwa unsur-unsurnya akan memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan lengkap. Corpus juga bersifat sehomogen mungkin
Kurniawan, 2001 : 70. Corpus pada penelitian ini adalah leksia-leksia dalam teks novel
“Dimsum Terakhir” karya Clara Ng. Leksia yang menunjukkan adanya unsure-unsur stereotype Tionghoa pada novel ini, diantaranya:
1. “Sudah Cina, transgender pula. Mana yang lebih gawat dari
itu?Katanya, orang Cina di Indonesia mempunyai tiket gratis pergi ke neraka karena terlalu tertekan di Negara ini.”halaman
45
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. “Uuh, Mama juga sih Kenapa mau nerima barang bekas
segala. Kayak orang susah aja.”halamna 46 3.
“Mungkin karena aku kelihatan Cina banget, jadi santapan empuk bagi mereka semuaAkhirnya dia mau juga mengalah.
Tapi you know-lah, UUD gitu,,,ujung-ujungnya duit.”halaman 54
4. “Dasar Cina sialan. Sudah belagu, sok kaya, sok borjuis pula.
Itu benar-benar pelecehan kelas berat NdahMasa aku dibilang Cina sialan, Bayangkan, padahal aku sudah mau
mengalah,kasih duit. Yang menabrak siapa? Yang penyok mobil siapa? Semuanya kan aku yang tanggung.”halaman 55
5. “Waktu aku mau kasih duit, ada lagi yang kasih komentar di
belakangku. Dasar Cina pelit, kasih duit selalu sedikit.”halaman 55
6. “Tampang Cina tapi tidak mampu berbahasa Cina, sudah pasti
orang Indonesia. Itu sindiran baku yang tersebar dari mulut ke mulut di antara orang-orang Asia.Hanya orang-orang Cina di
Indonesia yang gagap berbahasa Cina.” halaman 86 7.
“Lagian, kalau aku meletakkan jabatanku sebagai pastor,apakah kamu yakin kita direstui menikah oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
papamu?Dari warna kulit saja kita sudah berbeda, apakah papa dan keluarga besarmu menerimaku?. Antonius Jawa dan Indah
Cina”.halaman 126 8.
“Banyak akhirnya yang menjadi lebih Indonesia daripada orang Indonesia asli. Tapi mereka tidak dianggap sebagai tuan
rumah di Negara kelahiran mereka sendiri.”halaman 134 9.
“ Amoy Ngapain nyanyi keras-keras…lu bukan orang Indonesia…Amoy, am-AAWWW” halaman 235
10. “ Orang Cina menyukai gunung karena gunung dianggap tempat yang kokoh untuk bersandar” halaman 341
3.5 Teknik Pengumpulan Data