memuncullkan pemahaman yang bersifat negative. Sehingga mampu menimbulkan adanya perlakuan yang berbeda. Namun masalah diskriminasi
yang timbul dari sebuah bentuk pelabelan atau stereotype itu, hanya sebagian kecil yang dihadapi mereka. Persoalan yang paling besar adalah dimana
mereka mencari jalan untuk menyisakan kenangan terindah disaat terakhir kebersamaan mereka bersama ayah mereka. Mulai dari menuruti keinginan
ayah mereka, agar keempatnya segera menikah, rosi yang harus jujur bahwa dirinya seorang lesbian karena dia merasa sebagai lelaki dalam tubuh
perempuan, Indah dengan janin di rahimnya tanpa seorang ayah dan Novera dalam masalahnya tanpa rahim dia bukan wanita seutuhnya.
Semua masalah pelik itu pun akhirnya berakhir, disaat kebersamaan mereka jalani bersama kejujuran, yang akhirnya pun mengantarkan ayah
mereka kembali ke nirwana yang tenang dan bahagia.
4.2 Penyajian dan Analisis Data
4.2.1 Penyajian Data
Penelitian ini menggunakan obyek sebuah novel”Dimsum Terakhir” karya Clara Ng yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
pada tahun 2006, khususnya pada teksnya terdapat leksia. . Berdasarkan sifat representatifnya tanda pada teks novel tersebut diterjemahkan ke dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
stuktur dasar elemen literature fisik. Elemen tersebut adalah elemen yang digunakan mengidentifikasi hal yang akan dicari, sebelum melangkah ke
tahap interpretasi. Elemen-elemen dasar itu adalah latar belakang novel Dimsum Terakhir yaitu adanya stereotype pada masayarakat keturunan
Tionghoa di Indonesia. Sedangkan tema dari novel ini adalah Perjuangan empat orang wanita keturunan Tionghoa dalam menghadapi berbagai masalah
hidup di jaman modern ini. Kisah tentang keturunan Tionghoa jaman inilah yang diangkat ke
dalam sebuah novel yang ditulis Clara Ng dan diterbitkan dengan judul Dimsum Terakhir pada Tahun 2006. Novel Dimsum Terakhir ini mengangkat
cerita keturunan Tionghoa dengan gaya berbeda dan lebih modern. Novel ini diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, dan menjadi salah satu novel
Clara Ng yang menjadi favorit di kalangan pembaca Indonesia. Corpus pada penelitian ini adalah teks novel Dimsum Terakhir karya
Clara Ng berupa leksia-leksia yang mengandung unsur stereotype pada etnis Tionghoa. Dalam teks novel Dimsum Terakhir karya Oka Rusmini, terdapat 9
leksia yang menunjukkan adanya bentuk stereotype Tionghoa : 1.
“Sudah Cina, transgender pula. Mana yang lebih gawat dari itu?Katanya, orang Cina di Indonesia mempunyai tiket gratis
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pergi ke neraka karena terlalu tertekan di Negara ini.”halaman 45
2. “Uuh, Mama juga sih Kenapa mau nerima barang bekas
segala. Kayak orang susah aja.”halaman 46 3.
“Mungkin karena aku kelihatan Cina banget, jadi santapan empuk bagi mereka semuaAkhirnya dia mau juga mengalah.
Tapi you know-lah, UUD gitu,,,ujung-ujungnya duit.”halaman 54
4. “Dasar Cina sialan. Sudah belagu, sok kaya, sok borjuis pula.
Itu benar-benar pelecehan kelas berat NdahMasa aku dibilang Cina sialan, Bayangkan, padahal aku sudah mau
mengalah,kasih duit. Yang menabrak siapa? Yang penyok mobil siapa? Semuanya kan aku yang tanggung.”halaman 55
5. “Waktu aku mau kasih duit, ada lagi yang kasih komentar di
belakangku. Dasar Cina pelit, kasih duit selalu sedikit.”halaman 55
6. “Tampang Cina tapi tidak mampu berbahasa Cina, sudah pasti
orang Indonesia. Itu sindiran baku yang tersebar dari mulut ke mulut di antara orang-orang Asia.Hanya orang-orang Cina di
Indonesia yang gagap berbahasa Cina.” halaman 86
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7. “Lagian, kalau aku meletakkan jabatanku sebagai
pastor,apakah kamu yakin kita direstui menikah oleh papamu?Dari warna kulit saja kita sudah berbeda, apakah papa
dan keluarga besarmu menerimaku?. Antonius Jawa dan Indah Cina”.halaman 126
8. “Banyak akhirnya yang menjadi lebih Indonesia daripada
orang Indonesia asli. Tapi mereka tidak dianggap sebagai tuan rumah di Negara kelahiran mereka sendiri.”halaman 134
9. “ Amoy Ngapain nyanyi keras-keras…lu bukan orang
Indonesia…Amoy, am-AAWWW” halaman 235 10.
“ Orang Cina menyukai gunung karena gunung dianggap tempat yang kokoh untuk bersandar” halaman 341
11. “Siska yakin, orang-orang miskin memang banyak yang
menderita di Negara ini…sama menderitanya seperti dia, orang-orang Cina keturunan.”halaman 232
4.2.2 Hasil Analisis Data